Music

Friday, 28 September 2012

Pasar Oligopoli


BAB I PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar oligopoli mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompetisi), sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.
1.2      Perumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah mengenai pasar oligopoli, dan segala hubungan mengenai pasar oligopoli ini.
1.3       Tujuan Penelitian
Tujuan yang diinginkan oleh penulis dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :
·        Menambah pengetahuan kepada penulis mengenai pasar oligopoli, ciri-cirinya dan perilakunya, kelebihan dan kekurangannya, jenis-jenis persaingan dan karakteristik, contoh kegiatan pasar oligopoli.


















BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian
            Istilah oligopoli berarti beberapa penjual. Beberapa penjual di dalam konteks ini maksudnya dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak 10 sampai 15 perusahaan. Pasar oligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang bersaing. Jika pasar oligopoli hanya terdiri dari dua perusahaan saja maka disebutduopoli.
Dalam oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sendiri sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung pada tindak-tanduk pesaing mereka, sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga dan sebagainya dapat dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen daripesaingmereka.
            Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar. Perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal dibawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.

2.      Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli
Ada dua faktor penting yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli yaitu sebagai berikut:
a. Efisiensi Skala Besar
            Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industri mobil, untuk satu jenis, skala efisiensi baru tercapai jika produksi mobil minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output minimal seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, maka dana yang dibutuhkan untuk memproduksi sebanyak ratusan miliyar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan dana triliunan rupiah.
            Keadaan tersebut merupakan hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli hanya terdapat sedikit produsen.
b. Kompleksitas Manajemen
            Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, dan persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.

3.      Karakteristik Pasar Oligopoli
a.   Menghasilkan barang standard atau barang berbeda corak(differenciated products).
b.      Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan ada kalanya sangat kuat. Jika diantara produsen oligopoli yang terdapat dipasar tidak melakukan kerjasama(non collusive), maka kekuasaan menentukan harga sangat terbatas(lemah). Tetapi kalau diantara produsen oligopoli terswebut  berkolusi dalam menetapkan harga, maka kekuasaan mereka dalam menentukan harga adalah sangat kuat, yaitu menyerupai monopoli.
c.       Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan. Iklan secara terus menerus diperlukan oleh produsen oligopoli yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Kegiatan promosi secara iklan yang sangat aktif tersebut adalah untuk dua tujuan, yaitu menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.
d.      Hambatan untuk masuk dalam industri cukup tangguh.
e.       Terdapat banyak pembeli di pasar.
4.         Jenis-jenis Pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Pasar Oligopoli Murni (Pure Oligopoly)
Jenis ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral.
b. Pasar Oligopoli dengan Pembedaan (Differentiated Oligopoly)
Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki.

5.         Hambatan Dalam Persaingan Oligopoli
         Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoli adalah perusahaan yang telah mapan, baik dari segi pengalaman, modal, sumber daya (manusia dan bahan baku) serta teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan oligopoli agaknya sukar bagi perusahaan baru untuk memasukinya, terutama pada persaingan yang didalamnya terdapat kesepakatan/kartel.
Adapun hambatan-hambatan itu diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Skala Ekonomis
         Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan para pendatang baru.
b. Ongkos Produksi yang Berbeda
Perusahaan bisa menurunkan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru daripada tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi perusahaan baru hal itu dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam biaya yang tidak disertai dengan produksi langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan agar menjadi terampil).

6.         Kelebihan dan Kekurangan Pasar Oligopoli
         Tentu saja pasar oligopoli memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari pasar oligopoli adalah mendorong perkembangan teknologi dan inovasi. Struktur pasar ini yang paling memberikan dorongan terbesar dalam mengembangkan teknologi dan inovasi. Hal ini dikarenakan perusahaan mendapat untung yang lebih dari normal dan menekankan persaingan dimana sangat membahayakan kedudukan perusahaan dalam industri. Keuntungan yang lebih disebabkan perusahaan baru sulit untuk memasuki pasar ini. Sehngga keuntungan lebih normal berlangsung dalam jangka panjang dan perusahaan memiliki dana yang cukup untuk kepentingan melakukan riset dalam mengembangkan teknologi serta melakukan inovasi.
Selain itu melakukan pengembangan teknologi dan melakukan persaingan dalam pasar ini, sebab perusahaan tidak mungkin melakukan persaingan dalam harga. Terdapat sedikit penjual karena dibutuhkan biaya investasi yang besar, jumlah penjual yang sedikit membuat penjual dapat mengendalikan harga dalam tingkat tertentu, dan bila terjadi perang harga, konsumen akan diuntungkan serta adanya efisiensi dalam menjalankan produksi dan persaingan di antara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi konsumen dalam hal harga dan kualitas barang.
         Adapun kekurangan dari pasar ini adalah tidak adanya efisiensi dalam menggunakan sumber-sumber daaya. Efisiensi penggunaan sumber daya akan tercapai apabila ongkos marjinal sama dengan harga. Pada umumnya keadaan ini tidak dicapai pada pasar oligopoli. Tetapi jika dipandang dari sudut skala ekonomis yang mungkin diperoleh, terdapat kemungkinan bahwa perusahaan oligopoli akan memproduksi barang dengan ongkos yang lebih rendah daripada perusahaan yang ada dalam persaingan sempurna. Terdapat rintangan yang kuat untuk dapat masuk ke pasar oligopoli, akan terjadi perang harga dan produsen dapat melakukan kerja sama (kartel) yang pada akhirnya akan merugikan konsumen. Selain itu juga dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena adanya skala ekonomi yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam pasar, apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk, maka tidak memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang sejenis, perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan perusahaan lain untuk menyainginya, adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh pemerintah sehingga perusahaan lain tidak memasuki pasar, adanya kemungkinan terjadinya kolusi antara perusahaan di pasar yang dapat membentuk monopoli atau kartel yang merugikan masyarakat.

7.      Analisis Perilaku Produsen Oligopoli Dalam Memaksimumkan  Profit.
            Menerangkan sikap seorang produsen oligopoli adalah lebih sulit dari pada menerangkan sikap seorang produsen ang berada pada bentuk struktur pasar lainnya. Ini disebabkan oleh perilaku perusahaan yang berbeda apabila didalam pasar hanya terdapat 3(tiga) perusahaan, dengan apabila terdapat 9(sembilan) perusahaan. Perilaku perusahaan juga akan berbeda apabila diantara mereka melakukan kesepakatan(kolusi), dengan apabila tidak melakukannya. Begitu juga apabla produk yang dihasilkannya berbeda corak(differenciated product) atau identical produk. Oleh karena perbedaan-perbedaan tersebut, kita tidak dapat membuat suatu analisis yang bersifat umum untuk menerangkan perilakun produsen dalam pasar oligopoli, dalam usahanya untuk memaksimumkan profit.
Dalam pasar oligopoli paling tidak dapat dibedakan dua keadaan yang mempengaruhi analisis terhadap perilaku perusahaan dalam memaksimumkan profit.
1.      Tidak terdapat kerjasama diantara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam pasar oligopoli.
2.      Perusahaan-perusahaan didalam pasar oligopoli secra diam-diam menjalin kerjasama didalam menentukan harga dan tingkat output yang harus dijual.
8.      Hubungan Antara Perusahaan-perusahaan Dalam Pasar Oligopoli
Ada dua macam bentuk hubungan antara perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalam pasar oligopoli yaitu sebagai berikut :
·                        Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly)
Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan harga dan produksi (kesepakatan ini kadang disebut sebagai “kolusi” atau “kartel”) dengan tujuan menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing-masing perusahaan pada kondisi tertentu (contoh adalah kesepakatan produksi dan harga pada OPEC). Bentuk persepakatan ini biasanya mengatur tentang banyaknya jumlah produksi yang boleh dihasilkan oleh masing-masing perusahaan berikut dengan harganya yang sama juga. Kesepakatan dalam jumlah produksi dapat berupa pembagian secara merata, yaitu pembagian produksi yang didasarkan pada banyaknya jumlah permintaan efektif di pasar terhadap jumlah perusahaan yang menghasilkan produk yang sama.
·                                 Pasar Oligopoli Tanpa Kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)
Jika  didalam pasar oligopoli tidak terdapat kesepakatan diantara produsen yang terdapat di pasar, maka setiap tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan memancing reaksi dari perusahaan lain. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan yang lain juga akan ikut menurunkan harga. Sebab jika ia tidak ikut menurunkan harga, maka ia akan ditinggalkan ole banyak pelanggannya yang beralih pada produk perusahaan yang telah diturunkan harganya. Sehingga agar tidak banyak kehilangan pelanggan, maka ia harus ikut menurunkan harga.
Dengan demikian dalam pasar non collusive oligopoly penurunan harga produk akan mendorong perusahaan-perusahaan lain ikut menurunkan harga.
Sebaliknya jika suatu perusahaan didalam pasar non collusive oligopoly menaikan harga, maka perusahaan lain tidak akan ikut-ikutan menaikan harga. Jika ia tidak ikut menaikan harga, maka ia akan mendapat tambahan pelanggan yang bersal dari pelanggan perusahaan yang telah menaikan harga.
Kurva Permintaan Perusahaan Non Collusive Oligopoly.
Cara menggambar kurva permintaan suatu perusahaan oligopoli yang tidak melakukan kesepakatan dengan perusahaan lain yang berada dalam pasar yang sama dilakukan berdasarkan reaksi perusahaan-perusahaan lain apabila harga produk suatu perusahaan mengalami perubahan(diturunkan atau dinaikan). Gambar 1. berikut ini menunjukan proses penggamabran kurva permintaan(deman curve) produsen non collusive oligopoly yang berupa kurva bengkok(kinked demand curve).
d
c
P2
P($)
Q(output)
 
                                                                                                                                                                                                      
Qa
Po
Qo
Qb
Qc
b
a
D2
D1
0
Qd
P1
 





Gb. 1.Kurva Demand Produsen Non Collusive Oligopoli
Kurva D1 adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli dengan asumsi apabila ia merubah(menaikan atau menurunkan) harga maka perusahaan lain tidak memberikan reaksi atas perubahan harga tersebut. Sedangkan kurva D2 adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli dengan asumsi perubahan harga produk yang dilakukannya akan diikuti oleh perusahaan lain yang ada didalam industri yang sama.
Dimisalkan harga yang berlaku di pasar mula-mula adalah Po dan jumlah permintaan yang dihadapinya adalah sebanyak Qo. Jika perusahaan tersebut menurunkan harga produknya, maka jumlah permintaan terhadap produk tersebut akan bertambah. Seandainya penurunan harga tersebut tidak diikuti oleh perusaan lain maka penurunan harga dari Po ke P1, maka permintaan yang dihadapinya akan bertambah menjadi sebanyak Qa. Pertambahan  permintaan yang banyak tersebut diakibatkan oleh:
  1. Para pelanggan perusahaan lain yang tidak ikut menurunkan harga akan meninggal perusahaan langganannya dan membeli barang dari perusahaan yang telah menurunkan harga tersebut.

  1. Karena adanya efek penggantian(substitution effect) dan efek pendapatan(income effect) dari pelanggannya sendiri.

 Namun apabila perusahaan-perusahaan lain dalam pasar oligopoli tersebut ikut menurunkan harga atas penurunan harga yang telah dilakukan oleh perusahaan yang pertama, maka kenaikan permintaan terhadap produk perusahaan pertama tersebut hanya sebesar Qb. Kenaikan ini hanya disebakan oleh substitution effect dan income effect dari pelanggannya.
            Sebaliknya jika perusahaan oligopolist tersebut menaikan harga produknya menjadi P2, sedangkan perusahaan lain tidak ikut menaikan harga produk yang dijualnya dan tetap menjualnya dengan harga Po, maka perusahaan yang menaikan harga tersebut akan kehilangan banyak pelanggan, dan jumlah barang yang dapat dijual hanya sebesar Qd.  Tetapi jika perusahaan lain yang ada di pasar juga ikut menaikan harga, maka perusahaan yang pertama kali menaikan harga tersebut tidak akan kehilangan pelanggannya. Oleh karena itu ia akan dapat menjual produknya sebanyak Qc.
            Dengan asumsi bahwa suatu perusahaan tidak ingin kehilangan pelanggannya, dan akan merasa gembira apabila mendapat pelanggan yang baru, maka perusahaan oligopoli tersebut akan berperilaku sebagai berikut:
1)      Meraka akan ikut menurunkan harga apabila ada perusahaan didalam pasar yang menurunkan harga produknya, agar tidak kehilangan banyak pelanggan.

2)      Mereka tidak akan ikut menaikan harga, apabila perusahaan lain menaikan harga produk yang dijualnya. Karena jika harga penjualan produknya tidak ikut dinaikan, mereka akan mendapat tambahan pelanggan dari perusahaan yang telah menaikan harga tersebut.

Maka berdasarkan asumsi tersebut kurva permintaan suatu perusahaan oligopoli adalah berupa kurva bengkok (kinked demand curve) seperti ditunjukan oleh kurva d b D2 pada gambar 1 diatas.


Pemaksimuman Keuntungan Perusahaan Dalam Pasar Non Collusive Oligopoli
P
MR
MCo

a2
a1
a
Q
Q
MC1
MC2

0
Gb.2 Penentuan Profit Maksimum Non Collusive Oligopoli
      $








Jika biaya marjinal(marginal cost) mula-mula yang dihadapi oleh seorang produsen oligopoli adalah MCo, maka agar diperoleh keuntungan maksimum, perusahaan harus beroperasi pada tingkat output dimana MCo=MR. Dalam kondisi yang demikian ini, jumlah output yang harus diproduksi =Q dengan harga jual= P.
Seandainya terjadi perubahan biaya produksi, yaitu biaya produksi mengalami kenaikan, maka biaya marjinalnya akan menjadi MC1 yang masih berada pada kurva MR yang diskontinu a1a2, dan keuntungan maksimum masih tetap dicapai oleh perusahaan tersebut pada tingkat harga P dan jumlah output=Q. Kondisi yang sama juga akan terjadi bila terjadi penurunan biaya produksi dan biaya marjianalnya berubah menjadi MC2.
Selama kurva MC memotong kurva MR yang diskontinu a1a2, maka tingkat harga dan jumlah output yang diproduksi perusahaan oligopoli tersebut tidak akan mengalami perubahan.
Kesimpulan : Dalam pasar oligopoli, dimana perusahaan-perusahaan yang ada didalam pasar tidak melakukan kolusi diantara mereka, maka tingkat harga bersifat rigid(sulit mengalami perubahan). Ia cenderung untuk tetap bertengger pada kondisi ditetapkan semula.
9.     Contoh yang Berhubungan dengan Pasar Oligopoli
Industrusi transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-oligopoli. Kedua industri ini sangat padat moral, sehingga di masa lalu negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN. Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat. Industri transportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efisiensi. Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.
Tetapi industri telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu. Telkom di dalam pasar telekomuniasi masih sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.
Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efisiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tarif telepon sampai setara dengan negara-negara lainnya. Sebagai contoh, ketika kita berada di negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telepon internasional. Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tarif sangat murah, hanya beberapa dolar saja. Ini terjadi karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari publik, konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolis dengan tarif yang sangat mahal. Lambat laun produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang lebih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi.              Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk  GPRS, yang memberikan tarif cukup murah untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih murah.
      Contoh lainnya adalah masuknya Petronas dan Shell membuat praktek monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir. Pertamina kini memiliki pesaing. Untuk mempertahankan pasarnya Pertaminan harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi, efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan usahanya.















KESIMPULAN
Pasar oligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang bersaing.
Ciri-ciri pasar oligopoli adalah barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu, terdapat banyak pembeli di pasar, barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu, hambatan untuk masuk dalam industri cukup tangguh, melakukan promosi dengan iklan atau penggunaan iklan sangat intensif, dan hanya ada beberapa penjual.
Kelebihan dan kekurangan pasar oligopoli adalah adanya efisiensi dalam menjalankan kegiatan produksi, dan Persaingan di antara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi konsumen dalam hal harga dan kualitas barang.  dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena adanya skala ekonomis yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam pasar, apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk, maka tidak memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang sejenis, perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan perusahaan lain untuk menyainginya, adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh pemerintah sehingga perusahaan lain tidak bisa memasuki pasar, adanya kemungkinan terjadinya kolusi antara perusahaan di pasar yang dapat membentuk monopoli atau kartel yang merugikan masyarakat.
Jenis pasar oligopoli di bagi menjadi 2 yaitu pasar oligopoli murni (pure oligopoly) dan pasar oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly) dengan contoh-contoh produknya.
Di Indonesia pasar oligopoli dapat dengan mudah kita jumpai, misalnya pada
pasar semen, pasar layanan operator selular, pasar otomotif serta pasar yang bergerak dalam industri berat. Dan Produk layanan dari operator selular GSM dan CDMA di Indonesia, dapat dikelompokkan ke dalam pasar oligopoli.










DAFTAR PUSTAKA

Endang S, Dkk, 2003. Ekonomi Mikro Pengantar, Penerbit: Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.
Indrastuti. 2007. Pasar Oligopoly. Jakarta: Sinar Grafika Jakarta.
Nuraini, Ida, 2005. Pengantar Ekonomi Mikro, Cetakan ke empatPenerbit: UMM Pres, Malang.
Nopirin, 2000.  Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Penerbit: BPFE, Yogyakarta.
Ritonga M.T dan Yoga Firdaus. 2007. Ekonomi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta Aneka Gamma.
Rosyidi, Suherman, Pengantar Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro Dan Makro),Cetakan ke empat, Penerbit: Duta Jasa, Surabaya, 1991.
Sukirno, Sadono.2010. Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
http://elkemy.multiply.com
 http://one.indoskripsi.com
 http://massofa.wordpress.com/2008/03/04/struktur-pasar-oligopoli/
http://id.wikipedia.org/wiki/PasarOligopoli/