Garis-garis Besar Isi Proposal Kualitatif dan Kuantitatif Komunikasi

Jika sebuah penelitian mengedepankan dasar keingintahuan tentang permasalahan yang terjadi, hendaknya mampu berkolaborasi dengan informasi yang tersusun secara sistematis yang sudah barang tentu mengandung unsur solusi pada permasalahan tersebut..

Analisa Pembiayaan

Suatu proses analisis yang dilakukan oleh bank syariah unuk menilai suatu permohonan pembiayaan yang tela diajukan oleh calon nasabah. Dengan melakukan analisis permohonan pembiayaan, bank syariah akan memperoleh keyakinan bahwa proyek yang akan dibiayai layak (feasible)..

Perkembangan Ekonomi Islam di Dunia dan Indonesia

Dewasa ini kehidupan ekonomi telah menjadi standar kehidupan individu dan kolektif suatu negara-bangsa. Keunggulan suatu negara diukur berdasarkan tingkat kemajuan ekonominya. Ukuran derajat keberhasilanmenjadi sangat materialistk. Oleh karena itu, ilmu ekonomi menjadi amat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Namun demikian, pakar ilmu ekonomi sekaliber Masrhal menyatakan bahwa kehdiupan dunia ini dikendalikan oleh dua kekuatan besar; ekonomi dan keimanan (agama), hanya saja kekuatan ekonomi lebih kuat pengaruhnya daripada agama..

Pasar Monopolistik

Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Semua unsuryang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar mulai dari unsur produksi, distribusi,ataupun unsur konsumsi..

Tafsir Ayat Ekonomi

Agama Islam mengharuskan setiap pemeluknya memiliki hati dan perasaan yang mawas dan kuat, dengan hati yang mawas dan kuat semua hak-hak Allah dan hak-hak manusia dapat dipelihara dengan baik, semua amal perbuatan dapat dijauhkan dari sikap ekstrim dan memudah-mudahkan. Karena itulah agama Islam ini mewajibkan setiap muslim memiliki sifat dapat dipercaya (amanah)..

Music

Wednesday, 17 October 2012

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia



A. Pengertian MSDM
            Serangkaian keputusan untuk mengelola hubungan ketenagakerjaan (calon pegawai, pegawai & pensiunan) secara optimal mulai dari rekruitmen, seleksi, penempatan, pemeliharaan (kompensasi &kesejahteraan) dan pengembangan, (karir,  pendidikan &  pelatihan ) serta terminasi, untuk mencapai tujuan organisasi (memelihara dan meningkatkan performansi).
            Pendapat para tokoh :
R Wayne Mondy :Pendayagunaan individu untuk mencapai tujuan [1]organisasi
Notoatmojo: Seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan-kegiatan SDM atau karyawan, dalam rangka mencapai tujuan organisasi.[2]
Flippo :   Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan SDM agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
Drs. Malayu Hasibuan .S.P  : MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja secara efisien dan efektif untuk membantu  tujuan perusahaan,karyawan dan masyarakat.

B. Fungsi Operasional MSDM
Fungsi operasional dalam Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan basic (dasar) pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut terbagi  5 ( lima ), secara singkat sebagai berikut:
Fungsi Pengadaan
adalah  proses  penarikan ,seleksi,penempatan,orientasi,dan  induksi  untuk
mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan.( the right man in the right
place).
Fungsi Pengembangan
adalah proses peningkatan ketrampilan teknis,teoritis,konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
Fungsi Kompensasi
adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output)  yang diberikannya  kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggungjawab karyawan tersebut.
Fungsi Pengintegrasian
adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.Dimana Pengintegrasian  adalah  hal  yang  penting  dan  sulit  dalam  MSDM,  karena

mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang bertolak belakang antara karyawan dan perusahaan.
Fungsi Pemeliharaan
adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja )  .

C.  PERAN STRATEGIK MSDM
Perubahan teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri  dengan  lingkugnan usahanya. Perubahan tersebut telah menggeser fungsi-fungsi manajeman sumber daya manusia yang selama ini hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi,  yang  berkaitan  dengan  perekrutan  pegawai staffing ,coordinating  yang dilakukan oleh bagian personalia saja.
Saat ini manajeman SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk bersama-sama  mencapai  sasaran  yang  sudah  ditetapkan  serta  memiliki  fungsi perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM lama menjadi lebih bersifat strategik.
Oleh karenanya manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk : memahami perubahan  yang  semakin  komplek  yang  selalu  terjadi  di  lingkungan  bisnis,  harus mengantisipasi perubahan teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai memasuki bisnis akibat informasi yang berkembang cepat. Perubahan paradigma dari manajemen SDM tersebut telah memberikan fokus yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya di dalam organisasi.
Ada kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan pemusatan perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan strategi  perusahaan.  Hal  ini  dapat  dilakukan  perusahaan  dengan  mengintegrasikan pembuatan keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi SDM maka akan semakin besar kesempatan untuk memperoleh keberhasilan.
Tingkat  integrasi  antara  perencanaan  strategis  dengan  fungsi-fungsi  SDM terwujud dalam empat macam hubungan :


1. Hubungan Administrasi
            Disini manajer puncak dan manajer fungsional yuang lainnya menganggap fungsi SDM relatif tidak penting dan memandang manusia bukan sebagai keterbatasan maupun aset perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Hubungan Satu Arah
Terdapat hubugan skuensial antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM. Fungsi SDM merancang program dan sistem untuk mendukung tujuan strategis perusahaan. Jadi SDM bereaksdi terhadap inisiatif strategis tetapi tidak memiliki pengaruh, karena meskipun sudah dianggap penting namun belum dianggap sebagai mitra bisnis yang strategis.
3. Hubungan Dua Arah
Ditandai dengan hubungan resiprokal dan saling ketergantungan antara perencanaan
strategi dengan SDM. Fungsi SDM dipandang penting dan dapat dipercaya. SDM
berperan  dalam  penentuan  arah  strategis  perusahaan  dan  sudah  dijadikan  mitra
strategis.
4. Hubungan Integratif
Ditandaioleh hubungan yang dinamis dan inter aktif antar fungsi-fungsi SDM dan perencanaan strategis. Di sini manajer SDM dipandang sebagai sebenar-benarnya mitra bisnis staregis dan dilibatkan dalam keputusan strategis.

D.  FAKTOR PENDORONG PEMBENTUKAN INTEGRASI YANG EFEKTIF

 Lingkungan : Kekuatan lingkungan yang sangat berperan dalaam persaingan yang
semakin meningkat, perubahan teknologi dan perubahan femografi tenaga kerja


 Sejarah dan kultur organisasi : Budaya organisasi yang berorientsi pada sumber
daya manusia yang kuat mampu mengembangkan hubungan alamiah antara kegiatan sumber daya manusia dengan perencanaan strategis.
 Strategis : Strategi pemusatan pada satu jenis bisnis inti dapat memacu potensi bagi
terciptanya  hubungan perencanaan strategis dengan sumber daya manusia    yang
semakin  integratis  karena  memungkinkan  dikembangkannya  dan  diterapkannya
program dan sistem sumber daya manusia di seluruh perusahaan

•  Struktur : Penempatan unit sumber daya manusia dalam struktur organisasi, senior
eksekutif sumber daya manusia di beri status sama seperti direktur fungsional lainnya •  Keterampilan dan Nilai yang dianut eksekutif : Sumber daya manusia memiliki
pengetahuan yang baik mengenai bisnis dan mampu memberikan masukan kedalam
proses perencanaan strategis.
•  Keterampilan dan Nilai yang dimiliki Karyawan : bantuan fungsi SDM yang
diterima manajemen untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan akan menguatkan
pentingnya fungsi SDM.
•  Sistem Manajemen yang meliputi sistem imbalan, sistem komunikasi dan informasi
SDM sehingga SDM dan perencanaan strategi akan semakin terintegrasi jika para
senior   eksekutifnya memiliki persentase yang substansial konpensasi menanggung
resiko.
Sistem Komunikasi yang memiliki tujuan membangun kesadaran manajer terhadap
tujaun   strategis   perusahaan   dan   mendorong   mereka   mendorong   mereka
mengembangkan motivasi  bawahannya  didukdung  dengan  database  SDM  yang
dikembangkan dengan baik.

Menurut Nkomo (1980) evolusi manajemen SDM melewait tiga tahap, yaitu ;
1.  Defenisi  Stage       :  Yaitu  ketika  manajer  personalia  menyelenggarakan  program-
progaram yang kurang memberikan manfaat untuk kengurangi kekacauan karyawan
dan kemungkinan perpecahan.
2.  Perencanaan  Manpower  : dalam tahap ini  digunakan  kebutuhan  pekerja  dan
perekrutan seleksik, training untuk menjamin terpenuhinya target manpower.
3.  Manajemen SDM Strategis Ketika manajer SDM seharusnya lebih proaktif dalam
memecahakan masalah manajemen perusahaan dan dalam memberikan kontribusi
efektivitas organisasional yang lebih besar.

E. PARADIGMA LAMA MSDM[3]
            Manajemen Sumber Daya Manusia  yang biasanya disebut manajemen personalia, selama ini memiliki fungsi spesialisasi yang berkaitan dengan kegiatan adaministrasi bagian karwayan, yakni dalam masalah dengan perekrutan, pelatihan dan pengupahan dan sebagainya. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan SDM yang baik dapat dipastikan
bahwa karyawan yang direkrut telah memenuhi kriteria yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan bagian produksi, bagian fungsional  lainnya  dan  menerima imbalan  yang
sesuai.
Di sini  terlihat  bahwa  paradigma  lama  dari  manajemen  SDM lebih banyak melayani manajemen fungsional yang lain dalam organisasi, seperti fungsi pemasarna, keuangan, produksi atau lainnya.
Dengan berubahnya lingkungan bisnis yang diakibatkan oleh perubahan teknologi serta  dampak globalisasi,  maka merupakan keharusan bagi manajemen SDM untuk merubah perannya gar memiliki fungsi yang lebih strategi dalam organisasi. Oleh sebab itu departemen SDM harus menajalankan peran baru dan berkerjasama dengan menajer lini lainnya untuk membuat perencanaan secara terpadu yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.  Perencanaan  secara  terpadu  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  organisasi. Perubahan tersebut terjadi berkaitan dengan (Schuler, 1990).
1.  Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan tingginya tingkat ketidakpastian
2.  Kemauan beradaptasi secara cepat untuk memprediksi perubahan yang tidak terduga
3.  Peningkatan biaya, karena persaingan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi.
4.  Perubahan teknologi yang cepat menyebabkan meningkatnya permintaan karyawan
dengan skill yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan.
5.  Organisasi lebih kompleks berkaitan dengan produk, geografi, fungsi bisnis maupun
konsumen (pasar).
6.  Respon  terhadap  kekuatan  eksternal  berkaitan  dengan perundang-undang  dan
religulasi, proses peradilan, serta peraturan lainnya.
7.  Perubahan struktur organisasi  yang lebih fleksibel, lebih rata (flater) dan  lebih
(leaner)  menyebabkan jumlah karyawan dan tipe pekerjaan yang dihadapi berbeda.
8.  Meningkatnya persaingan dan kerjasama internasional

9.  Terdapat diversitas dari angkatan kerja
Akibat perubahan-perubahan tersebut, SDM harus mampu beradaptasi dengan cepat untuk memprediksi perubahan yang tidak terduga dengan perubahan paradigma lama ke paradigma baru karena perubahan tersebut juga, menyediakan kesempatan baik bagi manajemen SDM maupun manajer lini.


F. PARADIGMA BARU MSDM
Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demografi, 
geografis,  jenis  bisnis,  lingkungan  hidup,  serta  dampak  globalisasi,  mengharuskan 
organisasi untuk beradaptasi secara cepat dengan lingkungan yang turbulens dengan 
bersikap  proaktif.  Artinya  manajeman  SDM  harus  mampu  mengantisipasi  berbagai 
perkembangan yang sedang dan akan terjadi, kemudian melakukan berbagai tindakan 
untuk menjawab tantangan tersebut, yang pada akhirnya dapat menciptakan keunggulan 
kompetitif  yang  tidak  dimiliki  oleh  organisasi  lainnya,  mengingat  bentuk-bentuk 
kompetisi tradisional seperti biaya produksi rendah, peningkatan teknologi, kecepatan 
distribusi, efisisensi produk serta pengembangan produk yang berkualitas akan mudah 
ditiru oleh pesaing.

Dengan tuntutan seperti ini, merupakan keharusan bagi MSDM untuk merubah peranannya yang berorientasi pada “result”. Dengan demikian Departemen MSDM harus berperan sebagai mita bagi manajemen fungsional lainnya atua dengan manajer lini, artinya MSDM harus terlibat aktif dalam perencanaan, pengelolaan serta pengendalian organisasi yang berkaitan dengan alokasi dan pengembangan SDM. Perubahan peran tersebut dari sistem kerja yang responsive menjadiproaktif, dan sktruktur fungsional ke struktur yang lebih fleksibel danmelaksankan kebijakan strategis. Hal ini menjadi sumber daya manusia mempunyai peran penting untuk kesuksesan bisnis yang dikaitkan dengan peningkatan laba, kemampuan bersaing, daya adaptasi juga fleksibelitas.

G. PERAN MSDM UNTUK MERAIH KEUNGGULAN KOMPETITIF
Agar tujuan sumber daya manusia memberikan kontribusi yang lebih besar bagi
organisasi untuk meraih keunggulan kompetitif diperlukan strategi yang tepat dalam
perencanaan SDM secar terpadu. Kegiatan dari strategi SDM didasarkan kerjasama antar
departemen SDM secara terpadu. Kegiatan dri strategi SDM didasarkan kerja sama antar
departemen  SDM dngan manajer lini  serta  keterlibatan  manajemen  puncuk  dalam
menjelaskan visi dan misi organisasi yang dapt dijabarkan dalam tujuan bisnis yang
strategi.
                                                               
Tujuan utama sri strategi ini sangatr meningkatkan kinerja sekarang dan yang akan datang secara  berkesinambungan  sehingga  dapat  mempertahankan  keunggulan kompetitifnya.  Proses  pengembangan  stategi  MSDM  memberikan  keuntungan  bagi organisasi, yaitu :
a.   Mendefenisikan kesempatan kendala MSDM dalam mencapai tujuan bisnisnya
b. Memperjelas gagasan baru terhadap isu-isu MSDM yang berorientasi pada hasil dan
memberi persepktif yang lebis luas
c. Melakukan  tes   komitmen  manajemen  pada  kegiatan,  menciptakan  proses
pengalokasian SDM untuk program dan kegiatan yang spesifik
d. Memfokuskan pada kegiatan jangka panjang yang dipilih dengan mempertimbangkan
prioritas pertama untuk 2 atua 3 tahun mendatang.
e. Melakukan  strategi  yang  memfokuskan  pada  pengelolaan  fungsi  SDM  dan
pengembangan staff yang berkat.

Departemen SDM dapat menciptakan keunggulan kompetitif dengan empat pendekatan,yakni:

1.  Strategic Patner menjadi mitra menajer senior dan manajer lini dalam melaksanakan
strategi yang telah direncanakan, menterjemahkan strategi bisnis ke dlaam tindakan
nyata  dengan  diagnosis  organisasi,  yakni  sistem  penilaian (assessmen)  dan
pengabungan praktek organisasi dengan tujuan bisnis yang dapat dibentuk pada setiap
level organisasi.
            Administrasi  Expert,  Menjadi  ahli  dalam  mengatur  pelaksanaan  pekerjaan  serta
efisiensii adaministrasi agar dihasilkan output denganbiaya rendah namum kualitas
terjamin.  Uapaya  ini  dapat  dilakukan  dengan  rekayasa  ualng (reengineering),
termasuk  merekayasa  kembali  bidang  SDM.  Menjadi  pakar  administrasi  perlu
menguasai dua fase rekayasa kembali. Pertama, proses perbaikan, menfokuskan pada
indentifikasi proses-proses yang tidak efektif dan merencanakan metode alternatif
untuk  meningkatkan  kualitas  pelayanan.  Kedua    memikirkan  penciptaan  ulang
(rethinking value creation values) yang prosesnya dimulai pelanggan. Sehingga dapat
mengubah focus kerja  dari  apa  yang dapat  dilakukan  menjadi  apa  yang harus dihasilkan.

3. Employee Champion,
            Menjadi penengah antara karyawan dan manajemen untuk
memenuhi kepentingan dua belah pihak. Dengan persaingan bisnis yang semakin kuat
menyebabkan tuntutan menajemen terhadap karyawan semakin tinggi. Oleh karena
menajer  lini  harus  memperhatikan  keadaan  karyawan  yang  berkaitan  dengan.
Pertama,  kurangi  tuntutan (demand) dengan cara  mengurangi  beban  kerja  dan
menyeimbangkan  dengan  sumber  daya  yang  dimiliki  oleh  karyawan.  Kedua,
tingkatan sumber daya dengan membantu karyawan mendefenisikan sumber daya
baru (dalam  dari  karyawan)  sehingga  mereka  dapat  menyesuaikan  diri  dengan
kebuthan organisasi. Ketiga,mengubah tuntutan menjadi sumber daya dengan cara
membantu karyawan mempelajari transformasi demand ke dalam sumber daya.

 4. Agent of Change,
Menjadi agent perubahan, mempertajam proses dan budaya yang dapat
meningkatkan kapasitas organisasi untuk berubah. Terdapat tiga tipe perubahan yaitu
: pertama, perubahan inisiatif, memfokuskan pada penerapan program, proyek tau
prosedur  baru.  Kedua  perubahan  proses dalam organisasi  dengan memfokuskan
kepada cara bagaimana melakukan kerja sama optimal. Ketiga, perubahan budaya
akan terjadi jika strategi dasar organisasi bisnis dikonseptualkan kembali.
Keempat hal tersebut merupakan peran baru dari Departemen MSDM   yang  akan dapat meraih keunggulan kompetitif dengan kerja sama dengan manajer lini   dan
manajer pucak. Keunggulan kompetitif akan dicapai dengan tiga strategi yaitu : inovasi
(innovation),  peningkatan kualitas (quaity  enhancement) serta penurunan biaya  (cost
reduction).








DAFTAR PUSTAKA

§  Gary Dessler, Human Resources Management, 9th edition, Prentice Hall, 2003 Randal S. Schuler, Susan E. Jackson, MSDM Menghadapi Abad ke 21, 1997 Henry Simamora, MSDM Edisi 3 Tahun 2004
§  Anwar Prabu mangkunegara, MSDM perusahaan, 2004
§  Hasibuan, S.P Malayu, 1994. Manajemen Sumber daya manusia,Penerbit Jakarta : Bumi aksara
§  Hasibuan, S.P Malayu, 2002. Manajemen Sumber daya manusia Edisi Revisi,Penerbit Jakarta : Bumi aksara
§  Manajemen Sumberdaya Manusia, Modul Program Ekstensi Fakultas Ekonomi USU




[1] Mondy,R Wayne.Human Resource Management 10thEd.New Jersey:Pearson, 2008. bab 1

[2] Yuniarsih,Tjutju dan Suwatno.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :UPI dan Alfabeta, 2008 bab 1
[3] Manajemen Sumberdaya Manusia, Modul Program Ekstensi Fakultas Ekonomi USU hal 6-8

Sunday, 7 October 2012

Pasar Monopolistik


BAB I
PENDAHULUAN

 A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Semua unsuryang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar mulai dari unsur produksi, distribusi,ataupun unsur konsumsi.
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai pasar monopolistik, dantentunya akan membahas mengenai pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi. Telah kitaketahui bahwa pasar membawa pengaruh yang sengat besar sekali bagi perubahan zaman yangsudah mencapai puncak kepesatannya. Seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan duniapasar juga ikut berubah terbawa arus perubahan dunia yang senakin maju saja. Hal ini dapatkita lihat dengan perkembangan teknologi yang sudah sangat maju sekali.



BAB II
PASAR MONOPOLISTIK


1. Pengertian Pasar Monopolistik 

Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkanpasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnyaadalah : shampoo, pasta gigi, kosmetik, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untukmembersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memilikiciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.
            Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi hargawalaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli.Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas darisuatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merektersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produksepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusussendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar.Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnyatiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan.Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat,sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akansangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang beradadalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citraperusahaannya.


1.1. Asumsi Pasar Monopolistik 

Berikut akan dijelaskan beberapa asumsi tentang pasar monopolistik:
  1. Setiap perusahaan dalam menentukan keputusannya tidak tergantung pada perusahaanlainnya,karena itu setiap perusahaan menganggap bahwa harga-harga pesaing,iklan daripesaing tidak berbeda dengan tindakannya sendiri. Oleh karena itu perubahan harga olehsuatu perusahan dianggap tidak akan mempengaruhi perusahaan lain untuk beraksimengubah harga-harga mereka.
  2. jumlah perusahaan dalam suatu industri sangat banyak dan semuanya memproduksiproduk dasar yang sama. Namun demikian asumsi bahwa produk adalah homogensempurna dihilangkan, setiap perusahaan dianggap mampu untuk membedakan produknyapaling tidak dalam beberapa tingkat atau derajat dari produk-produk perusahaan saingannya. Dalam persaingan monopolistik sejalan dengan waktu persaingan jangkapanjang akan banyak perusahaan yang akan memasuki pasar. Jika semakin banyakperusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang pengganti yangsangat dekat (tetapi tidak sempurna) maka pangsa pasar dari perusahaan yamg pertamaakan menurun.



Pasar Monopolistik memiliki ciri-ciri yang melekat , yaitu :

1.Terdapat banyak produsen atau penjual. Meskipun demikian, pasar ini tidak memilikiprodusen atau penjual sebanyak pasar persaingan sempurna dan tidak ada satu punprodusen yang mempunyai skala produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.

2. Adanya Diferensiasi Produk . Pasar ini menawarkan produk yang cenderung sama, namunmemiliki perbedaan-perbedaan khusus dengan produk lainnya, misalnya dari carapengemasan, pelayanan yang diberikan dan cara pembayaran.

3. Produsen Dapat mempengaruhi harga.  Berbeda dengan Pasar Persaingan Sempurna,dimana harga terbentuk berdasarkan mekanisme pasar, maka pasar monopolistik dapatmempengaruhi harga meskipun tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.

4.Produsen dapat keluar masuk pasar. Hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, saat produsenhanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya cukup tinggi. Ketika produsen semakinbanyak dan laba ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan produsendapat meninggalkan pasar.

5. Promosi penjualan harus aktif . Pada pasar ini harga bukan merupakan pendongkrak jumlahkonsumen, melainkan kemampuan perusahaan menciptakan citra baik dimata konsumen,sehingga dapat menimbulkan fanatisme terhadap produk. Karenanya, iklan dan promosimemiliki peran penting dalam merebut dan mempertahankan konsumen.Kedudukan persaingan monopolistik akan membuka peluang pasar yang terbatas lingkupkonsumennya, sehingga pencapaian laba tak sebesar seperti kedudukan yang mungkin bisadicapai pada pasar persaingan bebas sempuma. Dalam pasar persaingan monopolistik masih

Kedudukan persaingan monopolistik akan membuka peluang pasar yang terbatas lingkupkonsumennya, sehingga pencapaian laba tak sebesar seperti kedudukan yang mungkin bisadicapai pada pasar persaingan bebas sempuma. Dalam pasar persaingan monopolistik masih juga tetap ada persaingan antara perusahaan, terutama dalam persaingan kampanyeperiklanan yang mencoba menarik sebanyak-banyaknya konsumen.Persaingan ini akan memacu perusahaan-perusahaan yang masuk dalam persainganmonopolistik untuk meningkatkan efisiensi mereka masing - masing. Dampak yang timbul darikeadaan pasar persaingan monopolistik lazimnya mendekati keadaan pasar persaingansempuma, dengan demikian harga-harga juga cenderung mendekati harga pokok produksi.Terdapat empat macam bentuk pasar dalam perekonomian. Kempat bentuk pasar itu adalah:
(1) pasar persaingan bebas sempuma ;
(2) pasar monopoli ;
(3) pasar oligopoli ; dan
(4) pasar persaingan monopolistik.

Persaingan menunjuk pada keadaan di mana terdapat banyak pesaing di pasar, baik sebagaipenjual maupun pembeli. Persaingan dapat berupa persaingan harga maupun persaingan nir-harga. Pasar monopoli menunjuk pada pasar di mana pasar dikuasai sepenuhnya oleh seorang penjual. Monopoli dapat terjadi karena faktor alam, faktor perlindungan undang-undang,besamya kekuatan perusahaan terutama dari segi keuangan dan pengalaman usaha. Jika dalamsuatu pasar terdapat beberapa perusahaan yang menjadi pemegang kekuasaan, maka pasartersebut dinamakan pasar oligopoli. Sedangkan bentuk pasar yang lain adalah pasar persainganmonopolistik. Bentuk pasar ini pada dasamya merupakan pasar yang berada di antara dua jenisbentuk pasar yang ekstrem, yaitu pasar persaingan bebas sempuma dan pasar monopoli. Olehsebab itu, sifat-sifatnya mengandung unsur sifat-sifat pasar persaingan sempuma dan pasar monopoli.



2. Karakteristik Pasar Monopolistik 

Pasar Monopolistik memiliki kebaikan sebagai berikut :
  1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapatmemilih produk yang terbaik baginya.
  2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukaninovasi dalam menghasilkan produknya.
  3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produkyang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yangdipilihnya
  4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhansehari-hari tersedia dalam pasar monopolistic.


Selain memiliki kebaikan, Pasar Monopolistik juga memiliki kelemahan sebagai berikut :

  1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga,kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal danpengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
  2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karenapemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
  3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkanbiaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar olehkonsumen


3. Persaingan Monopolistik 

Persaingan monopolistik merupakan suatu jenis pasar yang digolongkan berdasarkan:
·         sejumlah besar perusahaan,
·         produk-produk yang dibedakan dan tidak dilihat sebagai penganti sempurna oleh konsumen
·         beberapa kemampuan penjual untuk menetapkan harga yang mereka inginkan,
·         jalan masuk bebas masuk dan keluar dari pasar tersebut.
·         kepercayaan yang berat terhadap tindakan-tindakan non harga untuk membedakan produkseseorang

Bentuk pasar persaingan monopolistik adalah keadaan biasa yang ekstrim.Sebagian besar operasi-operasi eceran berada dalam bentuk pasar ini.Bisnis-bisnis kecil dari seluruh sektor jatuh dalam pasar kategori ini.Memulai suatu bisnis secara relatif adalah mudah, tetapi untuk tetapbertahan dalam bisnis tersebut adalah tidak mudah; hal itu memerlukankemampuan untuk menyakinkan konsumen bahwa produk tersebut adalahberbeda dan lebih baik daripada yang dimiliki oleh para pesaing.

3.1. Jumlah Perusahaan-perusahaan Persaingan Monopolistik 

Sejumlah besar perusahaan dalam persaingan monopolistik menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut adalah kecil dalam perbandingannya terhadap keseluruhan pasar.Meskipun mereka mempunyai beberapa kekuatan atas harga (sebagai perluasan bahwaproduk-produk mereka dibedakan), mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup untukmembalas jika perusahaan lain merubah harganya. Ini merupakan perbedaan yang utamaantara bentuk pasar ini dan oligopoli.


3.2. Produk yangDibedakan pada Persaingan Monopolistik 

Produk yang dibedakan dijual yang dijual oleh suatu perusahaan dalam persainganmonopolistik memiliki beberapa fitur yang membuat seorang konsumen lebih menyukainyadibandingkan produk-produk serupa dari perusahaan-perusahaan lain yang tersedia. Kekuatandari perusahaan manapun terhadap harga berasal dari hal yang sangat nyata ini bahwa produk-produk tersebut bukan merupakan penganti sempurna. Tindakan-tindakan non harga adalahperlu untuk membuat produk tersebut dibedakan.

 

4. Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis

Ciri‑ciri persaingan monopolistis seperti yang diterangkan dalam bagian yang lalu menimbulkan pengaruh yang cukup penting ke atas corak permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis. Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli tetapi elastisitasnya tidak sampai mencapai elastis sempurna yaitu kurva permintaan yang sejajar sumbu datar yang merupakan kurva permintaan yang dihadapi suatu perusahaan dalam persaingan sempurna. Maka pada hakikatnva ku permintaan ke atas barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam). Kurva permintaan yang bersifat seperti ini berarti: apabila perusahaan menaikkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat berkurang, dan sebaliknya apabila perusahaan menurunkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat bertambah.
Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistis tidak bersifat elastis sempurna, kurva hasil penjualan marginal (MR) tidak beri dengan kurva permintaan. Dalam persaingan monopolistis kurva MR ad sama seperti yang terdapat dalam monopolistis, yaitu kurva tersebut terletak bawah kurva permintaan.
4.1. Keseimbangan Jangka Pendek
Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit, sebagai akibatnya kurva MR tidak berimpit dengan kurva permintaan keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah sama dengan di dalam monopoli. Bedanya, di dalam monopoli yang dihadapi adalah  permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam persaingan monopolistis, permintaan yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dan keseluruhan permintaan pasar.
Dua keadaan perusahaan monopolistis Yang ditunjukkan  dalam gambar diatas adalah keadaan dimana perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang maksimum akan diperoleh apabila perusahaan memproduksi pada tingkat di mana keadaan MC = MR tercapai. Maka keuntungan maksimum tercapai apabila jumlah produksi adalah Q dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah P. Segi empat PABC menunjukkan jumlah keuntungan maksimum yang dinikmati perusahaan monopolistis itu. Dalam gambar (ii) yang ditunjukkan adalah keadaan di mana perusahaan mengalami kerugian. Kerugian akan dapat diminimumkan apabila keadaan MC = MR tercapai. Ini berarti perusahaan harus mencapai tingkat produksi sebanyak Q, Pada tingkat produksi ini harga mencapai P. Besarnya kerugian yang diderita digambarkan oleh kotak PABC.

4.2. Keseimbangan Jangka Panjang
Keuntungan lebih dari normal akan menarik perusahaan‑perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Dalam persaingan monopolistis tidak terdapat hambatan kepada perusahaan‑perusahaan baru. Maka keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan pertambahan dalam jumlah perusahaan di pasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR) ke sebelah kiri, Kemasukan perusahaan baru, dan perpindahan kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga perusahaan hanya mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, dalam persaingan monopolistis setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal di dalam jangka panjang.
Gambar diatas menunjukkan keseimbangan perusahaan monopolistis di dalam jangka panjang. Produksi berjumlah QL dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah PL. Dapat dilihat bahwa PL sama dengan biaya total rata‑rata, yang berarti bahwa perusahaan hanya memperoleh untung normal.
Corak kegiatan perusahaan dalam persaingan monopolistis ketika mendapat keuntungan normal adalah berbeda dengan corak kegiatan perusahaan dalam persaingan sempurna yang juga memperoleh untung yang normal. Perbedaan itu adalah:
Harga dan biaya produksi di pasar persaingan monopolistis lebih tinggi.
Kegiatan memproduksi di pasar persaingan monopolistis belum mencapai tingkat yang optimal mencapai tingkat di mana biaya produksi per unit adalah paling rendah.
.
5. PENILAIAN KE ATAS PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Di dalam bagian ini analisis yang dibuat hanya meliputi penilaian ke atas efek dari pasar bersifat persaingan monopolistis kepada penggunaan sumber-sumber daya, dorongan untuk mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi, dan corak distribusi pendapatan. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh perusahaan monopolistis adalah melakukan promosi penjualan secara iklan. Kebaikan dan keburukan dari kegiatan ini akan dinilai dalam bagian berikut.
5.1. Efisiensi Dalam Menggunakan Sumber Daya
Untuk menilai sampai di mana efisiensi pasar persaingan monopolistik di dalam mengalokasikan sumber‑sumber daya, akan dibuat suatu perbandingan dengan efisiensi perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Perbandingan tersebut menunjukkan keseimbangan suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dan keseimbangan suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis. Kedua keadaan keseimbangan tersebut adalah di dalam jangka panjang. Dalam membuat perbandingan tersebut biaya produksi dalam perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistis  bersamaan. Dengan demikian  ACS = ACm dan MCS = MCm
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa:
Biaya produksi per unit adalah pada tingkat yang paling minimum, Biaya per unit adalah Ps.
Harga yang berlaku di pasar adalah PS.
Jumlah barang yang diproduksikan adalah Qs.

Sedangkan keadaan yang satu lagi menunjukkan bahwa:
Biaya produksi per unit perusahaan monopolistis adalah lebih tinggi dari biaya produksi per unit yang paling minimum. Biaya per unit adalah Pm.
Harga yang berlaku di pasar adalah Pm.
Jumlah barang yang diproduksikan adalah Qm.
Kesimpulan pokok yang dapat dibuat dari membuat perbandingan tersebut adalah: walaupun perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistik sama‑sama mendapat keuntungan normal, tetapi dalam perusahaan monopolistik biaya produksi per unit lebih tinggi, harga barang lebih tinggi, dan jumlah produksi lebih rendah (sehingga menyebabkan kapasitas memproduksi yang digunakan adalah di bawah tingkat yang optimal).
Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa perusahaan persaingan sempurna adalah lebih efisien dari perusahaan monopolistis di dalam ­menggunakan sumber‑sumber daya. Baik ditinjau dari sudut efisiensi produktif (seperti telah diterangkan ia dicapai apabila biaya produksi per unit adalah yang paling minimum), maupun dari sudut efisiensi alokatif (ia dicapai apabila harga sama dengan biaya marginal) perusahaan dalam persaingan sempurna adalah lebih efisien dari perusahaan dalam persaingan monopolistis.

5.2. Efisiensi Dan Diferensiasi Produksi
Telah diterangkan dalam analisis sebelum ini bahwa barang‑barang yang dihasilkan oleh perusahaan‑perusahaan persaingan monopolistis bersifat berbeda corak, yaitu ia berbeda dari segi mutu barangnya, pembukusannya, dan pelayanan setelah penjualan. Perbedaan‑perbedaan ini menyebabkan para konsumen mempunyai pilihan yang lebih baik dari pilihan yang dapat dibuat mereka di dalam pasar persaingan sempurna. Pilihan lebih baik, ini dapatlah dipandang sebagai kompensasi kepada penggunaan sumber‑sumber daya yang kurang efisien seperti yang baru saja diterangkan.
Persoalannya sekarang adalah: manakah yang lebih baik kepada masyarakat? Barang yang diproduksikan secara efisien sehingga dapat dijual dengan harga murah? Ataukah harga yang lebih mahal sedikit tetapi masyarakat dapat menentukan barang yang akan dikonsuminya dan pilihan jenis barang yang lebih banyak? Ini merupakan persoalan normatif, yang jawaban sangat tergantung kepada value judgment masyarakat tersebut. Sekiranya mereka lebih menyukai harga yang murah, maka kekurangan pilihan tidak dipandang sebagai suatu yang merugikan. Sebaiknya, apabila masyarakat menginginkan pilihan barang yang lebih banyak, sehingga dapat dibuat pilihan yang lebih tepat, harga yang lebih tinggi sedikit tidaklah perlu terlalu dirisaukan.

5.3. Perkembangan Teknologi Dan Inovasi
Sampai di manakah persaingan monopolistis akan mendorong perkembangan teknologi dan inovasi? Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi. Terbatasnya dorongan tersebut disebabkan karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka pendek dapat mendorong kepada kegiatan mengembangkan teknologi. Tetapi dorongan tersebut adalah sangat lemah karena perusahaan-perusahaan menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Keuntungan melebihi normal yang diperoleh akan mendorong perusahaan‑perusahaan lain untuk masuk ke industri tersebut, dan ini akan terus berlangsung sehingga keuntungan melebihi normal tidak ada lagi. Maka dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh dari perkembangan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.

5.4. Distribusi  Pendapatan
Persaingan monopolistis mengakibatkan corak distribusi pendapatan yang sama sifatnya seperti yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi pendapatan adalah seimbang. Karana tidak terdapat keuntungan yang berlebih‑lebihan dalam jangka panjang, maka pengusaha dan pemilik modal tidak memperoleh pendapatan yang berlebih‑lebihan. Di samping itu dalam pasar terdapat banyak perusahaan, dan ini berarti keuntungan normal yang diperoleh akan dibagikan kepada jumlah pemilik modal dan pengusaha yang banyak jumlahnya. Berdasarkan kepada kecenderungan ini ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis menimbulkan distribusi pendapatan yang lebih merata.


5.5.   PERSAINGAN BUKAN HARGA

Persaingan bukan‑harga pada hakikatnya mengandung arti usaha‑usaha di luar perubahan  harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang diproduksinya. Maka pada hakikatnya usaha‑usaha untuk melakukan persaingan bukan‑harga bertujuan untuk memindahkan kurva permintaan ke kanan. Perpindahan itu berarti pada sedap tingkat pendapatan dan kesempatan kerja, jumlah barang yang diminta menjadi bertambah banyak. Persaingan bukan‑harga dapat dibedakan kepada dua jenis:
Diferensiasi produksi, yaitu menciptakan barang sejenis tetapi berbeda coraknya dengan produksi perusahaan-perusahaan lain.
Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan.
Di dalam persaingan monopolistis dan oligopoly, persaingan bukan harga sangat aktif dilakukan. Di dalam dua pasar yang telah diuraikan terlebih dahulu, yaitu persaingan sempurna dan monopoli persaingan bukan­ harga tidak begitu dipentingkan. Untuk monopoli alasannya tidak sukar untuk dicari, yaitu karena perusahaan monopoli tidak mempunyai saingan. Dalam persaingan sempurna, persaingan bukan harga tidak dilakukan karena barang yang diproduksikan perusahaan-perusahaan adalah serupa atau identical. Para pembeli tidak dapat membedakan di antara produksi yang ciptakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Oleh sebab itu tidak ada gunanya kepada sesuatu perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli dengan cara persaingan bukan harga. Para pembeli tidak akan dapat mengetahui manakah barang yang dihasilkan oleh perusahaan yang menjalankan persaingan bukan‑harga.
5.5.1. Diferensiasi Produksi
Setiap dalam pasar persaingan monopolistis akan berusaha untuk memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat dengan jelas dibedakan dari produksi perusahaan‑perusahaan lainnya. Maka di dalam pasar akan terdapat berbagai barang yang dihasilkan suatu industri yang mempunyai corak, mutu, desain, mode, dan merek yang berbeda‑beda. Terdapatnya berbagai variasi dari sesuatu jenis barang adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolis, yang tidak terdapat dalam pasar persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan sebelum ini, dalam pasar persaingan sempurna, barang yang dihasilkan dan diperjualbelikan adalah sepenuhnya serupa (identical). Terdapatnya barang yang beraneka ragam coraknya di pasar persaingan monopolistis menimbulkan keuntungan kepada perusahaan mau pun kepada para konsumen.
Kepada setiap perusahaan, barang yang berbeda‑beda sifatnya tersebut akan menjadi daya penarik khusus ke atas barang yang diproduksikannya. Segolongan konsumen tertentu akan lebih suka membeli barangnya (walaupun harganya lebih mahal) kalau dibandingkan dengan barang‑barang yang sejenis yang dihasilkan produsen‑produsen lain. Dengan demikian diferensiasi produksi dapat menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli. Dengan menghasilkan suatu barang tertentu yang berbeda dari barang lainnya, perusahaan menciptakan suatu penghambat kepada perusahaan‑perusahaan lain untuk menarik para langganannya. Diferensiasi produksi memungkinkan seorang produsen dalam pasar monopolistis untuk tetap menjual produksinya (tetapi jumlahnya semakin sedikit) apabila menaikkan harga. Tetapi sebaliknya, produsen itu dapat menarik sebagian dari langganan perusahaan‑perusahaan lain, sekiranya penjualan barangnya,
Kepada para konsumen, barang yang sejenis tetapi berbeda tersebut menimbulkan suatu keuntungan pula, yaitu pilihan mereka untuk membeli sesuatu barang menjadi lebih beraneka ragam. Ini memungkinkan ­mereka memilih barang yang benar‑benar sesuai dengan keinginan. Seperti telah disinggung sebelum ini, ahli‑ahli ekonomi banyak‑ yang memandang pilihan yang beraneka ragam itu sebagai suatu kompensasi terhadap ketidak efisienan persaingan monopolistis di dalam menggunakan, sumber‑sumber daya.
5.5.2 Promosi Penjualan Melalui Iklan
Di dalam perusahaan-perusahaan modem kegiatan mempersiapkan dan mernbuat iklan adalah suatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya. Pengeluaran yang dilakukan perusahaan‑perusahaan untuk pengiklanan meliputi jumlah yang cukup besar yang adakalanya menimbulkan pertambahan yang nyata kepada biaya produksi. Perusahaan‑perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan untuk mencapai salah satu atau gabungan dari tiga tujuan yang dinyatakan di bawah ini :
  1. Untuk memberikan informasi mengenai produk. Iklan seperti ini dilakukan untuk memberikan penerangan kepada konsumen akan suatu produk. Iklan itu mungkin untuk barang yang telah lama ada, atau untuk barang yang haru saja dikembangkan. Iklan seperti ini dinamakan iklan memberi penerangan atau information advertising.
  2. Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasif. Iklan seperti ini dilakukan untuk menerangkan kepada konsumen akan kualitas yang sangat baik dari sebuah produk. Beberapa bentuk Iklan, bertujuan untuk terus menerus mengingatkan para konsumen bahwa barang tersebut ada di pasar. Iklan seperti ini dinamakan iklan untuk bersaing atau competitive advertising. Tanpa iklan seperti ini, konsumen dapat berubah sikapnya dan menjadi langganan. perusahaan lain yang menghasilkan barang yang sama yang selalu diiklankan.
  3. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen Iklan tersebut lebih berbentuk memperkenalkan perusahaan tersebut mengenai, kegiatan‑kegiatan yang dilakukannya. Iklan mengenai hasil‑hasil produksinya adalah begitu ditekankan. Iklan ini juga dilakukan untuk menghindari larangan pengiklanan yang dilakukan pemerintah (misalnya iklan rokok).
Dari ketiga jenis iklan ini, yang dilakukan perusahaan dalam­ pasar persaingan monopolistis adalah jenis iklan yang pertama dan iklan jenis pertama terutama digunakan pada waktu perusahaan memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan iklan jenis kedua digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar



5.5.3 Efek Persaingan Monopolistik 

Analisis keseimbangan produsen dalam pasar persaingan monopolistik jangka panjang,terdapat beberapa hal yang perlu disikapi yaitu:
  1. Terjadi ketidak efesienan produksi karena produsen tidak berproduksi pada Biaya rata-rataMinimum. Hal ini akibat dari kurva permintaan yang menurun harus bersinggungan denganAC, sehingga tidak mungkin terjadi AC minimum melainkan pada saat AC menurun. Inimenandakan bahwa perusahaan dalam jangka panjang masih belum memanfaatkan adanya economies of scale secara penuh, sehingga terjadi pemborosan sumber ekonomimasyarakat.
  2. Konsumen masih harus membayar harga produk yang lebih tinggi dari ongkos marginaluntuk menghasilkan produk tersebut (P>MC). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masihmengalami kerugian akibat adanya kekuasaan monopoli perusahaan.




 















BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pengaruh ekonomi persaingan monopolistik merupakan keseluruhan kerugian yangtidak diinginkan dari efisiensi alokatif dan produktif: konsumen membayar lebih danmampu untuk membeli sedikit daripada di persaingan sempurna. Bagaimanapun juga,pengaruhnya tidak seserius monopoli dan produk-produk yang dibedakan menyediakankeragaman yang banyak diminta. Meskipun demikian, beberapa pemborosan ditunjukkan dalam kelebihan kapasitas dan dalam penggunaan persaingan non harga.

Setiap perusahaan dalam menentukan keputusannya tidak tergantung pada perusahaanlainnya,karena itu setiap perusahaan menganggap bahwa harga-harga pesaing,iklan daripesaing tidak berbeda dengan tindakannya sendiri. Oleh karena itu perubahan hargaoleh suatu perusahan dianggap tidak akan mempengaruhi perusahaan lain untukberaksi mengubah harga-harga mereka.

 jumlah perusahaan dalam suatu industri sangat banyak dan semuanya memproduksiproduk dasar yang sama. Namun demikian asumsi bahwa produk adalah homogensempurna dihilangkan, setiap perusahaan dianggap mampu untuk membedakanproduknya paling tidak dalam beberapa tingkat atau derajat dari produk-produkperusahaan saingannya. Dalam persaingan monopolistik sejalan dengan waktupersaingan jangka panjang akan banyak perusahaan yang akan memasuki pasar. Jikasemakin banyak perusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna) maka pangsa pasar dariperusahaan yamg pertama akan menurun.






DAFTAR PUSTAKA


Suherman. 2000. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Makro & Mikro.Cetakan ke-4, Jakarta: Grafindo Persada.

Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. Cetakan ke-15. Jakarta: GrafindoPersada.