Music

Monday, 6 September 2021

Langkah Yang Tepat Untuk Memulai Bisnis

Oleh Muhammad Yusran Hanif Saragih

STEI SEBI, Depok.


Banyak orang yang salah kaprah dalam memilih produk untuk dibisniskan. Padahal produk yang tepat membuat kita mudah untuk menjualnya. Jika produk mudah dijual dan pangsa pasarnya luas, sangat mudah bagi kita untuk mengembangkan bisnis.

Ini yang jadi salah kaprah pengusaha pemula. Banyak yang memulai bisnisnya dari idealisme produk. Misalnya si A, punya produk alat B. Si A memiliki idealis bahwa produk ini akan bermanfaat bagi banyak orang dan pasti laris di pasaran. Padahal dirinya sendiri belum riset secara detail apakah pasar benar-benar membutuhkan produknya.

Tapi berhubung ia punya idealis, maka ia nekad membisniskan produknya. Akhirnya bulan pertama, kedua, ketiga, sampai lewat setahun ia kelabakan mencari-cari pasar dan mengedukasi masyarakat supaya mau membeli produknya.

Akhirnya si A terpuruk, modal sudah keluar banyak untuk pemasaran, tapi omset tidak kunjung didapat. Apalagi profit? Sedangkan biaya operasional terus berjalan dan menyedot modal. Jangan dikira edukasi pasar itu tidak perlu modal besar.

Nah, kejadian seperti si A ini sudah banyak terjadi pada pengusaha rintisan. Idealis produk istilahnya. Banyak yang beranggapan bahwa produknya sedang dibutuhkan oleh pasar dan pasti laku di pasaran padahal riset market saja belum detail.

Terutama yang baru lulus kuliah. Dulu lulusan farmasi mencoba-coba berbisnis obat formula baru yang belum tentu ada di pasaran. Dalihnya di masa depan orang akan membutuhkan produk ini.

Atau yang dulunya lulusan desain, idealis mau bisnis sepatu tenun di Indonesia dengan harga selangit. Katanya orang Indonesia harus mencintai budaya sendiri, makanya harus berani bayar mahal. Padahal kenyataannya orang Indonesia sukanya beli barang fashion dengan harga terjangkau, tidak peduli terbuat dari batik tulis, tenun, songket, dan sebangsanya.

 

Terus bagaimana?

Tahap awal dalam memulai bisnis itu adalah RISET PASAR. Anda harus benar-benar peka mengamati pangsa pasar yang mau Anda tuju. Anda amati kebutuhan mereka apa, seberapa besar demand (permintaan) pasarnya. Barulah Anda menciptakan produk untuk menjawab kebutuhan mereka dan bisa Anda jual kepada mereka.

Jangan dibalik. Bikin produk dulu baru bingung mencari pasarnya kemana. Kalau mau teguh pendirian silakan saja. Tapi pastikan anda punya modal berlebih. Jika modal Anda pas-pasan, jangan coba-coba mengedukasi pasar dengan produk yang belum pernah ada sebelumnya seperti yang dilakukan Steve Jobs saat meluncurkan iPad.

“Tapi impian sayakan pengen punya bisnis produk A. Mumpung belum ada di dunia.”

Bisnis itu menjual produk yang dibutuhkan masyarakat supaya mendapatkan profit. Ilmuwan itu fokus menciptakan produk baru dan tidak memerlukan profit.

Apakah ada produk yang sukses hasil temuan seorang ilmuwan? Di mana produk tersebut adalah produk baru yang belum ada pangsa pasarnya / market belum teredukasi? Ada. Tapi, ilmuwan membutuhkan dana riset yang tidak kecil juga.

Jadi sebagai pengusaha, ada kalanya kita harus mengesampingkan idealisme kita supaya kita mendapatkan profit dan bisnis kita bisa sukses. Nanti jika capital (modal) Anda sudah besar, silakan Anda mewujudkan impian Anda meriset produk sesuai idealisme Anda dan mengedukasi pasar supaya mau membeli dan menggunakan produk Anda.


0 komentar:

Post a Comment