Music

Sunday, 4 December 2016

Garis-garis besar isi proposal kuantitatif dan kualitatif komunikasi



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Jika sebuah penelitian mengedepankan dasar keingintahuan tentang permasalahan yang terjadi, hendaknya mampu berkolaborasi dengan informasi yang tersusun secara sistematis yang sudah barang tentu mengandung unsur solusi pada permasalahan tersebut. Informasi yang mampu kita serap akan diolah sedemikian rupa agar mampu melihat secara luas permasalahan tersebut dan merumuskannya menjadi sebuah latar belakang masalah.
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah” dalam penelitian kuantitatif dan “masalah” dalam penelitian kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif, “masalah” yang akan dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik dan dianggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian kualitatif “masalah” yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap, kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah” dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.[1]
Latar belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menjadi perhatian banyak orang dan di bicarakan di berbagai kalangan masyarakat. Untuk itu, saat melakukan penelitian perlu kiranya memanfaatkan situasi yang sedang heboh di masyarakat, televisi, maupun media sosial. Sering kali kita menyaksikan segelintir berita yang menyajikan berbagai macam permasalahan dan diikuti oleh penonton setianya, hingga hal itu kerap menjadi bahan penelitian yang empuk untuk dikaji. Latang belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ini diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis. Latar belakang masalah adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin kita sampaikan. Latar belakang yang baik disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertasi dengan data atau fakta yang mendukung.
B.     Rumusan Masalah
Menyusun sebuah kerangka berfikir mengenai sebuah masalah tentu bukanlah yang sulit, sebab kita hanya membuat batasan-batasan persoalan yang harus diteliti dan dikaji. Sehingga menjadi tulisan yang bermakna jika diamati berdasarkan persoalan yang berlaku. Rumusan masalah adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang biasanya terletak di awal laporan atau proposal dan biasanya terletak setelah latar belakang yang dijelaskan dalam laporan tersebut. Rumusan masalah digunakan untuk menjelaskan masalah atau isu yang dibahas dokumen tersebut kepada para pembaca. Secara umum, suatu rumusan masalah akan menggarisbawahi fakta-fakta dasar dari masalahnya, menjelaskan alasan masalah itu penting, dan menentukan solusi secepat dan selangsung mungkin. Rumusan masalah sering digunakan di dunia bisnis untuk kepentingan perencanaan tapi dapat juga diperlukan dalam situasi akademis sebagai bagian dari laporan yang bergaya seperti laporan atau proyek tulisan.
Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.[2]
C.    Tujuan Penelitian
Visi sebuah penelitian hendaknya mencerminkan arah dan tujuan masalah yang dikaji, lebih kepada manfaat dan kegunaannya pada masyarakat maupun akademik. Dengan begitu, para peneliti mampu menerka kesimpulan setelah masalah ini diketahui dan diteliti lebih lanjut. Dalam beberapa penelitian dimana permasalahannya sangat sederhana terlihat bahwa tujuan sepertinya merupakan pengulangan dari rumusan masalah, hanya saja rumusan masalah dinyatakan dengan pertanyaan, sedangkan tujuan dituangkan dalam bentuk pernyataan yang biasanya diawali dengan kata ingin mengetahui.
Tetapi bila permasalahannya relatif kompleks, permasalahan ini menjadi lebih jelas terjawab bila disusun sebuah tujuan penelitian yang lebih tegas yang memberikan arah bagi pelaksanaan penelitian. Misalnya, bila rumusan masalah mempertanyakan bagaimanakah penerapan model komunikasi pada masyarakat awam, maka jelas akan banyak penafsiran tentang jawaban yang diinginkan dari pertanyaan ini, sehingga perumusan tujuannya harus lebih tegas, misalnya ingin mengetahui langkah-langkah dalam menerapkan model komunikasi antarpersonal pada guru dan murid, atau ingin mengetahui bagaimanakah efek komunikasi politik pada Pilkada 2015.
D.    Kegunaan Penelitian
Hasil dari tujuan penelitian berkaitan erat dengan kegunaan dari penelitian yang sedang diteliti, artinya bahwa ujung dari masalah yang diteliti akan menghasilkan manfaat atau kegunaan pada masing-masing objek. Kegunaan penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Manfaat penelitian harus dapat dibedakan antara manfaat teoritis dan manfaat praktisnya. Karena laporan Tesis ini selalu dibuat dengan dukungan beberapa kajian teoritis dan temuan sebelumnya, maka akan mempunyai manfaat teoritis. Manfaat teoritis baik bagi penulis maupun pembaca karya ilmiah tersebut. Sedangkan manfaat praktisnya tergantung pada bentuk penelitian yang dilakukan, terutama untuk penelitian evaluasi dan eksperimen.
E.     Sistematika Penulisan
Dalam setiap penulisan laporan penelitian, tentu mempunyai aturan-aturan penulisan yang mengikuti kaedah tata bahasa dan pengetikan yang komprehensif dalam membuat tulisan penelitian. Hal ini juga sering disebut sistematika penulisan yang menjelaskan tentang rancangan apa saja yang akan dijelaskan pada laporan penelitian tersebut. Sistematika penulisan merupakan penguraian tentang hal-hal yang akan ditulis dalam sebuah karya tulis. Seorang peneliti harus paham tentang sistematika penulisan karya tulis yang akan dibuatnya. Sistematika penulisan pada karya tulis pada umumnya ada tiga bagian. bagian tersebut yaitu bagian awal, isi, dan bagian akhir. Sistematika dalam menulis karya ilmiah mengharuskan para peneliti untuk menjadi pemeran utama dalam menjalankan tata tertib penulisan karya ilmiah dan laporan penelitian.
CONTOH SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF
BAB I :  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Fokus Penelitian
C.     Perumusan Masalah
D.    Tujuan Penelitian
E.     Manfaat Penelitian
F.      Kajian Teori
G.    Pertanyaan Penelitian
BAB II : METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
B.     Pendekatan Penelitian dan Kedudukan Peneliti
C.     Lokasi Penelitian
D.    Tahap-tahap Penelitian
E.     Sumber Data
F.      Prosedur Pengumpulan Data
G.    Pemeriksaan Keabsahan Data
H.    Analisis Data
BAB III :  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA (Hanya yang dikutip saja, diurut berdasarkan abjad)
LAMPIRAN (Catatan lapangan atau field note diberi nomor urutan lampirannya, serta disebut pada bagian isi merujuk pada halaman berapa. Lampiran dilakukan jika dimasukkan ke dalam bagian isi dianggap terlalu mengganggu).








BAB 2
KERANGKA TEORI DAN KONSEP

A.    Teori yang relevan
Teori yang relevan merupakan pisau analisis penelitian dalam memecahkan sebuah masalah, artinya melalui hubungan yang sejalan dengan objek yang diteliti. Dapat juga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan metode 5W-1H (ringkasan dari What, Who, Where, When, Why, dan How).
Sedikit mengulang perbedaan metode penelitian guna memaksimalkan penggunaan teori yang relevan ke depannya, dapat dipahami bahwa istilah “kualitatif” yang dimaksud penulisnya dan tanpa mendalami filsafat ilmu yang berkaitan dengan istilah “kualitatif” dan teori yang melandasinya, orang sering mempertentangkan istilah “kualitatif” dengan istilah “kuantitatif”, seolah-olah keduanya saling meniadakan. Menggambarkan perbandingan salah-kaprah antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif sebagai berikut :[3]
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
Angka-angka
Parametrik
Statistik
Empiris
Objektif
Deduktif
Pengujian Hipotesis
Eksperimental
Laboratorium
Artifisial
Dapat digeneralisasikan
Tanpa angka-angka
Nonparametrik
Tanpa Statistik
Tidak empiris
Subjektif
Induktif
Penjelajahan (Exploratory)
Noneksperimental
Dunia nyata
Alamiah
Tidak dapat digeneralisasikan

B.     Hasil penelitian terdahulu yang relevan
Guna menambah arahan dan bimbingan dijalan yang benar, peneliti wajib memiliki referensi penelitiannya. Dalam artian, adanya acuan dari penelitian terdahulu yang telah mengkaji masalah tersebut dengan kacamata teori yang sama. Penelitian yang sedang dikerjakan perlu melirik konsep-konsep apa saja yang telah dirumuskan oleh para peneliti terdahulu sehingga memperoleh data sekunder yang tepat dan khusus.
Bentuk yang relevan juga menganjurkan peneliti untuk menyamakan orientasi penelitiannya dengan hasil penelitian terdahulu dalam bentuk hubungan kepentingan penelitian. Dengan demikian, hal ini berfungsi sebagai pembimbing ketika menyusun konsep penelitian yang akan diteliti walaupun mungkin berbeda dari segi subjek dan objeknya.
C.    Batasan pengertian konsep
Dalam ritual penyusunan konsep penelitian, sangat dianjurkan kepada peneliti untuk membuat batasan-batasan permasalahan yang akan dikaji dan diteliti. Sebab bilamana tidak ada batasan yang membingkainya, maka sudah dipastikan akan menjadi rancuh dan tidak tertuju kepada tujuan awal penelitian ini dilakukan.
Batasan ini memegang peranan penting dalam tataran karya ilmiah, khususnya metode kualitatif. Begitu pula ketika peneliti membatasi objeknya, wilayah penelitiannya, jumlahnya, jenisnya dan lain-lain.
D.    Hipotesis
Hubungan diantara variabel-variabel yang diamati disebut hipotesis. Hipotesis muncul atau ada sebagai akibat dari proses berfikir deduktif atau operasionalisasi dari teori atau proposisi yang disusun oleh peneliti. Dengan demikian, hipotesis dapat dikatakan sebagai “pernyataan atau statement teoretis yang dibuat dalam bentuk siap uji, atau pernyataan tentatif mengenai fenomena atau realitas. Dalam merumuskan hipotesis, peneliti menyusun dua rumusan hipotesis agar pengujian dapat dilakukan, yaitu hipotesis kerja (Hk, H1, H2, H3, dst) dan hipotesis nol (Ho). Dalam pengujian, harapan peneliti adalah menolak hipotesis nol dan menerima hipotesis kerja. Hipotesis tersebut biasanya dirumuskan secara berlawanan, sebagai contoh :[4]
H1 : Tingkat pendidikan berkaitan dengan pemahaman membaca artikel pada majalah X.
H0 : Tingkat pendidikan tidak berkaitan dengan pemahaman membaca artikel pada majalah X.
Hipotesis juga berpeluang menciptakan batasan masalah, teori baru hingga kesimpulan penelitian sementara dari munculnya pernyataan-pernyataan yang telah dirumuskan sehingga membentuk pemikiran baru di benak si peneliti agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Laporan yang diterima dari beberapa sumber lalu dikaitkan dengan dugaan-dugaan sementara berfungsi secara efektif, apalagi membantu penyaringan atau pemilahan terhadap minat penelitian.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Pendekatan penelitian
Penelitian merupakan suatu proses yang panjang untuk menggali, menemukan dan membuktikan keingintahuan serta keyakinan peneliti tentang kebenaran yang diyakininya. Fenomena yang selama ini ditemukan dalam realitas, kemudian dikaitkan dengan berbagai asumsi teoretis, harus menghasilkan berbagai petunjuk pembuktian keyakinan tersebut.[5]
B.     Lokasi dan waktu penelitian
Pemilihan lokasi sebagai tempat penelitian berlangsung bergantung pada kebutuhan pencarian hasil penelitian tersebut, jika meneliti tentang konflik keagamaan yang disebabkan komunikasi yang buruk pada wilayah luar kota, maka peneliti wajib berkunjung dan hadir di lokasi tersebut.
Sebagai tahap awal rencana kesuksesan penelitian, peneliti perlu menetapkan, menyusun, merencanakan tentang kegiatan penelitian tersebut. Semakin rapi dan disiplin pengaturan waktu penelitiannya, maka dapat dipastikan buah hasil penelitian akan dicapai pada tanggal yang diinginkan.
C.    Populasi dan sampel
Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sampel dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefenisikan secara spesifik dan tidak secara mendua. Meneliti sampel atau bagian dari populasi disebut penelitian sampel. Sampel adalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representatif atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi.[6]
D.    Sumber data
1.      Data Primer
Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Kalau seorang meneliti, “Pengaruh fokus tema siaran TV terhadap tingkat rating siaran”, kemudian mengambil data langsung kepada pemirsa acara TV tersebut, maka itu artinya peneliti telah menggunakan sumber data primer. Semua ini merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhannya.[7]
2.      Data Sekunder
Data sekunder berasal dari data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya, sehingga menjadi lebih informatif bagi pihak lain.[8]
3.      Data Time Series dan Cross Section
Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan.[9]
4.      Internet sebagai sumber data
Bagi para peneliti, internet merupakan sumber ilmu pengetahuan yang lengkap dan selalu baru. Banyak fasilitas yang disediakan oleh web untuk keperluan riset. Diantaranya ada istilah, e-Library, e-Journal, e-Book, e-News, e-Dictionary, e-Laboratory dan masih banyak lagi fasilitas lainnya. Internet diibaratkan sebagai perpustakaan yang sangat besar dan sering disebut dengan istilah e-Library. Perpustakaan ini diharapkan mampu menampung kajian ilmu dan hasil penelitian dalam bentuk format digital, sehingga memudahkan untuk para peneliti. Banyak jurnal ilmiah (e-journal) yang up-to-date dan diberikan secara gratis. Jurnal ilmiah ini pada umumnya sudah dikelompokkan dalam bidang ilmu tertentu yang dipublikasikan dalam website yang khusus dalam bidang ilmu tersebut.[10]
E.     Alat pengumpul data
Pengumpulan data termasuk salah satu kegiatan penting dalam penelitian karena kebenaran hasil penelitian sangat ditentukan oleh kebenaran data yang dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tidak sesuai dengan kenyataan, maka besar kemungkinan, penelitian menghasilkan kesimpulan yang keliru.[11]
F.     Pengukuran variabel
Perhatian peneliti yang terukur dan terpercaya menentukan nasib dari hasil penelitian tersebut, untuk itulah digunakan pengukuran variabel, yang diketahui bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang diberi berbagai nilai. Memformulasikan masalah penelitian dengan mengikutsertakan beberapa variabel.
G.    Teknik analisis data
Data yang telah diterima dan didapatkan melalui berbagai sumber, dianalisis sedemikian rupa dengan nilai-nilai kritis si peneliti. Sehingga menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan untuk diuji dan dipublikasikan.
Analisis isi merupakan metode atau cara untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif dalam mengukur variabel-variabel. Bisa juga disebut metode observasi sekaligus pengukuran yang berguna untuk mengetahui variabel-variabel, seperti kebutuhan, sikap, nilai-nilai, stereotif, etnosentrisme dan kreativitas.[12]
H.    Beberapa desain dan contoh kerangka penelitian
Menurut Ardial, biasanya ada beberapa contoh desain proposal penelitian kuantitatif dan kualitatif diantaranya adalah :
1.       Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
2.       Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungannya dengan penelitian
3.       Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesis untuk diuji
4.       Membangun penyelidikan dan percobaan
5.       Memilih serta memberi defenisi terhadap pengukuran variabel
6.       Memilih prosedur dan teknik sampling untuk mengumpul data
7.       Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data
8.       Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta inferensi statistik
9.       Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang



CONTOH KERANGKA USULAN PENELITIAN KUALITATIF.[13]
a.
Judul Penelitian
Singkat, tetapi cukup jelas menggambarkan tema penelitian. Jumlah kata sesuaikan dengan kebijakan jurusan. Biasanya paling banyak 14 kata.
b.
Ruang Lingkup / Bidang ilmu pengetahuan
Komunikasi Islam
c.
Latar belakang masalah
Penjelasan singkat situasi atau keadaan dibalik masalah yang akan diteliti, alasan-alasan mengapa hal itu penting untuk diteliti, dan jelaskan pula kegunaan teoritis dan praktis hasil penelitian itu.
d.
Studi Pustaka (tinjauan pustaka
Bagian ini berisikan :
1). Penjelasan singkat tentang teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diajukan. Kajian pustaka memuat temuan teori dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Temuan tersebut adakalanya mendukung atau sebaliknya, bertentangan dengan pendapat peneliti. Dengan kajian pustaka ini, diperoleh gambaran yang lengkap dan sistematis tentang duduknya permasalahan yang diteliti. Untuk kutipan-kutipan harus dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2). Daftar pustaka, yaitu daftar dari semua bahan bacaan yang dikutip dalam penelaahan studi pustaka di atas.
e.
Tujuan Penelitian
Tujuan  penelitian dapat berupa salah satu atau kombinasi dari tujuan teoritis dan tujuan praktis.
f.
Metodologi
1). Tempat Penelitian.
2). Penentuan Responden
3). Metode dan teknik pengumpulan data : Peneliti bertindak sebagai instrumen.
4). Alat pengumpulan data : Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari serta mengumpulkan data-data/wawancara, literatur, dan sumber bacaan yang mendukung penelitian.
5). Analisis data : Berdasarkan wawancara yang dihasilkan dalam pengumpulan data, direduksi dan dimasukkan ke dalam pola, kategori, fokus atau tema tertentu yang sesuai dan akhirnya peneliti dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan tertentu dari hasil pemahaman dan pengertiannya.
g.
Jadwal Penelitian
Jadwal rencana pelaksanaan penelitian dijabarkan dalam bentuk satuan dan disusun dalam bentuk Gant Chart, secara kronologis menggambarkan kegiatan masing-masing.















BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keluasan berfikir dan kedalaman peneliti dalam mengkaji suatu permasalahan sangat bergantung pada kepatuhan dalam penulisan yang syarat akan makna. Berbagai macam teknik yang telah ditentukan dan diuji konsepnya dalam mengidentifikasi masalah sekaligus pengertian-pengertian diatas menjelaskan makna sebuah penelitian sangat kompleks dan komprehensif.
Cara untuk memperoleh informasi dan mendapatkan hasil kesimpulan pun melalui upaya yang tidak mudah, banyak rintangan dan kendala yang ditemukan saat berhadapan langsung pada garis depan objek yang diteliti. Untuk itu, dalam posisi calon yang akan meneliti sebuah permasalahan, makalah ini berguna saat kebingungan dalam mengambil tema dan menyelesaikan pertanyaan seputar kasus penelitian kuantitatif maupun kualitatif.
B.     Saran
Kemungkinan penambahan literatur tentang aspek penelitian sudah seharusnya semakin ditingkatkan setiap tahun. Dari sisi lain, kekayaan tulisan dalam berbagai sumber dapat menambah semangat calon peneliti untuk bergerak dan bereksperimen.











DAFTAR PUSTAKA
Ardial, “Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi” (Bumi Aksara : Jakarta, 2014),
Atwar Bajari, “Metode Penelitian Komunikasi ; Prosedur, Tren dan Etika” (Simbiosa
Rekatama Media : Bandung, 2015)
Deddy Mulyana dan Solatun “Metode Penelitian Komunikasi Contoh-Contoh Penelitian
Kualitatif dan Pendekatan Praktis” (Rosdakarya : Bandung, 2013)
Husein Umar, “Metode Riset Komunikasi Organisasi”, (Gramedia : Jakarta, 2002)
Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif ; Dilengkapi Contoh Proposal Dan Laporan
Penelitian” (Alfabeta : Bandung, 2005)
Syahrum dan Salim, “Metodologi Penelitian Kuantitatif” (Citapustaka Media : Bandung,
2007)
Ulber Silalahi, “Metode Penelitian Sosial”, (Refika Aditama : Bandung, 2001), hlm. 253-254





[1] Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif ; Dilengkapi Contoh Proposal Dan Laporan Penelitian” (Alfabeta : Bandung, 2005) hlm.30
[2] Ibid, hlm.31
[3] Deddy Mulyana dan Solatun “Metode Penelitian Komunikasi Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif dan Pendekatan Praktis” (Rosdakarya : Bandung, 2013) hlm. 8
[4] Atwar Bajari, “Metode Penelitian Komunikasi ; Prosedur, Tren dan Etika” (Simbiosa Rekatama Media : Bandung, 2015), hlm. 70
[5] Ibid, hlm. 71
[6] Ulber Silalahi, “Metode Penelitian Sosial”, (Refika Aditama : Bandung, 2001), hlm. 253-254
[7] Ardial, “Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi” (Bumi Aksara : Jakarta, 2014), hlm.359-360
[8] Ibid, hlm.360
[9] Husein Umar, “Metode Riset Komunikasi Organisasi”, (Gramedia : Jakarta, 2002), hlm.8
[10] Ardial, “Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi” (Bumi Aksara : Jakarta, 2014), hlm.362
[11] Syahrum dan Salim, “Metodologi Penelitian Kuantitatif” (Citapustaka Media : Bandung, 2007) hlm.147
[12] Atwar Bajari, “Metode Penelitian Komunikasi ; Prosedur, Tren dan Etika” (Simbiosa Rekatama Media : Bandung, 2015), hlm. 108
[13] Ardial, “Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi” (Bumi Aksara : Jakarta, 2014), hlm.493-494

1 komentar:

  1. terima kasih cukup membantu makalahnya

    ReplyDelete