BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar merupakan tulang punggung
perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah
ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Semua unsur yang
berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar oligopoli mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur
konsumsi.
Dalam pasar oligopoli, setiap
perusahaan memposisikan dirinya setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai
bagian yang terikat dengan permainan permainan pasar, dimana keuntungan yang
mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua
usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya
dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
1.2
Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam
karya tulis ini adalah mengenai pasar oligopoli, dan segala hubungan mengenai
pasar oligopoli ini.
1.3 Tujuan
Penelitian
Tujuan yang diinginkan oleh penulis dalam karya
tulis ini adalah sebagai berikut :
·
Menambah pengetahuan kepada penulis mengenai pasar oligopoli, ciri-cirinya dan
perilakunya, kelebihan dan kekurangannya, jenis-jenis persaingan dan
karakteristik, contoh kegiatan pasar oligopoli.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Istilah oligopoli berarti beberapa penjual. Beberapa penjual di dalam konteks ini maksudnya dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak 10 sampai 15 perusahaan. Pasar oligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang bersaing. Jika pasar oligopoli hanya terdiri dari dua perusahaan saja maka disebutduopoli.
Dalam oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sendiri sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung pada tindak-tanduk pesaing mereka, sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dapat dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen daripesaingmereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar. Perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal dibawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Istilah oligopoli berarti beberapa penjual. Beberapa penjual di dalam konteks ini maksudnya dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak 10 sampai 15 perusahaan. Pasar oligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang bersaing. Jika pasar oligopoli hanya terdiri dari dua perusahaan saja maka disebutduopoli.
Dalam oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sendiri sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung pada tindak-tanduk pesaing mereka, sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dapat dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen daripesaingmereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar. Perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal dibawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
2. Faktor-faktor
Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli
Ada dua faktor penting yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli yaitu sebagai berikut:
a. Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industri mobil, untuk satu jenis, skala efisiensi baru tercapai jika produksi mobil minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output minimal seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, maka dana yang dibutuhkan untuk memproduksi sebanyak ratusan miliyar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan dana triliunan rupiah.
Keadaan tersebut merupakan hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli hanya terdapat sedikit produsen.
b. Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, dan persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
Ada dua faktor penting yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli yaitu sebagai berikut:
a. Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industri mobil, untuk satu jenis, skala efisiensi baru tercapai jika produksi mobil minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output minimal seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, maka dana yang dibutuhkan untuk memproduksi sebanyak ratusan miliyar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan dana triliunan rupiah.
Keadaan tersebut merupakan hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli hanya terdapat sedikit produsen.
b. Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, dan persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
3. Karakteristik
Pasar Oligopoli
a. Menghasilkan barang standard atau barang berbeda
corak(differenciated products).
b. Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan ada
kalanya sangat kuat. Jika diantara produsen oligopoli yang terdapat dipasar
tidak melakukan kerjasama(non collusive), maka kekuasaan menentukan harga
sangat terbatas(lemah). Tetapi kalau diantara produsen oligopoli terswebut berkolusi dalam menetapkan harga, maka
kekuasaan mereka dalam menentukan harga adalah sangat kuat, yaitu menyerupai
monopoli.
c. Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara
iklan. Iklan secara terus menerus diperlukan oleh produsen oligopoli yang
menghasilkan barang yang berbeda corak. Kegiatan promosi secara iklan yang
sangat aktif tersebut adalah untuk dua tujuan, yaitu menarik pembeli baru dan mempertahankan
pembeli lama.
d. Hambatan
untuk masuk dalam industri cukup tangguh.
e. Terdapat
banyak pembeli di pasar.
4.
Jenis-jenis Pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Pasar Oligopoli Murni (Pure Oligopoly)
Jenis ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral.
b. Pasar Oligopoli dengan Pembedaan (Differentiated Oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki.
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Pasar Oligopoli Murni (Pure Oligopoly)
Jenis ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral.
b. Pasar Oligopoli dengan Pembedaan (Differentiated Oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki.
5.
Hambatan Dalam Persaingan Oligopoli
Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoli adalah perusahaan yang telah mapan, baik dari segi pengalaman, modal, sumber daya (manusia dan bahan baku) serta teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan oligopoli agaknya sukar bagi perusahaan baru untuk memasukinya, terutama pada persaingan yang didalamnya terdapat kesepakatan/kartel.
Adapun hambatan-hambatan itu diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Skala Ekonomis
Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan para pendatang baru.
b. Ongkos Produksi yang Berbeda
Perusahaan bisa menurunkan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru daripada tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi perusahaan baru hal itu dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam biaya yang tidak disertai dengan produksi langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan agar menjadi terampil).
Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoli adalah perusahaan yang telah mapan, baik dari segi pengalaman, modal, sumber daya (manusia dan bahan baku) serta teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan oligopoli agaknya sukar bagi perusahaan baru untuk memasukinya, terutama pada persaingan yang didalamnya terdapat kesepakatan/kartel.
Adapun hambatan-hambatan itu diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Skala Ekonomis
Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan para pendatang baru.
b. Ongkos Produksi yang Berbeda
Perusahaan bisa menurunkan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru daripada tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi perusahaan baru hal itu dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam biaya yang tidak disertai dengan produksi langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan agar menjadi terampil).
6.
Kelebihan dan Kekurangan Pasar Oligopoli
Tentu saja pasar oligopoli memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari pasar oligopoli adalah mendorong perkembangan teknologi dan inovasi. Struktur pasar ini yang paling memberikan dorongan terbesar dalam mengembangkan teknologi dan inovasi. Hal ini dikarenakan perusahaan mendapat untung yang lebih dari normal dan menekankan persaingan dimana sangat membahayakan kedudukan perusahaan dalam industri. Keuntungan yang lebih disebabkan perusahaan baru sulit untuk memasuki pasar ini. Sehngga keuntungan lebih normal berlangsung dalam jangka panjang dan perusahaan memiliki dana yang cukup untuk kepentingan melakukan riset dalam mengembangkan teknologi serta melakukan inovasi.
Selain itu melakukan pengembangan teknologi dan melakukan persaingan dalam pasar ini, sebab perusahaan tidak mungkin melakukan persaingan dalam harga. Terdapat sedikit penjual karena dibutuhkan biaya investasi yang besar, jumlah penjual yang sedikit membuat penjual dapat mengendalikan harga dalam tingkat tertentu, dan bila terjadi perang harga, konsumen akan diuntungkan serta adanya efisiensi dalam menjalankan produksi dan persaingan di antara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi konsumen dalam hal harga dan kualitas barang.
Adapun kekurangan dari pasar ini adalah tidak adanya efisiensi dalam menggunakan sumber-sumber daaya. Efisiensi penggunaan sumber daya akan tercapai apabila ongkos marjinal sama dengan harga. Pada umumnya keadaan ini tidak dicapai pada pasar oligopoli. Tetapi jika dipandang dari sudut skala ekonomis yang mungkin diperoleh, terdapat kemungkinan bahwa perusahaan oligopoli akan memproduksi barang dengan ongkos yang lebih rendah daripada perusahaan yang ada dalam persaingan sempurna. Terdapat rintangan yang kuat untuk dapat masuk ke pasar oligopoli, akan terjadi perang harga dan produsen dapat melakukan kerja sama (kartel) yang pada akhirnya akan merugikan konsumen. Selain itu juga dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena adanya skala ekonomi yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam pasar, apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk, maka tidak memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang sejenis, perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan perusahaan lain untuk menyainginya, adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh pemerintah sehingga perusahaan lain tidak memasuki pasar, adanya kemungkinan terjadinya kolusi antara perusahaan di pasar yang dapat membentuk monopoli atau kartel yang merugikan masyarakat.
Tentu saja pasar oligopoli memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari pasar oligopoli adalah mendorong perkembangan teknologi dan inovasi. Struktur pasar ini yang paling memberikan dorongan terbesar dalam mengembangkan teknologi dan inovasi. Hal ini dikarenakan perusahaan mendapat untung yang lebih dari normal dan menekankan persaingan dimana sangat membahayakan kedudukan perusahaan dalam industri. Keuntungan yang lebih disebabkan perusahaan baru sulit untuk memasuki pasar ini. Sehngga keuntungan lebih normal berlangsung dalam jangka panjang dan perusahaan memiliki dana yang cukup untuk kepentingan melakukan riset dalam mengembangkan teknologi serta melakukan inovasi.
Selain itu melakukan pengembangan teknologi dan melakukan persaingan dalam pasar ini, sebab perusahaan tidak mungkin melakukan persaingan dalam harga. Terdapat sedikit penjual karena dibutuhkan biaya investasi yang besar, jumlah penjual yang sedikit membuat penjual dapat mengendalikan harga dalam tingkat tertentu, dan bila terjadi perang harga, konsumen akan diuntungkan serta adanya efisiensi dalam menjalankan produksi dan persaingan di antara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi konsumen dalam hal harga dan kualitas barang.
Adapun kekurangan dari pasar ini adalah tidak adanya efisiensi dalam menggunakan sumber-sumber daaya. Efisiensi penggunaan sumber daya akan tercapai apabila ongkos marjinal sama dengan harga. Pada umumnya keadaan ini tidak dicapai pada pasar oligopoli. Tetapi jika dipandang dari sudut skala ekonomis yang mungkin diperoleh, terdapat kemungkinan bahwa perusahaan oligopoli akan memproduksi barang dengan ongkos yang lebih rendah daripada perusahaan yang ada dalam persaingan sempurna. Terdapat rintangan yang kuat untuk dapat masuk ke pasar oligopoli, akan terjadi perang harga dan produsen dapat melakukan kerja sama (kartel) yang pada akhirnya akan merugikan konsumen. Selain itu juga dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena adanya skala ekonomi yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam pasar, apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk, maka tidak memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang sejenis, perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan perusahaan lain untuk menyainginya, adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh pemerintah sehingga perusahaan lain tidak memasuki pasar, adanya kemungkinan terjadinya kolusi antara perusahaan di pasar yang dapat membentuk monopoli atau kartel yang merugikan masyarakat.
7.
Analisis Perilaku
Produsen Oligopoli Dalam Memaksimumkan
Profit.
Menerangkan sikap seorang produsen oligopoli adalah lebih
sulit dari pada menerangkan sikap seorang produsen ang berada pada bentuk
struktur pasar lainnya. Ini disebabkan oleh perilaku perusahaan yang berbeda
apabila didalam pasar hanya terdapat 3(tiga) perusahaan, dengan apabila
terdapat 9(sembilan) perusahaan. Perilaku perusahaan juga akan berbeda apabila
diantara mereka melakukan kesepakatan(kolusi), dengan apabila tidak
melakukannya. Begitu juga apabla produk yang dihasilkannya berbeda
corak(differenciated product) atau identical produk. Oleh karena perbedaan-perbedaan tersebut, kita tidak
dapat membuat suatu analisis yang bersifat umum untuk menerangkan perilakun
produsen dalam pasar oligopoli, dalam usahanya untuk memaksimumkan profit.
Dalam pasar oligopoli paling tidak dapat dibedakan dua
keadaan yang mempengaruhi analisis terhadap perilaku perusahaan dalam
memaksimumkan profit.
1.
Tidak terdapat
kerjasama diantara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam pasar
oligopoli.
2. Perusahaan-perusahaan didalam pasar
oligopoli secra diam-diam menjalin kerjasama didalam menentukan harga dan
tingkat output yang harus dijual.
8.
Hubungan Antara Perusahaan-perusahaan Dalam Pasar
Oligopoli
Ada dua macam bentuk hubungan
antara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam pasar oligopoli yaitu
sebagai berikut :
·
Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive
Oligopoly)
Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang menghasilkan produk yang sama.
Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang menghasilkan produk yang sama.
·
Pasar Oligopoli
Tanpa Kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Jika didalam pasar
oligopoli tidak terdapat kesepakatan diantara produsen yang terdapat di pasar,
maka setiap tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan memancing reaksi
dari perusahaan lain. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka
perusahaan yang lain juga akan ikut menurunkan harga. Sebab jika ia tidak ikut
menurunkan harga, maka ia akan ditinggalkan ole banyak pelanggannya yang
beralih pada produk perusahaan yang telah diturunkan harganya. Sehingga agar
tidak banyak kehilangan pelanggan, maka ia harus ikut menurunkan harga.
Dengan demikian dalam pasar non collusive oligopoly
penurunan harga produk akan mendorong perusahaan-perusahaan lain ikut
menurunkan harga.
Sebaliknya jika suatu perusahaan didalam pasar non
collusive oligopoly menaikan harga, maka perusahaan lain tidak akan ikut-ikutan
menaikan harga. Jika ia tidak ikut menaikan harga, maka ia akan mendapat
tambahan pelanggan yang bersal dari pelanggan perusahaan yang telah menaikan
harga.
Kurva Permintaan Perusahaan Non Collusive Oligopoly.
Cara menggambar kurva permintaan suatu perusahaan
oligopoli yang tidak melakukan kesepakatan dengan perusahaan lain yang berada
dalam pasar yang sama dilakukan berdasarkan reaksi perusahaan-perusahaan lain
apabila harga produk suatu perusahaan mengalami perubahan(diturunkan atau
dinaikan). Gambar 1. berikut ini menunjukan proses penggamabran kurva
permintaan(deman curve) produsen non collusive oligopoly yang berupa kurva
bengkok(kinked demand curve).
d
|
c
|
P2
|
P($)
|
Q(output)
|
Qa
|
|
Qo
|
Qb
|
Qc
|
b
|
a
|
D2
|
D1
|
0
|
Qd
|
P1
|
Gb.
1.Kurva Demand Produsen Non Collusive Oligopoli
Kurva D1 adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan
oligopoli dengan asumsi apabila ia merubah(menaikan atau menurunkan) harga maka
perusahaan lain tidak memberikan reaksi atas perubahan harga tersebut.
Sedangkan kurva D2 adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan
oligopoli dengan asumsi perubahan harga produk yang dilakukannya akan diikuti
oleh perusahaan lain yang ada didalam industri yang sama.
Dimisalkan harga yang berlaku di pasar mula-mula adalah
Po dan jumlah permintaan yang dihadapinya adalah sebanyak Qo. Jika perusahaan
tersebut menurunkan harga produknya, maka jumlah permintaan terhadap produk
tersebut akan bertambah. Seandainya penurunan harga tersebut tidak diikuti oleh
perusaan lain maka penurunan harga dari Po ke P1, maka permintaan
yang dihadapinya akan bertambah menjadi sebanyak Qa. Pertambahan permintaan yang banyak tersebut diakibatkan
oleh:
- Para pelanggan perusahaan
lain yang tidak ikut menurunkan harga akan meninggal perusahaan
langganannya dan membeli barang dari perusahaan yang telah menurunkan
harga tersebut.
- Karena adanya
efek penggantian(substitution effect) dan efek pendapatan(income effect)
dari pelanggannya sendiri.
Namun
apabila perusahaan-perusahaan lain dalam pasar oligopoli tersebut ikut
menurunkan harga atas penurunan harga yang telah dilakukan oleh perusahaan yang
pertama, maka kenaikan permintaan terhadap produk perusahaan pertama tersebut
hanya sebesar Qb. Kenaikan ini hanya disebakan oleh substitution effect dan
income effect dari pelanggannya.
Sebaliknya
jika perusahaan oligopolist tersebut menaikan harga produknya menjadi P2,
sedangkan perusahaan lain tidak ikut menaikan harga produk yang dijualnya dan
tetap menjualnya dengan harga Po, maka perusahaan yang menaikan harga tersebut
akan kehilangan banyak pelanggan, dan jumlah barang yang dapat dijual hanya
sebesar Qd. Tetapi jika perusahaan lain
yang ada di pasar juga ikut menaikan harga, maka perusahaan yang pertama kali
menaikan harga tersebut tidak akan kehilangan pelanggannya. Oleh karena itu ia
akan dapat menjual produknya sebanyak Qc.
Dengan
asumsi bahwa suatu perusahaan tidak ingin kehilangan pelanggannya, dan akan
merasa gembira apabila mendapat pelanggan yang baru, maka perusahaan oligopoli
tersebut akan berperilaku sebagai berikut:
1)
Meraka akan ikut
menurunkan harga apabila ada perusahaan didalam pasar yang menurunkan harga
produknya, agar tidak kehilangan banyak pelanggan.
2)
Mereka tidak akan
ikut menaikan harga, apabila perusahaan lain menaikan harga produk yang
dijualnya. Karena jika harga penjualan produknya tidak ikut dinaikan, mereka
akan mendapat tambahan pelanggan dari perusahaan yang telah menaikan harga
tersebut.
Maka berdasarkan asumsi tersebut kurva permintaan suatu
perusahaan oligopoli adalah berupa kurva bengkok (kinked demand curve) seperti
ditunjukan oleh kurva d b D2 pada gambar 1 diatas.
Pemaksimuman
Keuntungan Perusahaan Dalam Pasar Non Collusive Oligopoli
P
|
MR
|
MCo
|
a2
|
a1
|
a
|
Q
|
Q
|
MC1
|
MC2
|
0
|
Gb.2 Penentuan Profit
Maksimum Non Collusive Oligopoli
|
Jika biaya marjinal(marginal cost) mula-mula yang
dihadapi oleh seorang produsen oligopoli adalah MCo, maka
agar diperoleh keuntungan maksimum, perusahaan harus beroperasi pada tingkat
output dimana MCo=MR. Dalam kondisi
yang demikian ini, jumlah output yang harus diproduksi =Q dengan harga jual= P.
Seandainya terjadi perubahan biaya produksi, yaitu biaya
produksi mengalami kenaikan, maka biaya marjinalnya akan menjadi MC1 yang masih berada pada kurva MR yang diskontinu a1a2, dan
keuntungan maksimum masih tetap dicapai oleh perusahaan tersebut pada tingkat
harga P dan jumlah output=Q. Kondisi
yang sama juga akan terjadi bila terjadi penurunan biaya produksi dan biaya
marjianalnya berubah menjadi MC2.
Selama kurva MC
memotong kurva MR yang diskontinu a1a2, maka
tingkat harga dan jumlah output yang diproduksi perusahaan oligopoli tersebut
tidak akan mengalami perubahan.
Kesimpulan : Dalam pasar oligopoli, dimana perusahaan-perusahaan
yang ada didalam pasar tidak melakukan kolusi diantara mereka, maka tingkat
harga bersifat rigid(sulit mengalami perubahan). Ia cenderung untuk
tetap bertengger pada kondisi ditetapkan semula.
9.
Contoh yang
Berhubungan dengan Pasar Oligopoli
Industrusi transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-oligopoli. Kedua industri ini sangat padat moral, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat. Industri transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.
Industrusi transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-oligopoli. Kedua industri ini sangat padat moral, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat. Industri transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.
Tetapi
industri telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu.
Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga mekanisme
persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.
Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom
dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari publik, konsumen,
media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat.
Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolis dengan tarif yang sangat
mahal. Lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi
ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas.
Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler
sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi. Pulsa
untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk GPRS, yang memberikan tarif cukup murah untuk
pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin
terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih
banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan
lebih murah.
Contoh lainnya adalah masuknya Petronas dan Shell membuat praktek monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir. Pertamina kini memiliki pesaing. Untuk mempertahankan pasarnya Pertaminan harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi, efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan usahanya.
Contoh lainnya adalah masuknya Petronas dan Shell membuat praktek monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir. Pertamina kini memiliki pesaing. Untuk mempertahankan pasarnya Pertaminan harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi, efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan usahanya.
KESIMPULAN
Pasar oligopoli merupakan suatu
struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan
barang-barang yang bersaing.
Ciri-ciri pasar oligopoli adalah
barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda
corak atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar
tertentu, terdapat banyak pembeli di pasar, barang yang diproduksi adalah
barang yang standar atau barang yang berbeda corak atau bisa bersifat homogen,
dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu, hambatan untuk masuk
dalam industri cukup tangguh, melakukan promosi dengan iklan atau penggunaan
iklan sangat intensif, dan hanya ada beberapa penjual.
Kelebihan dan kekurangan pasar
oligopoli adalah adanya efisiensi dalam menjalankan kegiatan produksi, dan
Persaingan di antara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi konsumen dalam
hal harga dan kualitas barang. dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena adanya
skala ekonomis yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi pesaing
baru untuk masuk ke dalam pasar, apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk, maka tidak memungkinkan bagi perusahaan
lain untuk memproduksi barang sejenis, perusahaan yang telah memiliki pelanggan
setia akan menyulitkan perusahaan lain untuk menyainginya, adanya hambatan
jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh pemerintah sehingga perusahaan lain tidak bisa
memasuki pasar, adanya kemungkinan terjadinya kolusi antara perusahaan di pasar
yang dapat membentuk monopoli atau kartel yang merugikan masyarakat.
Jenis pasar oligopoli di bagi
menjadi 2 yaitu pasar oligopoli murni (pure oligopoly) dan pasar oligopoli
dengan pembedaan (differentiated oligopoly) dengan contoh-contoh produknya.
Di Indonesia pasar oligopoli dapat dengan mudah kita jumpai, misalnya pada pasar semen, pasar layanan operator selular, pasar otomotif serta pasar yang bergerak dalam industri berat. Dan Produk layanan dari operator selular GSM dan CDMA di Indonesia, dapat dikelompokkan ke dalam pasar oligopoli.
Di Indonesia pasar oligopoli dapat dengan mudah kita jumpai, misalnya pada pasar semen, pasar layanan operator selular, pasar otomotif serta pasar yang bergerak dalam industri berat. Dan Produk layanan dari operator selular GSM dan CDMA di Indonesia, dapat dikelompokkan ke dalam pasar oligopoli.
DAFTAR
PUSTAKA
Endang S, Dkk, 2003. Ekonomi Mikro Pengantar, Penerbit: Bagian Penerbitan STIE YKPN,
Yogyakarta.
Indrastuti.
2007. Pasar Oligopoly. Jakarta: Sinar
Grafika Jakarta.
Nuraini, Ida, 2005. Pengantar Ekonomi Mikro, Cetakan ke empatPenerbit: UMM Pres, Malang.
Nopirin, 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Penerbit: BPFE, Yogyakarta.
Nopirin, 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Penerbit: BPFE, Yogyakarta.
Ritonga M.T dan
Yoga Firdaus. 2007. Ekonomi Untuk SMA
Kelas X. Jakarta: Phibeta Aneka Gamma.
Rosyidi, Suherman, Pengantar
Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada
Teori Ekonomi Mikro Dan Makro),Cetakan ke empat, Penerbit: Duta Jasa,
Surabaya, 1991.
Sukirno,
Sadono.2010. Teori Pengantar Mikro
Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
http://elkemy.multiply.comhttp://one.indoskripsi.com
http://massofa.wordpress.com/2008/03/04/struktur-pasar-oligopoli/
http://id.wikipedia.org/wiki/PasarOligopoli/