Music

Monday 6 September 2021

Membentuk Diri menjadi Ekonom Rabbani

Oleh Rifta Is’ad Muhammad

Mahasiswa STEI SEBI Jurusan Perbankan Syari’ah



Ekonomi Islam yang semakin mendunia melahirkan zaman yang memperjuangkan Ekonomi Islam yang kita kenal sebagai "Ekonom Rabbani". Istilah tersebut merupakan moniker bagi para pesaing ekonomi syariah. Berkembangnya kekecewaan moneter tradisional merupakan kesempatan bagi para analis pasar Perekonomian untuk terus mengembangkan aspek keuangan syariah mengingat pada umumnya aspek keuangan syariah bukan hanya untuk umat Islam namun untuk melayani seluruh umat manusia.

Sebagai penduduk Indonesia, kemungkinan besar kita melihat banyak sekali kemajuan dalam ekonomi syariah, baik di bank maupun non-bank. Untuk menumbuhkan ekonomi syariah tentunya membutuhkan  para analis bisnis Rabbani atau Ekonom Robbani agar ekonomi syariah dapat tumbuh dengan cepat dan berkualitas. Akibatnya, nanti Ekonom Rabbani akan sangat berguna bagi kita maupun orang lain.

Aspek keuangan Islam adalah ekonomi yang bergantung pada hukum Islam yang muncul sebelum kerangka moneter lainnya. Semuanya berasal dari Al-Quran dan As-Sunnah, sementara Ekonom Rabbani bergantung pada kualitas ilahi. Pejuang Ekonom Rabbani sendiri melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad dalam menunjukkan pelajaran aspek keuangan Islam kepada semua orang. Analis keuangan Rabbani atau Ekonom Robbani tersedia sebagai spesialis untuk membumikan ekonomi Islam.

Adapun terdapat sembilan karakter ekonom Rabbani yang harus dimiliki guna menjalankan peran di masyarakat. Diantaranya, akidah yang lurus sesuai Al-Qur’an dan Sunnah, kokoh dan mandiri, mengedepankan Ukhuwah dalam amal jama’i, pribadi yang dinamis, kreatif, inovatif, mengedepankan berpikir ilmiah yang didasari Al-Qur’an, ahli dalam bidangnya dan berwawasan luas, mengerjakan hal ringan sebelum hal sulit, berani menjadi agen perubahan, serta mampu tampil sebagai tokoh.

Seorang ekonom Robbani juga dituntut memiliki akhlak yang baik sebagaimana akhlak seorang muslim yang sebenarnya di antaranya: (1) aqidah yang lurus dan sesuai dengan Al-Qur’an di mana dengan aqidah tersebut dapat menjadi rujukan dalam menjalankan dakwah ekomoni Islam di masyarakat, (2) berfikir berdasarkan Al-Qur’an yakni mampu berfikir secara ilmiah dan sistematis, (3) berani tampil sebagai pelopor perubahan yakni mampu menempatkan diri untuk memberikan solusi pada setiap permasalahan yang ada, sebagai pelopor untuk menggerakan orang lain dan sebagai pelopor mahasiswa dalam mendakwahkan ekonomi Islam.

Potensi pertumbuhan ekonomi islam di Indonesia juga besar karena penduduk mayoritas beragama Islam sehingga pertumbuhan generasi milenial-nya pun akan semakin berkembang. Sebagai milenial  cerdas haruslah memanfaatkan peluang tersebut dengan menjadikan diri sebagai eknom rabbani yakni pejuang eknomi Islam karena terbukti ekonomi islam dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas seperti terhindarnya riba yang dapat memberikan angin segar untuk keluar dari linkaran kemiskinan, pemerataan pendapatan dengan diberlakukannya zakat, infaq, dan sedekah serta manfaat lainnya. Ditambah lagi lembaga keuangan di Indonesia khususnya telah mendukung adanya eknomi Islam yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyatakan bahwa peran dari generasi milenial diharapkan dalam merealisasikan potensi Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.


0 komentar:

Post a Comment