PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Jika sebuah penelitian mengedepankan dasar
keingintahuan tentang permasalahan yang terjadi, hendaknya mampu berkolaborasi
dengan informasi yang tersusun secara sistematis yang sudah barang tentu
mengandung unsur solusi pada permasalahan tersebut. Informasi yang mampu kita
serap akan diolah sedemikian rupa agar mampu melihat secara luas permasalahan
tersebut dan merumuskannya menjadi sebuah latar belakang masalah.
Setiap penelitian baik
penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun
terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah” dalam penelitian kuantitatif
dan “masalah” dalam penelitian kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif,
“masalah” yang akan dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik dan
dianggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian kualitatif “masalah” yang
dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap, kompleks dan dinamis.
Oleh karena itu, “masalah” dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara,
tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.[1]
Latar belakang masalah
adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah
problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan tidak
sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan
menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menjadi perhatian banyak orang dan
di bicarakan di berbagai kalangan masyarakat. Untuk itu, saat melakukan
penelitian perlu kiranya memanfaatkan situasi yang sedang heboh di masyarakat,
televisi, maupun media sosial. Sering kali kita menyaksikan segelintir berita
yang menyajikan berbagai macam permasalahan dan diikuti oleh penonton setianya,
hingga hal itu kerap menjadi bahan penelitian yang empuk untuk dikaji. Latang
belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam
penelitian ini diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis. Latar
belakang masalah adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan pemahaman
kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin kita sampaikan. Latar
belakang yang baik disusun dengan sejelas mungkin dan bila perlu disertasi
dengan data atau fakta yang mendukung.
B. Rumusan Masalah
Menyusun sebuah kerangka berfikir mengenai sebuah
masalah tentu bukanlah yang sulit, sebab kita hanya membuat batasan-batasan
persoalan yang harus diteliti dan dikaji. Sehingga menjadi tulisan yang
bermakna jika diamati berdasarkan persoalan yang berlaku. Rumusan masalah adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang
biasanya terletak di awal laporan atau proposal dan biasanya terletak setelah
latar belakang yang dijelaskan dalam laporan tersebut. Rumusan masalah
digunakan untuk menjelaskan masalah atau isu yang dibahas dokumen tersebut
kepada para pembaca. Secara umum, suatu rumusan masalah akan menggarisbawahi
fakta-fakta dasar dari masalahnya, menjelaskan alasan masalah itu penting, dan
menentukan solusi secepat dan selangsung mungkin. Rumusan masalah sering
digunakan di dunia bisnis untuk kepentingan perencanaan tapi dapat juga
diperlukan dalam situasi akademis sebagai bagian dari laporan yang bergaya
seperti laporan atau proyek tulisan.
Masalah adalah penyimpangan
antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah
pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data.[2]
C. Tujuan Penelitian
Visi sebuah penelitian hendaknya mencerminkan arah dan tujuan
masalah yang dikaji, lebih kepada manfaat dan kegunaannya pada masyarakat
maupun akademik. Dengan begitu, para peneliti mampu menerka kesimpulan setelah
masalah ini diketahui dan diteliti lebih lanjut. Dalam beberapa penelitian
dimana permasalahannya sangat sederhana terlihat bahwa tujuan sepertinya
merupakan pengulangan dari rumusan masalah, hanya saja rumusan masalah
dinyatakan dengan pertanyaan, sedangkan tujuan dituangkan dalam bentuk
pernyataan yang biasanya diawali dengan kata ingin mengetahui.
Tetapi bila permasalahannya
relatif kompleks, permasalahan ini menjadi lebih jelas terjawab bila disusun
sebuah tujuan penelitian yang lebih tegas yang memberikan arah bagi pelaksanaan
penelitian. Misalnya, bila rumusan masalah mempertanyakan bagaimanakah
penerapan model komunikasi pada masyarakat awam, maka jelas akan banyak
penafsiran tentang jawaban yang diinginkan dari pertanyaan ini, sehingga
perumusan tujuannya harus lebih tegas, misalnya ingin mengetahui
langkah-langkah dalam menerapkan model komunikasi antarpersonal pada guru dan
murid, atau ingin mengetahui bagaimanakah efek komunikasi politik pada Pilkada
2015.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari
tujuan penelitian berkaitan erat dengan kegunaan dari penelitian yang sedang
diteliti, artinya bahwa ujung dari masalah yang diteliti akan menghasilkan manfaat
atau kegunaan pada masing-masing objek. Kegunaan penelitian merupakan dampak
dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Manfaat
penelitian harus dapat dibedakan antara manfaat teoritis dan manfaat
praktisnya. Karena laporan Tesis ini selalu dibuat dengan dukungan beberapa
kajian teoritis dan temuan sebelumnya, maka akan mempunyai manfaat teoritis.
Manfaat teoritis baik bagi penulis maupun pembaca karya ilmiah tersebut.
Sedangkan manfaat praktisnya tergantung pada bentuk penelitian yang dilakukan,
terutama untuk penelitian evaluasi dan eksperimen.
E. Sistematika Penulisan
Dalam setiap penulisan laporan penelitian,
tentu mempunyai aturan-aturan penulisan yang mengikuti kaedah tata bahasa dan
pengetikan yang komprehensif dalam membuat tulisan penelitian. Hal ini juga
sering disebut sistematika penulisan yang menjelaskan tentang rancangan apa
saja yang akan dijelaskan pada laporan penelitian tersebut. Sistematika
penulisan merupakan penguraian tentang hal-hal yang akan ditulis dalam sebuah
karya tulis. Seorang peneliti harus paham tentang sistematika penulisan karya
tulis yang akan dibuatnya. Sistematika penulisan pada karya tulis pada umumnya
ada tiga bagian. bagian tersebut yaitu bagian awal, isi, dan bagian akhir. Sistematika
dalam menulis karya ilmiah mengharuskan para peneliti untuk menjadi pemeran
utama dalam menjalankan tata tertib penulisan karya ilmiah dan laporan
penelitian.
CONTOH SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN
KUALITATIF
BAB
I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Fokus Penelitian
C.
Perumusan Masalah
D.
Tujuan Penelitian
E.
Manfaat Penelitian
F.
Kajian Teori
G.
Pertanyaan Penelitian
BAB
II : METODE PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
B. Pendekatan
Penelitian dan Kedudukan Peneliti
C. Lokasi
Penelitian
D. Tahap-tahap
Penelitian
E. Sumber
Data
F. Prosedur
Pengumpulan Data
G. Pemeriksaan
Keabsahan Data
H. Analisis
Data
BAB
III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB
IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA (Hanya yang dikutip saja, diurut berdasarkan abjad)
LAMPIRAN
(Catatan lapangan atau field note diberi
nomor urutan lampirannya, serta disebut pada bagian isi merujuk pada halaman
berapa. Lampiran dilakukan jika dimasukkan ke dalam bagian isi dianggap terlalu
mengganggu).
BAB
2
KERANGKA
TEORI DAN KONSEP
A.
Teori
yang relevan
Teori yang relevan merupakan pisau analisis penelitian
dalam memecahkan sebuah masalah, artinya melalui hubungan yang sejalan dengan
objek yang diteliti. Dapat juga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dengan
menggunakan metode 5W-1H (ringkasan dari What,
Who, Where, When, Why, dan How).
Sedikit mengulang perbedaan metode penelitian guna
memaksimalkan penggunaan teori yang relevan ke depannya, dapat dipahami bahwa istilah
“kualitatif” yang dimaksud penulisnya dan tanpa mendalami filsafat ilmu yang
berkaitan dengan istilah “kualitatif” dan teori yang melandasinya, orang sering
mempertentangkan istilah “kualitatif” dengan istilah “kuantitatif”, seolah-olah
keduanya saling meniadakan. Menggambarkan perbandingan salah-kaprah antara
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif sebagai berikut :[3]
Penelitian
Kuantitatif
|
Penelitian
Kualitatif
|
Angka-angka
Parametrik
Statistik
Empiris
Objektif
Deduktif
Pengujian
Hipotesis
Eksperimental
Laboratorium
Artifisial
Dapat
digeneralisasikan
|
Tanpa
angka-angka
Nonparametrik
Tanpa
Statistik
Tidak
empiris
Subjektif
Induktif
Penjelajahan
(Exploratory)
Noneksperimental
Dunia
nyata
Alamiah
Tidak
dapat digeneralisasikan
|
B.
Hasil
penelitian terdahulu yang relevan
Guna menambah arahan dan bimbingan dijalan yang benar,
peneliti wajib memiliki referensi penelitiannya. Dalam artian, adanya acuan
dari penelitian terdahulu yang telah mengkaji masalah tersebut dengan kacamata
teori yang sama. Penelitian yang sedang dikerjakan perlu melirik konsep-konsep
apa saja yang telah dirumuskan oleh para peneliti terdahulu sehingga memperoleh
data sekunder yang tepat dan khusus.
Bentuk yang relevan juga menganjurkan peneliti untuk
menyamakan orientasi penelitiannya dengan hasil penelitian terdahulu dalam
bentuk hubungan kepentingan penelitian. Dengan demikian, hal ini berfungsi
sebagai pembimbing ketika menyusun konsep penelitian yang akan diteliti
walaupun mungkin berbeda dari segi subjek dan objeknya.
C.
Batasan
pengertian konsep
Dalam ritual penyusunan konsep penelitian, sangat
dianjurkan kepada peneliti untuk membuat batasan-batasan permasalahan yang akan
dikaji dan diteliti. Sebab bilamana tidak ada batasan yang membingkainya, maka
sudah dipastikan akan menjadi rancuh dan tidak tertuju kepada tujuan awal
penelitian ini dilakukan.
Batasan ini memegang peranan penting dalam tataran
karya ilmiah, khususnya metode kualitatif. Begitu pula ketika peneliti
membatasi objeknya, wilayah penelitiannya, jumlahnya, jenisnya dan lain-lain.
D.
Hipotesis
Hubungan diantara variabel-variabel yang diamati
disebut hipotesis. Hipotesis muncul atau ada sebagai akibat dari proses
berfikir deduktif atau operasionalisasi dari teori atau proposisi yang disusun
oleh peneliti. Dengan demikian, hipotesis dapat dikatakan sebagai “pernyataan
atau statement teoretis yang dibuat
dalam bentuk siap uji, atau pernyataan tentatif mengenai fenomena atau realitas.
Dalam merumuskan hipotesis, peneliti menyusun dua rumusan hipotesis agar
pengujian dapat dilakukan, yaitu hipotesis kerja (Hk, H1, H2, H3, dst) dan
hipotesis nol (Ho). Dalam pengujian, harapan peneliti adalah menolak hipotesis
nol dan menerima hipotesis kerja. Hipotesis tersebut biasanya dirumuskan secara
berlawanan, sebagai contoh :[4]
H1
: Tingkat pendidikan berkaitan dengan
pemahaman membaca artikel pada majalah X.
H0
: Tingkat pendidikan tidak berkaitan
dengan pemahaman membaca artikel pada majalah X.
Hipotesis juga berpeluang menciptakan batasan masalah,
teori baru hingga kesimpulan penelitian sementara dari munculnya
pernyataan-pernyataan yang telah dirumuskan sehingga membentuk pemikiran baru
di benak si peneliti agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Laporan yang
diterima dari beberapa sumber lalu dikaitkan dengan dugaan-dugaan sementara berfungsi
secara efektif, apalagi membantu penyaringan atau pemilahan terhadap minat
penelitian.
BAB
3
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Pendekatan
penelitian
Penelitian merupakan suatu proses yang panjang untuk
menggali, menemukan dan membuktikan keingintahuan serta keyakinan peneliti
tentang kebenaran yang diyakininya. Fenomena yang selama ini ditemukan dalam
realitas, kemudian dikaitkan dengan berbagai asumsi teoretis, harus
menghasilkan berbagai petunjuk pembuktian keyakinan tersebut.[5]
B.
Lokasi
dan waktu penelitian
Pemilihan lokasi sebagai tempat penelitian berlangsung
bergantung pada kebutuhan pencarian hasil penelitian tersebut, jika meneliti
tentang konflik keagamaan yang disebabkan komunikasi yang buruk pada wilayah
luar kota, maka peneliti wajib berkunjung dan hadir di lokasi tersebut.
Sebagai tahap awal rencana kesuksesan penelitian,
peneliti perlu menetapkan, menyusun, merencanakan tentang kegiatan penelitian
tersebut. Semakin rapi dan disiplin pengaturan waktu penelitiannya, maka dapat
dipastikan buah hasil penelitian akan dicapai pada tanggal yang diinginkan.
C.
Populasi
dan sampel
Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sampel
dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang,
masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa atau laporan yang semuanya
memiliki ciri dan harus didefenisikan secara spesifik dan tidak secara mendua.
Meneliti sampel atau bagian dari populasi disebut penelitian sampel. Sampel
adalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu
representatif atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari
populasi.[6]
D.
Sumber
data
1.
Data
Primer
Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber
data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Kalau seorang
meneliti, “Pengaruh fokus tema siaran TV terhadap tingkat rating siaran”,
kemudian mengambil data langsung kepada pemirsa acara TV tersebut, maka itu
artinya peneliti telah menggunakan sumber data primer. Semua ini merupakan data
mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan
kebutuhannya.[7]
2.
Data
Sekunder
Data sekunder berasal dari data primer yang telah
diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram,
gambar dan sebagainya, sehingga menjadi lebih informatif bagi pihak lain.[8]
3.
Data
Time Series dan Cross Section
Data time series
atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu
fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya
dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan.[9]
4.
Internet
sebagai sumber data
Bagi para peneliti, internet merupakan sumber ilmu
pengetahuan yang lengkap dan selalu baru. Banyak fasilitas yang disediakan oleh
web untuk keperluan riset. Diantaranya ada istilah, e-Library, e-Journal, e-Book, e-News, e-Dictionary, e-Laboratory dan
masih banyak lagi fasilitas lainnya. Internet diibaratkan sebagai perpustakaan
yang sangat besar dan sering disebut dengan istilah e-Library. Perpustakaan ini diharapkan mampu menampung kajian ilmu
dan hasil penelitian dalam bentuk format digital, sehingga memudahkan untuk
para peneliti. Banyak jurnal ilmiah (e-journal)
yang up-to-date dan diberikan secara
gratis. Jurnal ilmiah ini pada umumnya sudah dikelompokkan dalam bidang ilmu
tertentu yang dipublikasikan dalam website yang khusus dalam bidang ilmu
tersebut.[10]
E.
Alat
pengumpul data
Pengumpulan data termasuk salah satu kegiatan penting
dalam penelitian karena kebenaran hasil penelitian sangat ditentukan oleh
kebenaran data yang dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tidak sesuai dengan
kenyataan, maka besar kemungkinan, penelitian menghasilkan kesimpulan yang
keliru.[11]
F.
Pengukuran
variabel
Perhatian peneliti yang terukur dan terpercaya menentukan
nasib dari hasil penelitian tersebut, untuk itulah digunakan pengukuran
variabel, yang diketahui bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang diberi
berbagai nilai. Memformulasikan
masalah penelitian dengan mengikutsertakan beberapa variabel.
G.
Teknik
analisis data
Data yang telah diterima dan didapatkan melalui
berbagai sumber, dianalisis sedemikian rupa dengan nilai-nilai kritis si
peneliti. Sehingga menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan untuk diuji dan
dipublikasikan.
Analisis isi merupakan metode atau cara untuk
mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan
kuantitatif dalam mengukur variabel-variabel. Bisa juga disebut metode
observasi sekaligus pengukuran yang berguna untuk mengetahui variabel-variabel,
seperti kebutuhan, sikap, nilai-nilai, stereotif, etnosentrisme dan
kreativitas.[12]
H.
Beberapa
desain dan contoh kerangka penelitian
Menurut
Ardial, biasanya ada beberapa contoh desain proposal penelitian kuantitatif dan
kualitatif diantaranya adalah :
1.
Identifikasi
dan pemilihan masalah penelitian
2.
Pemilihan
kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungannya dengan
penelitian
3.
Memformulasikan
masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope) dan hipotesis untuk diuji
4.
Membangun
penyelidikan dan percobaan
5.
Memilih
serta memberi defenisi terhadap pengukuran variabel
6.
Memilih
prosedur dan teknik sampling untuk mengumpul data
7.
Membuat
coding, serta mengadakan editing dan prosesing data
8.
Menganalisis
data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi serta
inferensi statistik
9.
Pelaporan
hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data,
generalisasi, kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan
kerja penelitian yang akan datang
CONTOH KERANGKA USULAN
PENELITIAN KUALITATIF.[13]
a.
|
Judul Penelitian
|
Singkat, tetapi cukup jelas
menggambarkan tema penelitian. Jumlah kata sesuaikan dengan kebijakan
jurusan. Biasanya paling banyak 14 kata.
|
b.
|
Ruang Lingkup / Bidang ilmu
pengetahuan
|
Komunikasi Islam
|
c.
|
Latar belakang masalah
|
Penjelasan singkat situasi atau keadaan
dibalik masalah yang akan diteliti, alasan-alasan mengapa hal itu penting
untuk diteliti, dan jelaskan pula kegunaan teoritis dan praktis hasil
penelitian itu.
|
d.
|
Studi Pustaka (tinjauan pustaka
|
Bagian ini berisikan :
1). Penjelasan singkat tentang
teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diajukan. Kajian pustaka
memuat temuan teori dan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan
masalah yang akan diteliti. Temuan tersebut adakalanya mendukung atau
sebaliknya, bertentangan dengan pendapat peneliti. Dengan kajian pustaka ini,
diperoleh gambaran yang lengkap dan sistematis tentang duduknya permasalahan
yang diteliti. Untuk kutipan-kutipan harus dicantumkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2). Daftar pustaka, yaitu daftar dari
semua bahan bacaan yang dikutip dalam penelaahan studi pustaka di atas.
|
e.
|
Tujuan Penelitian
|
Tujuan
penelitian dapat berupa salah satu atau kombinasi dari tujuan teoritis
dan tujuan praktis.
|
f.
|
Metodologi
|
1). Tempat Penelitian.
2). Penentuan Responden
3). Metode dan teknik pengumpulan data :
Peneliti bertindak sebagai instrumen.
4). Alat pengumpulan data : Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari serta mengumpulkan
data-data/wawancara, literatur, dan sumber bacaan yang mendukung penelitian.
5). Analisis data : Berdasarkan
wawancara yang dihasilkan dalam pengumpulan data, direduksi dan dimasukkan ke
dalam pola, kategori, fokus atau tema tertentu yang sesuai dan akhirnya
peneliti dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan tertentu dari hasil pemahaman
dan pengertiannya.
|
g.
|
Jadwal Penelitian
|
Jadwal rencana pelaksanaan penelitian
dijabarkan dalam bentuk satuan dan disusun dalam bentuk Gant Chart, secara
kronologis menggambarkan kegiatan masing-masing.
|
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keluasan berfikir dan kedalaman peneliti dalam
mengkaji suatu permasalahan sangat bergantung pada kepatuhan dalam penulisan
yang syarat akan makna. Berbagai macam teknik yang telah ditentukan dan diuji
konsepnya dalam mengidentifikasi masalah sekaligus pengertian-pengertian diatas
menjelaskan makna sebuah penelitian sangat kompleks dan komprehensif.
Cara untuk memperoleh informasi dan mendapatkan hasil
kesimpulan pun melalui upaya yang tidak mudah, banyak rintangan dan kendala
yang ditemukan saat berhadapan langsung pada garis depan objek yang diteliti.
Untuk itu, dalam posisi calon yang akan meneliti sebuah permasalahan, makalah
ini berguna saat kebingungan dalam mengambil tema dan menyelesaikan pertanyaan
seputar kasus penelitian kuantitatif maupun kualitatif.
B.
Saran
Kemungkinan penambahan literatur tentang aspek
penelitian sudah seharusnya semakin ditingkatkan setiap tahun. Dari sisi lain,
kekayaan tulisan dalam berbagai sumber dapat menambah semangat calon peneliti
untuk bergerak dan bereksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Ardial, “Paradigma
dan Model Penelitian Komunikasi” (Bumi Aksara : Jakarta, 2014),
Atwar Bajari, “Metode
Penelitian Komunikasi ; Prosedur, Tren dan Etika” (Simbiosa
Rekatama Media : Bandung,
2015)
Deddy Mulyana dan Solatun “Metode Penelitian Komunikasi Contoh-Contoh Penelitian
Kualitatif
dan Pendekatan Praktis” (Rosdakarya :
Bandung, 2013)
Husein Umar, “Metode
Riset Komunikasi Organisasi”, (Gramedia : Jakarta, 2002)
Sugiyono, “Memahami
Penelitian Kualitatif ; Dilengkapi Contoh Proposal Dan Laporan
Penelitian” (Alfabeta : Bandung, 2005)
Syahrum dan Salim, “Metodologi
Penelitian Kuantitatif” (Citapustaka Media : Bandung,
2007)
Ulber Silalahi, “Metode
Penelitian Sosial”, (Refika Aditama : Bandung, 2001), hlm. 253-254
[1] Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif ; Dilengkapi Contoh Proposal Dan
Laporan Penelitian” (Alfabeta : Bandung, 2005) hlm.30
[2] Ibid, hlm.31
[3] Deddy Mulyana dan Solatun “Metode Penelitian Komunikasi Contoh-Contoh
Penelitian Kualitatif dan Pendekatan Praktis” (Rosdakarya : Bandung, 2013)
hlm. 8
[4] Atwar Bajari, “Metode Penelitian Komunikasi ; Prosedur, Tren dan Etika” (Simbiosa
Rekatama Media : Bandung, 2015), hlm. 70
[5] Ibid, hlm. 71
[6] Ulber Silalahi, “Metode Penelitian Sosial”, (Refika
Aditama : Bandung, 2001), hlm. 253-254
[7] Ardial, “Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi” (Bumi Aksara : Jakarta,
2014), hlm.359-360
[8] Ibid, hlm.360
[9] Husein Umar, “Metode Riset Komunikasi Organisasi”, (Gramedia : Jakarta, 2002),
hlm.8
[10] Ardial, “Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi” (Bumi Aksara : Jakarta,
2014), hlm.362
[11] Syahrum dan Salim, “Metodologi Penelitian Kuantitatif”
(Citapustaka Media : Bandung, 2007) hlm.147
[12] Atwar Bajari, “Metode Penelitian Komunikasi ; Prosedur, Tren dan Etika” (Simbiosa
Rekatama Media : Bandung, 2015), hlm. 108
[13] Ardial, “Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi” (Bumi Aksara : Jakarta,
2014), hlm.493-494
terima kasih cukup membantu makalahnya
ReplyDelete