BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PERENCANAAN (PLANNING)
Robbins dan coulter (2002) mendefenisikan
perencanaan sebagaisebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi,
menentukan strategi untuk pencapain tujuan organisasi tersebut secara
menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga
tercapainya tujuan organisasi .
Dalam
buku penulis mencoba mendefenisikan penegrtian perencanaan itu
kedalam tiga hal:
-
Dari sisi proses
Adalah dasar yang digiunakan untuk memilih
tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
-
Sisi fungsi
manajemen
Adalah fungsi dimana pimpinan
menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau mengubah tujuan dan
kegiaatn organisasi.
-
Sisi pengambilan
keputusan
Perencanaan merupakan pengambilan
keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa
yang dilakukan, bagaimana melakukannnya, bilamana dan siapa yang akan
melakukannya, dimana keputusan tang diambil bbelum tentu sesuai, hingga
implementasi tersebut dibuktikan dikemudian hari.
B. PENGERTIAN
PERENCANAAN SECARA ISLAM
Adalah
kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal- hal yang
terkait dengan pekerjaan itu agar mendapatkan hasil yang optimal. Dalam sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh ibnu Mubarak, rasulullah saw bersabda yang
artinya:
Jika engkau ingin mengerjakan
sesuatu pekerjaan dan pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan tersebut baik ,
ambila lah.dan jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah.
Dalam melakukan melakukan perencanaan ada
beberapa aspek yang harus diperhatiakn antara lain sebagai berikut.
1. Hasil
yang ingin dicapai
2. Orang
yang akan melakukan
3. Waktu
dan skala prioritas
C. PERENCANAAN
SUNNATULLAH
Allah
SWT menciptakan dunia ini dengan hak dan perencanaan yang matang dan disertai
dengan tujuan yang jelas. Sesuai dengan firman allah dalam Al quran suroh shaad
: 27. Yang artinya:
Dan kami tidak menciptakan langit
dan bumi dan apa yang ada di antara keduannya tanpa hikmah. Yang demikian itu
adalah anggapan orang kafir, maka celakalah orang- prang kafir itukarena mereka
akan masuk kedalam api neraka.
Makna
dari penjelasan ayat diatas adalah sia- sia tanpa perencanaan. Perencanaan
sesunggungnya aturan dan ketentuan alllah.egala sesuatu telah direncanakan
tidak ada satu pun yang tidak direncanakan.
D. FUNGSI
PERNCANAAN
Ada
4 fungsi dari perencanaan antar lain:
1. Perencanaan
sebagai pengarah
Perusahaan yang tidak melakukan
perencanaan sangat mungkin untuk mengalami konflik kepentingan, pemborosan
sumber daya, dan ketik berhasilan dalam pencapain tujuan karena bvagian –
bagian dari organisasi bekerja secara sendiri- sendiritanpa ada koordinasi yang
jelas dan terara.
2. Perencanaan
sebagai minimalisasi ketidak pastian
Perubahan sering kali sesuai dengan apa
yang kita perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula mlah diluar perkiraan kita,
sehingga menimbulkan ketidak pastian bagi perusahaan. Ketidak pastian inilah
yang coba diminimalkan melalui kegiatan perencanaan.
3. Perencanaan
sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya
Jika perencanaan dilakukan dengan baik,
maka jumlah sumber daya yang diperlukan, dengan cara bagaiman penggunaannya,
dan untuk penggunaan apa saja dengan levbih baik dipersiapkan sebelum kegiatan
dijalankan. Dengan demikian pemborosan yang terkait dengan sumber daya yang
dimiliki perusahaan akan bisa diminimalkan sehingga tingkat efesinsi dari
perusahaan menjadi meningkat.
4. Perencanaan sebagai penetapan standar dalam
pengawasan kualitas
Dalam perencanaan, perusahaan menentukan
tujuan dan rencana- rencanauntuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan,
perusahaan membandingkan antar tujuan yang ingin dicapai dengan realisasi
dilapangan, mengevaluasi penyimpangan- penyimpangan yang mungkin terjadi,
hingga mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaiki kinerja
perusahaan.
D. Proses Pembuatan Rencana
1. Menetapkan
tugas dan tujuan
Antara tugas dan
tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat difrmulir tanpa
ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas
diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau
nilai yang akan diperoleh.
2. Observasi dan analisa
Menentukan
factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (Observasi)
bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk
ditentukan mana yang digunakan.
3. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan
Faktor yang
tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian
tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar
tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang dibutuhkan efisiensi
dan efektivitas dan lain sebagainya.
4. Membuat sintesa
Sintesa yaitu
alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan cara
mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.
E. Siapa Pembuat Rencana ?
1.
Panitia Perencanaan
Panitia ini terdiri dari beberapa unsure yang mewakili
beberapa pihak, yang masing-masing membawakan misinya untuk menghasilkan suatu
rencana, dengan harapan rencana yang dibuat akan lebih baik.
2. Bagian Perencanaan
Seringkali tugas perencanaan, merupakan tugas rutin dalam
suatu organisasi atau perusahaan. Ini merupakan satu unit dalam suatu
organisasi yang bertugas khusus membuat rencana. Jadi disini tidak ada unsur
perwakilan yang mewakili suatu bagian dalam organisasi.
3. Tenaga Staf
Pada sebuah organisasi atau perusahaan ada dua kelompok
fungsional yaitu :
- Pelaksana, tidak disamakan dengan pimpinan yaitu kelompok yang langsung
menangani pekerjaan
- Staf (pemikir) yaitu kelompok yang tidak secara langsung menghasilkan barang
atau produk perusahaan, tugasnya menganalisa fakta-fakta untuk kemudian
merencanakan sesuatu guna.
F.
Bentuk-bentuk Perencanaan
1. Recana Global (Global
Plan)
Analisa penyusunan
recana global terdiri atas:
- Strenght yaitu
kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan
- Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang
bersangkutan.
- Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi
- Treath yaitu tekanan
dan hambatan yang dihadapi organisasi
2. Rencana Stategik (Strategic Plan)
Bagian dari
rencana global yang lebih terperinci. Dimana dengan menyusun kerangka kerja
yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, dimensi waktunya adalang
jangka panjang. Dalam pencapaiannya dilakukan dengan system prioritas. Mana
yang akan dicapai terlebih dahulu.
Merupakan proses
prencanaan jangka panjang yang tersusun dan digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bersama. Tiga alas an penggunaan perencanaan strategic
ini yaitu :
1. Memberikan kerangka
dasar bagi perencanaan lainnya yang akan dilakukan
2. Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3. Titik permulaan
pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
3. Rencana Operasional (
Operational Plan )
Rencana ini
meliputi perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka
pendek.
- Rencana sekali pakai (
single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya
tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana
pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam suatu perusahaan.
- Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan standar
untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu dan
akan terjadi berulang-ulang.
G. Melakukan perencanaan (
planning proses)
1. pengertian tujuan (
goals ) dan rencana ( plan)
Tujuan pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan
dapat diraih atau dicapai oleh individu, kelompo aatu seluruh organisasi.
Rencana (plan ) adalah
segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan
dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadwalan
dari proses pencapaian tujuan. Sebagai seorang manajer perusahaan , tujuan dan
rencana adalah sesuatu yang durumuskan olehnya.
2. beberapa jenis tujuan
Pada praktiknya beberapa organisasi ternyata tidak
hanya memiliki satu tujuan . ada
perusahaan yang bertujuan selain untuk memaksimalkan profit, juga perluasan
pasar, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan pegawai perusahaan. Demikian
juga kasus yang sama dapat terjadi dengan organisasi non profit. Dengan
kenyataan ini kadang kala perusahaan memiliki tujuan yang banyak . sehingga
dengan demikian dari sisi semua jumlah tujuan yang ingin dicapai, ada yang
dinamakan tujuan tunggal, dan tujuan yang banyak.
Dari sisi kejelasan,
tujuan dapat dibedakan dari tujuan:
-
Tujuan yang actual dan nyata
-
Tujuan yang dinyatakan secara formal
Dari segi keluasan dan
waktu pencapaian
-
Tujuan strategis
Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam
waktu relative lama biasanya 3 hinggs 5 tahun lebih.
-
Tujuan operasional
Tujuan yang ingin dicapai pada satu periode kegiatan
perusashaan biasanya 6 bulan hingga 1 tahun.
3. beberapa jenis rencana :
Dari segi keluasan waktu
-
Rencana trategis atau jangka panjang
Rencana yang akan dijalankan seluruh komponen
dalam organisasi atau perusahaan, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan
tujuan organisasi secara keseluruhan.
-
Rencana taktis atau jangka menengah
Rencana yang dijalankan untuk mencapaian tujuan
jangka menengah dan sebagai doronga yang tercapai dalam tujuan jangka panjang
-
Rencana operasional atau jangka pendek
Rencana yang dijalankan untuk pencapai rencana
jangka pendek, dan sebagai dorongan untuk tercapainya recana jangka penengah.
Dari segi kejelasan
-
Rencana spesifik
rencana yang sudah jelas dan tidak memerlukan
interprentasi.
-
Rencana direktif
Rencana yang dirumuskan untuk mencapai tujuan
tertentu,
Dari segi frekuensi penggunaan :
-
Rencana sekali pakai
Yaitu organisasi yang sifat kegiatannya,
temporal, seperti kepanitiaan
-
Rencana secara terus menerus
Yaitu organisasi yang kegiatannya terus menerus
berkelanjuat
5.
Beberapa pendekatan dalam penetapan tujuan :
-
Pendekatan tradisional
Perumusan
dan penetapan tujuan dilakukan oleh manajer tingkat puncak untuk dan kemudia
tujuan itu diturunkan lagi menjadi tujuan manajer tingkat bawahannya secar
spesifik.
-
Pendekatan Management By Objectives (MBO)
Manajemen
berdasarkan sasaran atau manajemen berdasarkan tujuan yang dilakukan
berdasarkan asumsi mendasar bahwa apa yang terjadi di lapangan belum tentu
sesuai dengan apa yang dipahami oleh pimpinan.
Setelah
pimpinan dan bawahan bersepakat untuk mencapai hal tersebut, maka kemudian
pimpinan dan bawahan secara bersama-sama melakukan langkah pertama dalam MBO
yaitu :
o Membuat perencanaan
bersama-sama
o Pelaksanaan pada setiap
pihak atau bagian
o Evaluasi bersama
E. Kekuatan MBO
Keuntungan-keuntungan
utama dari program MBO dalam urutan pentingnya adalah sebagai berikut:
1. memberi kesempatan pada para individu untuk mengetahui apa yang
diharapkan dari mereka
2. membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer
menetapkan sasaran dan waktu yang ditargetkan
3. meningkatkan komunikasi antara para manajer dan bawahan
4. membuat para manajer lebih menyadari tentang sasaran organisasi
5. membuat proses manajemen lebih wajar dengan memusatkan pada
suatu pencapaian. Program ini juga memberi kesempatan kepada para bawahan untuk
mengetahui sebaik mana mereka bekerja dalam kaitannya dengan sasaran
organisasi.
Kelemahan MBO
Beberapa kekurangan dari
program MBO adalah:
1. MBO tidak menyelesaikan semua masalah
organisasi.
2. Tidak semua prestasi dapat
dikuantifikasikan atau diukur.
3. Perubahan-perubahan yang diinginkan
oleh MBO dalam perilaku para manajer mungkin
juga menimbulkan masalah.
4. Kelemahan yang melekat dalam proses
MBO, dimana ini membutuhkan banyak waktu
dan upaya dalam mempelajari penggunaan teknik MBO dengan tepat.
1. Tunjukkan kesepakatan
yang berkesinambungan dari pimpinan tingkat tinggi. Penerimaan pertama dari
para pegawai untuk program MBO dapat berhasil jika pimpinan tertinggi melakukan
usaha bersama untuk mempertahankan agar system itu tetap jalan dan berfungsi
dengan sepenuhnya.
2. Didik dan latih para
manajer. Agar MBO berhasil para manajer harus memahami MBO tersebut, sehingga
mereka harus dididik mengenai prosedur dan keuntungan dari system MBO.
3. Rumuskan
tujuan-tujuan dengan jelas. Para manajer dan bawahan harus sama-sama mengerti
tujuan-tujuan dengan jelas dan merumuskannya bersama-sama
4. Laksanakan umpan
balik secara efektif. Suatu sistem MBO tergantung pada para peserta yang
mengetahui hubungannya dengan tujuan mereka. Penetapan tujuan bukan merupakan
perangsang yang memadai, tinjauan terhadap prestasi yang teratur dan umpan
balik dari hasil-hasil juga diperlukan.
5. Anjurkan
adanya peran serta. Para manajer harus menyadari peran serta bawahan dalam penentapan sasaran dapat
mengandung suatu pengalokasian kembali kekuasaan. Para manajer harus mau melepaskan pengendalian langsung
tertentu atas bawahannya dan
mendorong bawahannya untuk mengambil peranan lebih aktif dalam penetaan dan pencapaian tujuan mereka sendiri.
F. Beberapa alat bantu
perencanaaan.
Diantara alat bantu manajemen perencanaan ialah :
§ Perencanaan dengan Flow
Chart
Sering digunakan bagi yang mendalami computer, tekhnik
dan sistem informasi
§ Perencanan Gantt Chart
(Bagan Ghantt Chart)
Pada saat kegiatan organisai banyak, Gannt Chart sangat
membantu manajer untuk dapat mengaturnya melalui proses penjadwalan.
§ Perencanaan dengan
Jaringan PERT (PERT Network)
Merupakan alat bantu perencanaan melalui penjadwalan dan
gambaran rencana kerja secara kronologis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
-
Fungsi perencanaan selain berfungsi sebagai
fungsi pertama dalam kegitan manajemen. Namun menentukan arah dan tujuan
dari organisasi bisnis dan perusahaan.
Perencanaan dapat berfungsi sebagai, minimalisasi ketidak pastian, pengarah dan
juga penetapan standar pencapain, kualitas dari apa yang ingin diccapaioleh
perusahaan.
-
Perencanaan dapat dibagi kedalam perencanaan
jangka panjang, jangka mnengah dan jangka pendek
-
Terdapat beberapa alat yang dapat digunaka untuk
melakukan perencanaan. Diantaranya, flow chart, gantt chart, Jaringan PERT.
-
Organisasi sering kali berhadapan dengan
berbagai alternatif keputusan dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi.
Oleh karena itu , pengambilan keputusn perlu dipertimbangkan berbagai factor
dan alternative dalam pengambilan keputusan sehingga tujuan organisasi tetap
dapat tercapai secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Arep Ishak dan Hendri Tanjung, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Universitas Trisakti
Hafidhuddin Didin dan Hendri Tanjung. 2003, Manajemen Syariah Dalam Praktek, Jakarta: Gema Insani Press.
Sule, Erni Trisnawati dan Kurniawan Saefullah. 2009, Pengantar manajemen, Jakarta: Kencana,
Panglaykim P dan Hazil Tanzil. 1991, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta: Ghalia Indonesia