Oleh Muhammad Yusran Hanif Saragih
STEI SEBI, Depok.Banyak orang yang salah kaprah
dalam memilih produk untuk dibisniskan. Padahal produk yang tepat membuat kita
mudah untuk menjualnya. Jika produk mudah dijual dan pangsa pasarnya luas,
sangat mudah bagi kita untuk mengembangkan bisnis.
Ini yang jadi salah kaprah
pengusaha pemula. Banyak yang memulai bisnisnya dari idealisme produk. Misalnya
si A, punya produk alat B. Si A memiliki idealis bahwa produk ini akan
bermanfaat bagi banyak orang dan pasti laris di pasaran. Padahal dirinya
sendiri belum riset secara detail apakah pasar benar-benar membutuhkan
produknya.
Tapi berhubung ia punya idealis,
maka ia nekad membisniskan produknya. Akhirnya bulan pertama, kedua, ketiga,
sampai lewat setahun ia kelabakan mencari-cari pasar dan mengedukasi masyarakat
supaya mau membeli produknya.
Akhirnya si A terpuruk, modal
sudah keluar banyak untuk pemasaran, tapi omset tidak kunjung didapat. Apalagi
profit? Sedangkan biaya operasional terus berjalan dan menyedot modal. Jangan
dikira edukasi pasar itu tidak perlu modal besar.
Nah, kejadian seperti si A ini
sudah banyak terjadi pada pengusaha rintisan. Idealis produk istilahnya. Banyak
yang beranggapan bahwa produknya sedang dibutuhkan oleh pasar dan pasti laku di
pasaran padahal riset market saja belum detail.
Terutama yang baru lulus kuliah. Dulu
lulusan farmasi mencoba-coba berbisnis obat formula baru yang belum tentu ada
di pasaran. Dalihnya di masa depan orang akan membutuhkan produk ini.
Atau yang dulunya lulusan desain,
idealis mau bisnis sepatu tenun di Indonesia dengan harga selangit. Katanya
orang Indonesia harus mencintai budaya sendiri, makanya harus berani bayar
mahal. Padahal kenyataannya orang Indonesia sukanya beli barang fashion
dengan harga terjangkau, tidak peduli terbuat dari batik tulis, tenun, songket,
dan sebangsanya.
Terus bagaimana?
Tahap awal dalam memulai bisnis
itu adalah RISET PASAR. Anda harus
benar-benar peka mengamati pangsa pasar yang mau Anda tuju. Anda amati
kebutuhan mereka apa, seberapa besar demand (permintaan) pasarnya.
Barulah Anda menciptakan produk untuk menjawab kebutuhan mereka dan bisa Anda
jual kepada mereka.
Jangan dibalik. Bikin produk dulu
baru bingung mencari pasarnya kemana. Kalau mau teguh pendirian silakan saja. Tapi
pastikan anda punya modal berlebih. Jika modal Anda pas-pasan, jangan coba-coba
mengedukasi pasar dengan produk yang belum pernah ada sebelumnya seperti yang
dilakukan Steve Jobs saat meluncurkan iPad.
“Tapi impian sayakan pengen punya
bisnis produk A. Mumpung belum ada di dunia.”
Bisnis itu menjual produk yang
dibutuhkan masyarakat supaya mendapatkan profit. Ilmuwan itu fokus menciptakan
produk baru dan tidak memerlukan profit.
Apakah ada produk yang sukses
hasil temuan seorang ilmuwan? Di mana produk tersebut adalah produk baru yang
belum ada pangsa pasarnya / market belum teredukasi? Ada. Tapi, ilmuwan
membutuhkan dana riset yang tidak kecil juga.
Jadi sebagai pengusaha, ada kalanya
kita harus mengesampingkan idealisme kita supaya kita mendapatkan profit dan
bisnis kita bisa sukses. Nanti jika capital (modal) Anda sudah besar,
silakan Anda mewujudkan impian Anda meriset produk sesuai idealisme Anda dan
mengedukasi pasar supaya mau membeli dan menggunakan produk Anda.
0 komentar:
Post a Comment