Oleh Rifta Is’ad Muhammad
Mahasiswa STEI SEBI Jurusan Perbankan Syari’ah
Ekonomi Islam
yang semakin mendunia melahirkan
zaman yang memperjuangkan Ekonomi
Islam yang kita kenal sebagai "Ekonom Rabbani".
Istilah tersebut merupakan moniker bagi para pesaing ekonomi syariah.
Berkembangnya kekecewaan moneter tradisional merupakan kesempatan bagi para
analis pasar Perekonomian untuk terus mengembangkan aspek keuangan syariah
mengingat pada umumnya aspek keuangan syariah bukan hanya untuk umat Islam
namun untuk melayani seluruh umat manusia.
Sebagai penduduk Indonesia,
kemungkinan besar kita melihat banyak sekali kemajuan dalam ekonomi syariah,
baik di bank maupun non-bank. Untuk menumbuhkan ekonomi syariah tentunya
membutuhkan para analis bisnis Rabbani atau Ekonom Robbani agar
ekonomi syariah dapat tumbuh dengan cepat dan berkualitas. Akibatnya, nanti Ekonom Rabbani akan
sangat berguna bagi
kita maupun orang lain.
Aspek keuangan Islam adalah
ekonomi yang bergantung pada hukum Islam yang muncul sebelum kerangka moneter
lainnya. Semuanya berasal dari Al-Quran dan As-Sunnah, sementara Ekonom Rabbani
bergantung pada kualitas ilahi. Pejuang Ekonom
Rabbani sendiri melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad dalam menunjukkan
pelajaran aspek keuangan Islam kepada semua orang. Analis keuangan Rabbani atau Ekonom Robbani
tersedia sebagai spesialis untuk membumikan ekonomi Islam.
Adapun terdapat sembilan
karakter ekonom Rabbani yang harus dimiliki guna menjalankan peran di
masyarakat. Diantaranya, akidah yang lurus sesuai Al-Qur’an dan Sunnah, kokoh
dan mandiri, mengedepankan Ukhuwah dalam amal jama’i, pribadi yang dinamis,
kreatif, inovatif, mengedepankan berpikir ilmiah yang didasari Al-Qur’an, ahli
dalam bidangnya dan berwawasan luas, mengerjakan hal ringan sebelum hal sulit,
berani menjadi agen perubahan, serta mampu tampil sebagai tokoh.
Seorang ekonom Robbani
juga dituntut memiliki akhlak yang baik sebagaimana akhlak seorang muslim yang
sebenarnya di antaranya: (1) aqidah yang lurus dan sesuai dengan Al-Qur’an di
mana dengan aqidah tersebut dapat menjadi rujukan dalam menjalankan dakwah
ekomoni Islam di masyarakat, (2) berfikir berdasarkan Al-Qur’an yakni mampu
berfikir secara ilmiah dan sistematis, (3) berani tampil sebagai pelopor
perubahan yakni mampu menempatkan diri untuk memberikan solusi pada setiap
permasalahan yang ada, sebagai pelopor untuk menggerakan orang lain dan sebagai
pelopor mahasiswa dalam mendakwahkan ekonomi Islam.
Potensi pertumbuhan ekonomi islam di
Indonesia juga besar karena penduduk mayoritas beragama Islam sehingga
pertumbuhan generasi milenial-nya pun akan semakin berkembang.
Sebagai milenial cerdas haruslah memanfaatkan peluang
tersebut dengan menjadikan diri sebagai eknom rabbani yakni pejuang eknomi
Islam karena terbukti ekonomi islam dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
luas seperti terhindarnya riba yang dapat memberikan angin segar untuk keluar
dari linkaran kemiskinan, pemerataan pendapatan dengan diberlakukannya zakat,
infaq, dan sedekah serta manfaat lainnya. Ditambah lagi lembaga keuangan di
Indonesia khususnya telah mendukung adanya eknomi Islam yakni Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang menyatakan bahwa peran dari generasi milenial diharapkan
dalam merealisasikan potensi Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan
syariah dunia.
0 komentar:
Post a Comment