BANGKRUTNYA LEHMAN BROTHERS
Lehman brothers merupakan
perusahaan sekuritas keempat ,terbesar diamerika serikat (AS). Perusahaan yang
berusia 158 tahun inimenjadi pialang utama dalam pasar sekuritas AS, bergerak
dibidang bank investasi, perdagangan ,saham dan obligasi,riset pasar ,manajemen
investasi, ekuitas pribadi, serta layanan perbankan nasional.
Menurut anthony michael
Sabino, profesor bisnis dariSt John’s University AS, bangkrutnya Lehman akibat
kerakusan ingin meraup untung tanpa henti dengan tidak memperhatikan risiko.
Kebangkrutan Lehman dipicu oleh pembiayaan sektor perumahan AS, sekitar US $ 60
miliar. Sejak 2005, harga rumah di AS berjatuhan dan kemungkinan dana-dana yang
ditanamkan tidak akan pernah kembali lagi. Akan tetapi dana yang dipercayakan
oleh investor malah di alokasikan kesektor perumahan yang sebagian besar
subprime mortgage.
Akhirnya tidak ada lagi yang mau memberi dana pinjaman
kepada Lehman . mereka yang meminjamkan
dana, secara bersama-ssama menarik dana nya dari Lehman bukan saja yang
ditanamkan disektor perumahan , tetapi juga disektor lain.
Kisah bangkrunya Lehman Brothers diatas menggambarkan dampak apabila sebuah
perusahaan tidak menggunakan etika dalam setiap aktivitas bisnisnya. Ternyata
penyimpangna etika bisnis juga dilakukan lembaga pemeringkat atas aset-aset
Lehman uang terkait subprime mortgage.
mungkin halini yang memicuivestor memborong saham terkait subprime mortgage,
yang Lehman sendiri tidak banyak tahu setelah produk itu dikemas dalam bentuk
CDO1 yangmelibatkan rekayasa keuangan canggih.
Pada akhirnya praktik bisnis
yang tidak jujur ,banyak memikirkan keuntungan sebesar-besarnya dan merugikan pihak
lain, akan membawa perusahaan ,yang tergolong raksasa sekalipun, terperosok
dalam jurang kehancuran.
PENDAHULUAN
Etika bisnis bukanlah sebuah fenomena dan kajian baru
.telah banyak artikel dan buku yang membahas etika bisnis sejak manajemen memasukkannyasebagai
aktivitas profesional dalam perusahaan dalam organisasi yang tumbuh dalam
ukuran dan kekuatan yang telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat
modern. sejumlah usaha yang telah dilakukan untukmembangun filosofi moral bagi
manajemen dan merumuskanya menjadi prinsip etika sebagai panduan dalam
mengambil keputusan .2
Perkebangan ini menarik para cendikiawan yang
mendalami etika bisnis dan ingin mencurahkan buah dari usaha mempeljari masalah
yang berhubungan dengan etika dan memperaktikannya dalam bisnis.
Sejak abad ke18 hingga kini, hubungan etika dan bisnis
telah banyak memperdebatkan. Di amerika serikat ,kasus bisnis yang berhubungan
dengan etika bahkan telah terjadi sebelum kemerdekaan negara ini pada 1876.
bermula pada tahun 1870 , Jhon D, . Rockeffeler, pemilik standar oilompany Ohio ,melakukan kesepakatan rahasia potongan harga dengan perusahaan kereta api
yang akan mengangkut minyaknya. akibatnya kompetitor kalah bersaing sehingga
memutuskan keluar dari bisnis perminyakan .3 bisnis yang prakti-praktik kecurangan
,penipuan ,dan lain-lain adalah alasan etika bisnis mendapat perhatian yang
intensif hingga menjadi bagian kajian
yang berdiri sendiril. 4
Prilaku bisnis yang tidak beretika, seperti yang
dilakukan Lehman Brothers pada kasus pendahuluan bab ini,nyatanya hampr semua
negara. Misalnya kasus yang terjadi di asia ,Mitsubishi Electri, peerusahaan
jepang yang terlambat menarik produk televisinya padahal produk tersebut bisa
menyebabkan terlalu panas (overheat) dan
kebakaran.5 Di indonesia
, praktik bisnis yang tidak beretika semakin terkuak setelah rezim Orde baru
runtuh pada awal tahun 1998.6
Sementar dieropa ,cotoh kasus yang terjadi adalah
Volkswagen (jerman) mencuri rahasia dagang General motor7, dan CEO
pendiri Alcatel Alsthom, perusahaan perancis tentang penyalahgunaan barang
publik8 serta berbagai kasus
lainnya.. bisa disimpulkan bahwa bangkrutnya beberapa perusahaan besar
merupakan akibat dari pengelolaan perusahaan yang tidak didasari pada etika
bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik.9
Faktor lain memperlihatkan bahwa semakin sedikit
perusahaan yang memiliki katagori baik yang tercatat dibursa saham.10
- Pengertian
Etika , bisnis dan etika bisnis
Secara etimologi ,etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos yang berarti sikap , cara
berpikir ,kebiasaan,adat ,akhlak, perasaan ,watak kesusilaan. Ethos dalam
bentuk jamak yaitu ta-etha mempunyai
arti adat kebiasaan. Dari kata inilah terbentuk istilah etika yang telah
dipakai oleh seseorang filsafat besar yunani,Aristoteles (384-322 SM) untuk
menunjukkan filsafat moral. Kata ethos identik dengan kata moral (dari bahasa
latin mos) yang berarti juga adat
atau cara hidup. Dalam kamus besar bahasa Indonesia ,etika mempunyai arti:
Ø
Ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
Ø
Kumpulan asas atau nilai
yang berkenaan dengan akhlak
Ø
Nilai mengenai benar dan
salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Ahli filsafat membagi teori etka kedalam tiga bahasa umum , yaitu
metaetika,etika normatif, dan etika terapan. Metaetika menjelaskan dari mana
prinsip etika berasal, dan apa maksud adanya etika. Metatika fokus pada kebenaran yang universal, kehendak tuhan
,perena reason dalam penilaian etika, dan maksud atau arti dari etika itu
sendiri. Pengertian etiak normatif lebih praktikal, yaitu standar moral yang
mengatur prilaku salah atau benar. Sedangkan etika terapan mengulas isu-isu
kontroversial seperti aborsi, infantisida, hak hidup hewan (terutama yang
langka),perusakan lingkungan, homoseksualitas, perang nuklir.
Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa
prancis”etiquette” yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama
manusia. Etika berhubungan dengan kewajiban moral,tanggung jawab, keadilan
sosial. Moralitas adalah doktrin
atau sistem prilaku moral dalam berprilaku sesuai ajaran agama atau filosifi
hidup. Hukum mengacu pada kode
formal yang mengijinkan atau melarang prilaku berdasarkan etika dan moralitas.
Sedangkan yang dimaksud norma adalah
suatu pranata dan nilai mengenai baik dan buruk.
Bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud etka
adalah prinsip, norma dan standar prilaku yang mengatur individu maupun
kelompok yang membedakan apa yang benar dari apa yang salah. Etika merupakan
apa yang anda lakukan , bukan apa yang anda katakan. Kepatuhan pada etika belum
cukup, akan tetapi aplikasi dari etika itulah yang kunci utama. Contoh
aktivitas sehari-hari yang bersinggungan dengan etika.
Dari uraian pengertian etika diatas ,apabila dihubungkan dengan praktik bisnis (aktivitas guna meningkatkan
nilai tambah barang dan jasa) maka yang dimaksud dengan etika bisnis adalah
cara-cara atau prilaku etika dalam bisnis yang dilakukan oleh manajer/kru.
Semua ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness),sesuai dengan hukum yang
berlaku (legal) tidak bergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan
dimasyarakat.
EVOLUSI
PERKEMBANGAN ILMU ETIKA BISNIS
Etika bisnis dari segi keilmuan
mengalami perkembangan , hal ini bisa dilihat dari beberpa tahapan masa sebagai
berikut:
Ø
Masa peralihan . pada tahun
1960-an, di AS muncul perdebatan mengenai tanggung jawab sosial yang
berhubungan dengan etika. Terjadi perubahan sosial yang mempengaruhi organisasi
bisnis dan manajemennya.
Ø
Masa Lahirnya Etika Bisnis.
Pada tahun 1970-an , terdapat dua faktor yang mendorong kelahiran etika bisnis.
Pertama sejumlah ahli filsafat mulai memikirkan masalah ethis dalam bisnis.
Kedua ,terjadinya krisis moral yang dialami oleh dunia bisnis di AS
Ø
Masa etika bisnis meluas ke
eropa. Etika bisnis mulai berkembang sepuluh tahun kemudian. Di tandai dengan
banyaknya perguruan tinggi di eropa barat yang memasukkan etika bisnis sebagai
mata kulih. Tahun 1987 didirikan European Ethics Network yang bertujuan menjadi
forum pertemuan antara akademis dari universitas ,sekolah bisnis ,para
pengusaha dan wakil-wakil dari organisasi nasional dan Internasional.
Ø
Masa etika bisnis menjadi
fenomena global. Pada tahun 1990-an ,seperti bisnis itu sendiri,etika bisnis
telah menjadi fenomena global dari amerika Latin, asia
,Eropa Timur, dan kawasan dunia lainnya.
PERAN ETIKA DALAM BISNIS
Secara umum ,etika adalah ilmu normatif penuntun hidup
manusia, yang memberi perintah apa yang seharusnya kita kerjakan. Maka etika
mengarahkan manusia menuju aktualisasi kapasitas terbaiknya.
Pada dasarnya praktik etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengnah maupun jangka panjang.
Misalnya dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi
baik internal perusahaan maupun dengan eksternal.
Dengan demikian ,menjadi jelas bahwa tanpa suatu etika
yang menjadi acuan ,para pebisnis akan lepas tidak terkendali, mengupayakan
segala cara, mengorbankan apa saja untuk mencapai tujuannya. Pada umumnya
filosofi yang mendominasi para pebisnis adalah bagaimana cara memaksimalkan
keuntungan. Pebisnis seperti ini , seperti yang dikatakan oleh Charles
Diskens:”semua perhatian, harapan,dorongan ,pandangan, dan rekanan mereka
meleleh dalam dolar.manusia dinilai dari dolarnya”. Theodore Levitt mengatakan
bahwa para pebisnis ada hanya untuk satu tujuan ,yaitu untuk menciptakan dan
mengalirkan nilai kepuasan dari suatu keuntungan hanya pada dirinya dan nilai
budaya,nilai spiritual dan moral tidak menjadi pertimbangan dan pekerjaannya.
Akibatnya sungguh mengerikan. Mereka dapat menyebabkan perang antarbangsa,
antarlembaga ,atau antarperusahaan. Mereka menganggap dan membuat bisnis
seperti medan
perang.
Perumusan dan penetapan etika merupakan salah satu
dari sekian banyak upaya pemersatu
(internal integration) yang diusahakan oleh pemimpin perusahaan untuk
meningkatkan daya tahan bisnisnya. Itu dilakukan dengan mengindahkan
prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang
baik(good corporate governance) sekaligus memenuhi kewajibannya sebagai warga
masyarakat yang bertanggung jawab (corporate sosial responsibility).
Etika bisnis juga berhubungan dengan nilai merek
(brand value). Prilaku bisnis yang beretika berkontribusi pada pembangunan
citra dari nilai sebuah produk. Salah satu caranya dengan membrikan pelatihan
mengenai etika pada kru. Hasilnya sungguh luar biasa ,misalnya menurunnya biaya
, menurunnya pelanggaran dan perusakan pada merek atau reputasi ,dan pada
akhirnya menurunnya penalti atau hukuman akibat melanggar aturan yang telah
ditentukan. Sehingga diperlukan kemampuan untuk menghasilkan ‘brand value’ dan
reputasi dengan standar integrasi bisnis dan tanggung jawab sosial (social
responsibility) yang tinggi. CRS tidak hanya sebuah pilihan, CSR merupakan
prasyarat integral dan mutlakuntuk kesuksesan bisnis dalam jangka panjang.
Meningkatnya CSR berarti meningkatnya manajemen kualitas.
BISNIS YANG BERETIKA VERSUS BISNIS YANG
MENGUNTUNGKAN
Pada kenyataannya bisnis memang sering kali dikaitkan dengan sebuah
permainan. Bisnis dimisalkan seperti sebuah permainan pokera, dimana suatu
tindakan kecurangan bisa dibenarkan dengan dengan tujuan untuk memenangkan
permainan tersebut. Adapun pendapat lain mengatakan bahwa tujuan dari bisnis
adalah untuk membuat keuntungan seraya tetap berada dalam pada aturan
permainan. Apakah bisnis beretika merupakan bisnis yang bagus?.
Jika seseorang secara sepintas melihat pada tujuan dari etika dan
konsepsi umum dari tujuan bisnis seseorang mungkin melinai bahwa etika bisnis
merupakan suatu kebodohan. Pendapat secara ini berangkat dari pemahaman bahwa
bisnis menekankan satu hal, dan etika menekankan hal lainnya. Jika meningkatkan
laba merupakan tujuan dasar dan prinsip bisnis, dan keuntungan ekonomis
merupakan faktor utama dalam keputusan strategis bisnis, perilaku etis dan
perilaku bisnis pada akhirnya pasti akan bertentangan ( menyebabkan konflik).
Tentu saja, untuk membuat argumen seperti itu pertama kali kita harus
menunjukkan karakteristik dari bisnis dan karakteristik dari etika dan kemudian
menunjukkan ketidakcocokan antara keduanya.
Bagi individu atau organisasi bisnis yang menganggap keuntungan financial
merupakan sesuatu yang paling penting dan segala-galanya, bisnis merupakan
suatu alat untuk mengejar kepentingan pribadi (self-interest) yakni keuntungan.
Perspektif semacam ini menganggap bahwa moralitas atau etika tidak cocok dengan
bsnis jika mengikuti aturan dari praktik bisnis,dimana tidak dapat dihindari
lagi,adalah untuk mengejar kepentingan pribadi. Jika praktik bisnis hanya untuk
memenuhi kepentingan pribadi ,maka persoalan melanggar tuntutan akan keadilan bukanlah
suatu masalah. Oleh karena itu dengan diskripsi seperti ini orang dapat
menjustifikasi “itu hanyalah bisnis” dan karenanya tanggung jawab sosial bisnis
hanyalah menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan keuntungan.
Apabila bisnis masih berparadigma bahwa tanggung jawab sosial perusahaan
hanyalah untuk meningkatkan keuntungan ,cukup masuk akal untuk mengklaim bahwa
etiak bisnis bukanlah apa-apa. Lebih jauh lagi , apabila perusahaan misalnya
berada dalam kondisi tekanan persaingan pasar yang ketat ,salah satu jalan
untuk meningkatkan keuntungan bisnisnya adalah dengan mengorbankan yang
lainnya. Apakah itu melalui perampingan perusahaan ,pemecatan kru,atau bahkan
tindakan yang mungkin melakukan atau membahayakan orang lain akn diambil demi
kesejahteraan perusahaan .
Memasuki era globalisasi , isu mengenai etika bisnis menjadi begitu
penting. Ada
yang berpendapat bahwa globalisasi mungkin akan mengurangi sejumlah kebebasan
bagi individu dan organisasi bisnis dalam hal pembuatan keputusan bisnis. Hal
ini membuat perusahaan tidak akan bisa menggunakan kebebasab manajerialnya
dalam cara apa pun yang akan menempatkan
mereka pada ketidakunggulan kompetitif.
Dengan demikian , ketika perusahaan mencoba untuk mengambil resiko dan
mengabaikan etika bisnis dengan tujuan menghasilkan keuntungan ,maka mereka
akan berpeluang kehilangan reputasi dan prestasi yang telah mereka capai..
ETIKA BISNIS DAN KINERJA PERUSAHAAN
Beberapa orang masih menganggap bahwa
kriteria dari kinerja adalah untung rugi dalam bentuk uang. Beberapa praktisi
bisnis dan ahli ekonomi lainnya menyatakan bahwa angka-angka merupakan cara
yang tepat untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja. Mereka memandang bisnis
adalah bagaimana mencetak laba yang besar dan meningkatkan pendapatan setiap
tahun. Laba yan tinggi nerupakan sebuah kesuksesan ; dan sebaliknya laba yang
rendah mengindikasikan kinerja yang buruk.
Perdebatan mengenai hubungan antara
etika dan bisnis merupakan suatu dinamika yang menarik bagi dunia bisnis maupun
masyarakat secara umum. Carr misalnya ,membandingkan bisnis itu sebuah
permainan poker dimana semua pemain mengtahui kalau peraturan mengizinkan
sejumlah tindakan tidak jujur. Ia berpendapat bahwa bisnis merupkan sebuah
permainan dimana semua pemain memahami bahwa untuk mengejar suatu kemenangan
,segala sesautu diizinkan meskipun dengan melakukan kecurangan. Atau dengan
kata lain keuntungan bisnis secara jelas merupakan “the name of the
game”,sedangkan standar moral tidak penting.
Dalam kurun waktu belakangan , isu
mengenai etika bisnis telah menggugah kesadaran banyak pihak, teritama para
pelaku bisnis ,untuk tidak mengabaikan permasalahan etika dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya. Fred R. David (2006), menytakan bahwa etika yang baik akan
menghasilkan bisnis yang baik. Hal ini bisa dipahami bahwa salah satu tujuan
etika adalah untuk membangun kepercayaan (trust) diantara para stakeholder.
Kepercayaan (trust) akan menghasilkan komitmen. Komitmen memastikan adanya usaha
yang dikeluarkan ,atau dengan kata lain bisnis yang baik merupakan dampak dari
kinerja perusahaan yang baik,dimana
kinerja yang baik itu sendiri merupkan dari penerapan etika yang baik oleh
organisasi perusahaan.
Salah satu tantangan perusahaan
adalah bagaimana menciptakan sebuah lingkungan kerja dimana orang merasa bahwa
nilai-nilai dan prinsip-prinsip kerja didalam perusahaan itu nyata. Perusahaan
yang visioner tidak hanya mengejar satu tujuan saja seperti hanya mencari
keuntungan financial .lebih jauh lagi, mereka juga mencoba untuk mencapai
sekelompok tujuan , dimana menghasilkan uang atau keuntungan finansial hanyalah
salah satu dari tujuan tersebut yang tidak selalu menjadi tujuan utama. Mereka
digerakkan oleh ideologi dasar dan kesadaran akan tujuan melebihi hanya sekedar
menghasilkan uang.
Reginald Jones,pendiri General
Electric , menyatakan bahwa kinerja organisasi dengan etika sangat berhubungan.
Sealain mempengaruhi kinerja finansial perusahaan , etiak disuatu perusahaan
juga memengaruhi kehidupan sosial dilingkungan perusahaan yang bisa berdampak
pada kinerja perusahaan secara umum. Schwepker , Scott .J. Vittel dan Anusorn
menemukan bahwa terdapat hubungan positiv antara penerapan etika dan kepuasan
kerja.
Dengan demikian agar perusahaan dapat
bertahan lama, strategi yang perlu dijalankan adalah berbisnis secara etis.
Dilihat dari sisi pelanggan ,mereka lebih menyukai bertransaksi dengan
perusahaan yang jujur dan terpercaya dari pada bertransaksi dengan perusahaan
yang reputasinya buruk ,tidak bisa dipercaya ,dan menghalalkan segala cara.
Dari sisi kru,mereka lebih memilih setiap bekerja malayani perusahaan yang
berlaku adil dan menghargai krunya
daripada bekerja pada perusahaan yang hanya “memeras keringat” tanpa
memenuhi hak krunya. Intinya, semua perusahaan yang menerapkan etika dalam
bisnisnya akan mempunyai keunggulan kompetitif dalam hal pelanggan dan kru dari
pada perusahaan yang tidak menggunakan etika dalam bisnisnya.
Pelnaggaran etika bisnis selalu
dipicu oleh godaan terhadap keuntungan
jangka pendek yagn menggiurkan. Pelanggaran terhadap etika sering kali baru
terbukti dalam jangka waktu yang cukup panjang. Sejarah telah menunjukkan bahwa
ketidak perdulian perusahaan terhadap etika bisnis dapat mengakibatkan
kehancuran dalam waktu yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan kehancuran
perusahaan akibat kesalahan dalam penilain dan kebijakan bisnis,namun tetap
memperhatikan etika bisnis. Perilaku bisnis yang tidak etis akan menibulkan
berbagai dampak negatif.
Penerapan etika disuatu perusahaan
akan mempengaruhi perilaku kru ditempat kerja , apakah kru berperilaku dengan
benar atau tidak. Verdi mengemukakan bahwa terdapat hubungan negativ anatara
penerapan etika dan penyimpangan perilaku kru. Penyimpangan perilaku kru muncul
akibat buruknya penerapan etika ditempat kerja , yang kemudian akan
mengakibatkan kerugian bagi organisasi. Hal ini diperkuat oleh Murphy,ia
menjelaskan adanya kerugian besar sebanyak US $6 miliar samapai dengan US$ 200
miliar setiap tahunnya atas penyimpangan perilaku dan kejahatan kru.
Selanjutnya Harper juga menjelaskan bahwa sebesar 33%-75% terlibat dalam
pencurian , penipuan komputer , perusakan,sabotase ,dan ketidakhadiran kerja.
Akibat buruk dari perilaku bisnis yang tidak etis bukan hanya akan menimpa
masyarakat secara umum. Selain malahirkan persepsi yang buruk dimata masyarakat
,dampak negativ lainnya adalah menurunnya moral kru akibat beban psikologis
karena bekerja pada perusahaan yang memiliki citra buruk, terpaksa
dikeluarkannya biaya untuk mengatasi citra buruk yang ada,dan ketidakpercayaan
publik terhadap segala tindakan yang dilakukan perusahaan dimasa depan.
Sebauh review yang dikeluarkan oleh DePaul University
pada tahun1997 menunjukkan bahwa hanya sekedar memiliki sebuah kebijakan etika
perusahaan saja tidak cukup. Curtis C.
Verschoor berkomentar bahwa perusahaan juga harus memiliki program internal
yang kuat untuk menguatkan etika perusahaannya dengan tujuan untuk menghasilkan
keuntungan finansial.
Selanjutnya yang juga perlu kita
sadari adalah bahwa setiap sistem etika bisnis harus mengakui adanya
keterkaitan antara aktvitas bisnis dan kehidupan diluar bisnis yang akan
mempengaruhi bukan hanya , namun juga teman , keluarga dan masyarakat secara
umum. Keputusan bisnis juga merupakan bagian dari keputusan dalam kehidupan
secara keseluruhan yang memiliki dampak melewati batas-batas ruang kerja. Jadi
perilaku bisnis yang etis bukan hanya bagian dari norma perusahaan ,tetapi juga
norma masyarakat secara keseluruhan.
BAGAIMANA MENJALANKAN BISNIS DENGAN ETIKA?
Impelementasi etika bisnis dalam
sebauh perusahaan memang sangat penting, untuk membentuk perusahaan yang kokoh
dan memiliki daya saing yang tinggi ini diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategi , struktur organisasi yang
baik,sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan serta
etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Upaya penegakan etika bisnis bisa
dimulai dengan menerapkannya diperusahaan. Pemimpin perusahaan dapat memulai langkah ini karena
mereka jadi panutan bagi krunya. Selain itu , etika bisnis harus dilaksanakan
secara transaparan. Dalam operasionalnya, perusahaan mengikuti aturan berbisnis
yang diatur oleh tata cara undang-undang. Etika bisnis tidak akan dilanggar
jika ada aturan dan sangsi yang tegas dari perusahaan maupun pemerintah.
A.
BENTUK-BENTUK ETIAK BERBISNIS
Etika dalam
perusahaan atau organisasi bisnis bisa diimplementasikan melalui budaya
perusahaan , tata kelola perusahaan yang baik , manual kode etik perilaku
,serta tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakt.
- budaya organisasi
budaya bagi perusahaan sangatlah penting , karena keputusan yang dibuat
tanpa memperhatikan budaya bisa berakibat yang tidak bisa diantisipasi. Yang
dimaksud budaya organisasi (organization culture) adalah nilai-nilai
luhur,norma , standar prilaku yang mempengaruhi individu , grup , dan tim yang
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Budaya organisasi bisa menjadi
warna perusahaan yang harus diaplikasikan pada seluruh anggota organisasi,
stakeholder ,dan bahkan masyarakat laus.
- good
Corporate Governance( GCG)
tata kelola perusahaan Corporate
Governance adalah rangkaian peroses ,kebiasaan ,kebijakan ,aturan , dan
institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu
perusahaan atau koperasi. Pihak-pihak dalam tata kelola perusahaan adalah
pemegang saham ,manajemen ,dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya
termasuk kru, pemasok , pelanggan, bank,dan kreditur lain, regulator,
lingkungan serta masyarakat luas. GCG merupakan suatu mekanisme dimana
stakeholder dari suatu badan usaha melaksanakan pengendalian atau pengurus
dan/atau pihak lain didalam perusahaan sedemikian rupa sehingga seluruh
kepentingan dapat dilindungi. Dalam hal ini sebenarnya target GCG adalah
pengembangan perusahaan agar semakin menguntungkan , semakin rendah
resikonya,dan semakin sesuai dengan kebutuhan seluruh pemangku kepentingan.
Tata kelola yang baik
menentukan reputasi perusahaan yang menghindarkan dari kerugian dan biaya yang
timbul akibat mengabaikan prinsip tata kelola perusahaan. Menurut mantan
Presiden World Bank 1999, James D. Wolfensohn pelaksanaan GCG akan mendukung
perkembangan sosial yang bagus.
Penerapan GCG secara konsisten
juga menciptakan nilai atau budaya kerja yang harmonis di antara seluruh
direksi, kru maupun semua yang terkait dengan pekerjaan. Secara langsung
perusahaan akan menikmati citra (image) baik. Kalau citarnya dan sentimen pasar yang
positiv tercipta dan dikomunikasikan terhadap pemangku kepentingan pasti akan
membuat harga saham meningkat bagi perusahaan yang go public. Hasil survei Corporate
Govenance Watch tahun 2003 yang dilakukan oleh ACGE, menyimpulkan bahwa
perusahaan yang menerapkan GCG akan memperoleh cost of equity yang rendah. Perusahaan yang mengimplementasikan GCG
menjadi incaran calon kru, contohnya
hewitt Associates. GCG dapat
meningkatkan kredibilitas perusahaan dan sejenisnya , contoh: Li& Fung di
Hongkong dan IMC pan Asia Allliance di singapura.
Dalam penerapannya ,GCG
mempunyai lima
prinsip sebagai berikut. Prinsip transparansi (tranparency)adalah keterbukaan
dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan mengungkapkan material dan
relevan mengenai perseroan. Prinsip kemandirian (independency) berarti bahwa
perseroan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak mana pun, sesuai dengan peraturan perundang-undang
yang berlaku. Prinsip akuntabilitas (accountability) berarti adanya kejelasan
fungsi , pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ perseroan sehingga
pengelolaan perseroan terlaksana secara efektif. Prinsip pertanggungjawaban
(responsibility) merupakan kesesuaian prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan
perusahaan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip
keadilan(fairness) yaitu kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak para stakeholder bedasarkan perjanjian
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- corporate Cade of Conduct ( COC)
manual kode etik perilaku korporat(corporate
Cade of Conduct) merupakan dokumen yang berisi filosofi perusahaan dan
aturan prilaku yang beretika. Beberapa tujuan dari dibuatnya kode etik
tersebut, misalnya untuk menjelaskan filosofi etis dari perusahaan ,
menyediakan informasi yang berhubungan dengan isu legal dan etika,serta
memberikan petunjuk dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah kompleks
yang berhubungan dengan etika. Hal yang terpenting adalah untuk memberikan
pedoman kepada kru agar berperilaku sesuai etika dan nilai budaya yang dianut
oleh perusahaan , profesional , bertanggung jawab, wajar,patut,dan dapat
dipercaya baik dalam melakukan hubungan dengan rekan bisnis maupun hubungan
dengan rekan kerja.
Menurut Drucker, adalah
penting bahwa sebuah kode etik organisasi memberi defenisi yang jelas dari
hubungan fundamental, menggambarkan aturan perilaku yang umum dan universal,
fokus pada perilaku yang baik dibandingkan hanya menghindari perbautan yang
salah, baik perilaku bahkan niat dan motifnya. Kode tersebut membuat hubungan
yang harmonis , konstruktif,dan saling menguntungkan. Hal –hal yang sering
disebutkan dalam kode etik perusahaan , misalnya: (1) fundamental dari
kebenaran dan kejujuran ; (2) kepercayaan dalam hubungan diantara mitra bisnis;
(3) adil dalam setaip transaksi dan dalam hubungannya dengan konsumen ; (4)
tanggung jawab kru dalam bekerja; (5) keamanan dalam pengguanaan aset dan
sumber daya perusahaan; (6) kualitas dan keamanan produk (7) kesehatan dan
keselamatan ditempat kerja ; (8) laporan keuangan ;(9) pembayaran ilegal dan
penyuapan sesuai dengan UU anti korupsi; (10) konservasi lingkungan; (11)
praktik kru dalam suasana kerja ; dan (12) praktik penjualan dan pemasaran.
- corporate
Social Resposibilty ( CSR)
CSR atau tanggung jawab sosial dalaam hal ini mengacu kepada kewajiban
organisasi untuk melindungi dan memberikan kontribusi kepada masyarakat,
terutama kepada pihak yang berkepentingan (stakeholder),lingkungan
alam, serta kesejahteraan sosial secara umum. Kesadaran perusahaan bahwa nasib
dirinya tergantung juga pada kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar semakin
meningkat.
Michael Porter, lyton
Christensen,dan Rosabeth Moss Kanter (ketiganya dari Harvard Busines sschool)
telah berhasil membuktikan program-program CSR yang disinergikan dengan
strategi perusahaan akan memberikan dampak yang jauh lebih besar kepada
masyarakat dan perusahaan itu sendiri. Menrut mereka, hanya dengan menjadikan
CSR sebagai bagian dari strategi perusahaan , program-program CSR tersebut bisa
langgeng.
SISTEM ETIKA KONTEMPORER VS SISTEM ETIKA ISLAM
Meskipun banyak ahli dari barat berusaha mengembangkan teori serta kode
etika bisnis ,mereka belum mampu menyusun kode moral perilaku yang efektif
untuk bisnis. Sebagian besar moralitas dan etika merupakan sistem utilitarian
dan materialistik. Hal ini mudah dipahami karena konsep sekularisasi dalam
kehidupan serta kurangnya sumber petunjuk yang otentik didunia barat. Etika
kontemporer sebagaian besar merupakan buatan manusia, yang sifatnya relatif dan
situasional serta kurang “legitimate”
dukungan otoritas dibelakangnya.
Ahli manajemen , Harold Koontz
mengakui bahwa dibarat ,” tidak ada sumber standar etika. Perspektif barat pada
etika bisnis umumnya seperti yang diungkapkan oleh Drucker berikut ini : “
banyak khotbah yang diajarkan pada etika bisnis dan pebisnis. Kebanyakan tidak
ada yang bisa dilakukan terkait bisnis serta sedikit saja terkait etika. Hal
ini seperti mempekerjakan gadis panggilan untuk menghibur pelanggan, buaknlah
masalah etika namun estetika”. Bisa disimpulkan bahwa dunia barat memandang
bisnis dan etika merupakan perilaku yang terpisah.
ETIKA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Islam merupakan nilai etika dalam hidup manusia ditempat yang paling
tinggi. Pada dasarnya, agama islam diturunkan sebagai kode prilaku moral dan
etika bagi kehidupan manusia. Seperti hadis: “aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia”. Terminologi yang paling dekat dengan pengertian etika dalam
islam adalah akhlak (bentuk jamaknya khuluq). Akhlak adalah kebiasaan kehendak.
Akhlak dalam Alqur’an terdapat dalam ayat berikut:
“ dan sesungguhnya engkau
benar-benar berbudi pekerti (akhlak)yang luhur “. (QS .68:4).dan juga
(QS.3:159)
Menurut pandangan islam ,
etika merupakan pedoman yang digunakan umat islam untuk berprilaku dalam segala
aspek kehidupan. Dalam hukum ekonomi islam (muamalat) etika bisnis merupakan
hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Etika
bisnis islami merupakan nilai-nilai etika islam dalam aktivitas bisnis yang
telah disajikan dari perspektif Alqur’an dan hadis, yang bertumpu pada enam
prinsip ,terdiri atas: kebenaran,kepercayaan, ketulusan ,persaudaraan,
pengetahuan dan spiritualitas kedalam dunia bisnis.
A.
Terminologi Etika dalam Alqur’an
Selain akhlak,terminologi etika dalam Alqur’an ,bisa dihubungakan dengan
istilah berikut ini:
1. khayr (kebaikan)
kata khayr muncul dalam Alqur’an sampai 176 kali dan tidak termasuk kata
derevatifnya. Lawan kata dari khayr adalah sharr (keburukan)yang munculnya
lebih sedikit, sekitar 31 kali dalam Alqur’an.
2. birr (kebajikan)
dasar dari konsep ini adalah “kamu tidak akan memperoleh kebajikan,
sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai”(QS. 3: 92). Jadi,
perbedaan antara khayr dan birr,adalah kalau al birri adalah segala sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi orang
lain, sedangkan al kahyr adalah
seluruh kebaikan.
3. qist (persamaan)
Qist dalam konteks Al qur’an merujuk pengertian berikut : jalan yang
lurus ( QS . 16:9;QS .31 :32) dan pertengahan/golongan pertengahan (QS.35 :32
:QS .5:66).
4. adl (keseimbangan dan keadilan)
“dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar ,dan timbanglah dengan
timbangan yang benar “( QS 17:35;lihat juga QS ,6:152).
- haqq( kebenaran)
“dan janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran (haqq) dan kebatilan dan
janganlah kamu sembunyikan kebenaran , sedang kamu mengetahuinya “(QS
.2:42):lihat juga (QS ,86:13)
- ma’ruf (yang diperintahkan)
“dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan,menyuruh(berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan merekalah
yang beruntung”(QS,3:104)
Faktor yang Membentuk Etika
Individu Perspektif Umum dan Islam
- interpretasi terhadap hukum
dalam masyarakat sekuler ,interprestasi legal berdasarkan kontemporer dan
standar serta nilainya bersifat sementara, sedangkan dalam masyarakat islam
niali dan standar yang didasarkan pada prinsip syariah dan kaidah fiqih. Hasil
dari perbedaan metode ini sangat laur biasa.
Contohnya,Abu dzar
mengatakan bahwa nabi Muhammad pernah bersabda padanya :”kamu itdak boleh lebih
baik dari pada orang yang berkulit hitam ataupun merah, kecuali kamu
mengungguli mereka dalam hal keimanan.
- faktor organisasi.
Salah satu sukses pengaruh organisasi adalah komitmen dari pimpinan
organisasi dalam menjalankan etika. Komitmen ini dapat dikomunikasikan melalui
kode etik , kebijakan organisasi ,pidato publikasi ,dan sebagainya
- faktor Individu
individu mempengaruhi etika etika melalui:
1.
tahapan perkembangan moral :masa
anak-anak sebelum pubertas dan masa dewasa.
2.
kepribadian dan nilai
personal:seseorang yang jujur akan berperilaku sangat berbeda dengan orang yang
tidak menghargai kepemilikan orang lain.
3.
pengaruh keluarga: pembentukan
standar etika seseorang dimulai sejak anak-anak
4.
pengaruh peer (kelompok) : saat anak
tumbuh besar dan sekolah maka kelompok atau orang yang berinteraksi dengannya
akan mempengaruhi perilaku anak.
5.
pengalaman hidup baik negatif
maupun positif , pristiwa yang terjadi akan mempengaruhi hidup seseorang dan
menetukan nilai etika yang dimiliki serta pengaruhnya.
6.
faktor situasional: orang bisa
berprilaku tidak etis dalam situasi tertentu karena mereka melihat tidak ada
jalan keluar.
KEUNIKAN ETIKA ISLAM
Islam memandang etika (akhlak) sebagai cerminan keperayaan Ialam(iman).
Etika islam memberi sangsi internal yang kuat suatu otoritas pelaksana dalam
menjalankan standar etika. Konsep etika dalam islam tidak utillitarian dan
relatif, akan tetapi mutlak dan abadi.
Dalaam islam ,etika
mendominasi ekonomi dan keduanya the ends
dan the means dari aktivitas
ekonomi harus disahkan/diakui secara islam. Penulis membuat sebuah model etika
islam berdasarkan empat aksimo ;tauhid, keadilan ,kebebasan berkehendak, dan
tanggung jawab.
Dalam bukunya yang berjudul
towards islamic Foundation of Strategic Business Mnagement,khalifa (2001)
menunjukkan dua aksimo: tauhid dan istikahmah. Khalifa (2001) mendukung
argumennya dengan ayat suci Alquran dan sunnah sebagai berikut.
Allah berfirman didalam
Alquran ;”sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: tuhan ialah Allah” kemudian
mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka
tiada (pula) berduka cita.”(QS.46:13).
Dalam HR. Muslim dari Abu Amr
atau Abu ‘ Amrah Sufyan bin Abdillah Rodialllhu’anhu,aku berkata: wahai
Rasulullah salaullahualaihi wassalam ajarkan lah kepadaku dalam (agama)islam
ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi)
bertanya tentang hal itu kepada orang lain selain engkau., (maka) Rasulullah
besabda:ucapkanlah :”aku beriman kepada Allah”, kemudian beristikhomalah dalam
ucapan itu “(HR.Muslim hadis No38)
Khalifa menyimpulkan bahwa
keikhlasan karena Allah merupakan hasil dari tauhid yang sebenar-benarnya.
Wujud yang paling nyata dari kualitas ini adalah Zuhud. Zuhud bagi orang muslim
adalah menjadi tuan bagi dirinya sendiri ,mengontrol dan tidak perbudak oleh
hawa nafsu, baik berupa kebutuhan maupun keinginan. Zuhud bermakna bahwa dunia
haruslah sejalan dengan akhirat, atau meninggalkan sesuatu yang tidak
bermanfaat untuk akhirat. Dengan demikian , kekayaan dan segala aktivitas
ekonomi hanya ditujukan untuk kepentingan akhirat ,yang mana akan memperoleh falah (kesuksesan ,kebahagiaan dan
kesejahteraan)dengan mematuhi perintah –perintah dan etika didalam islam.
Tauhid dan istikhamah merupakan jalan untuk mencapai falah.
PANDANGAN ALQURAN TENTANG BISNIS
Bisnis dalam
pandangan Alquran mempunyai visi misi depan yang tidak semata-mata mencari
keuntungan sesaat, melainkan mencari keuntungan yang hakiki;baik berakibat baik
pula bagi sesudahnya. Dasarnya adalah QS,9 :111 yang intinya adalah orang yang
hanya bertujuan mencari keuntungan semata dalam hidupnya, ditantang oleh Allah
dengan tawaran suatu bursa yang tidak mengenal kerugian dan penipuan.
Pebisnis yang menjalankan usahanya
dengan kejujuran dan sesuai dengan perintah Allah akan mendapat reward (pahala)
diakhirat nanti. Oleh karena itu aktivitas bisnis merupakan salah satu bentuk
ibadah (pengabdian dan kepatuhan terhadap Allah). Bisnis bisa dilakukan setelah
melakukan ibadah (salat) dengan tidak mengesampingkan tujuan yang hakiki yaitu
keuntungan yang dijanjikan Allah.Manusia didorong untuk bekerja keras termasuk
dalam berbisnis, akan tetapi dorongan tersebut diarahkan kepada hal yang lebih
besar, memperoleh apa yang berada disisi Allah yaitu keridhoan Allah.
Keuntungan berbisnis bukan hanya semata-mata bersifat material tetapi sekaligus
bersifat imaterial, bahkan lebih mengutamakan yang bersifat imaterial yaitu
kualitas. Bisnis bukan hanya behubungan dengan manusia tetapi juga berhubungan
dengan Allah. Dengan demikian ,tidak ada konflik antara bisnis yang fair dengan
islam karena etika bisnis dalam Alquran berada dalam kesatuan pandangan dalam
hakikat bsinis itu sendiri.
Pedoman bisnis yang beretika Menurut Ibnu
Taymiyyah
Imam ibn
Taymiyyah dalam kiyab Al Hisbah. Memberikan pedoman bagaimana menentukan cara
bisnis yang beretika, antara lain:
- sempurna dalam timbangan
- hindari penipuan /kecurangan
- hindari kontrak bisnis yang tidak sah (ilegal)
- kondisi ketidak sempurnaan pasar
- hindari penimbunan(iktikar).
Pemegang
otoritas diberika hak untuk memaksa pemilik komoditas menjual barangnya dengan
harga yang fair dan pantas.
Prinsip-prinsip etika bisnis menurut
Alquran:
- melarang bisnisyang dilakukan dengan proses
kebatilan( QS.4 :29) bisnis harus
didasari oleh kerelaan dan keterbkaan antara kedua belahpihak dan tanpa
ada pihak yang dirugikan
- bisnis tidak boleh mengandung unsur riba (QS,2
;275)
- kegaitan bisnis juga memiliki fungsi sosial baik
melalui zakat dan sedekah (QS,9 :34). Pengembangan harta tidakakan tewujud
kecuali melalui interaksi antarsesama dalam berbagai bentuknya.
- melarang pengurangan hak atas suatu barang atau
komoditas yang didapat atau diperoses dengan media takaran atau timbangan
karena merupakan bentuk kezaliman (QS. 1185) ,sehingga dalam praktik
bisnis , timbangan harus disempurnakan (QS,7 :85 ,QS.2:205).
- menjunjung tinggi nilai-nilai kesetimbangan baik
ekonomi maupun sosial , keselamatan dan kebaikan, serta tidak menyetujui
kerusakan dan ketidak adailan.
- perilaku bisnis dilarang berbuat zalim (curang)baik
bagi dirinya sendiri maupun juga kepada pelaku bisnis yang lain (QS.
7:85,QS,2:205)
kode etik moral dalam islam untuk menentuka apakah sebuah tindakan boleh
dilakukan (lawfulness/halal) atau tidak boleh dilakukan (unlawfulness/haram) ,
bergantung bagaimana kasus itu dilihat dari posisi hukum ketika dihadapkan pada
teks (ayat Alquran dan hadis)
PRINSIP DASAR ETIKA DALAM ISALAM DAN PRAKTIKNYA DALAM BISNIS
Terdapat lima
prinsip yang mendasari etika Islam:
1.
unity (kesatuan)
merupakan refleksi konsep tauhid yang memadukan seluruh aspek kehidupan
,baik dalam bidang ekonomi, politik ,sosial ,budaya, menjadi keseluruhan yang
homogen, konsisten dan teratur
bentuk praktik dalam etika
bisnis,misalnya:
Ø
tidak adanya deskriminasi
terhadap kru,penjual ,pembeli,serta mitra kerja lainnya berdasarkan
suku,ras,warna kulit,jenis kelamin,bahkan agama (QS.49:13)
Ø
terpaksa atau dipaksa untuk
manaati Allah (QS.6.163).
Ø
meninggalkan perbuatan yang
tidak beretika seperti menimbun kekayaan serta mendorong setiap individu untuk
amanah karena pada hakikatnya kekayaan merupakan amanah Allah(QS.18:46).
2.
equilibrium (keseimbangan)
konsep ini hampir sama dengan konsep adil ,berdimensi
horizontal yang berhubungan dengan keseluruhan harmoni pada lama semesta
3.
free will (kebebasan berkehendak)
konsep ini berarti bebas memilih atau bertindak
sesuai etika atau sebaliknya. Ayat
Alquran merupakan dasar dari konsep ini adalah “dan katakanlah ( Muahammad)
kebenaran itu datnya dari Tuhanmu;barang siapa yang menghendaki (beriman)
hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang menghendaki (kafir) biarlah ia
kafir’(Qs.18:29). Jadi ,saat seseorang menjadi muslim , ia harus menyerahkan
kehendaknya kepada Allah.
Aplikasinya
dalam bisnis yaitu:
1. menepati
kontrak
2. dalam
sistem ekonomi ,islam menolak konsep laissez
faire dan invisible hands.
4. responsibility(bertanggung
jawab)
Adalah
bentuk pertanggungjawaban kepada setiap tindakan. Menurut Sayid Quthb, prinsip
pertanggungjawaban islam adalah tanggungjawab yang seimbang dalam segala bentuk
dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan raga,antara orang dan keluarga, antara
individu dan masyarakat, serta antara masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Seperti yang dijelaskan dalam QS. 17:15.
Aplikasi
konsep ini dalam bisnis, yaitu:
1. dalam
penghitungan margin keuntungan , niali upah harus sesuai dengan UMR(upah
minimum regional) yang secara sosial diterima oleh masyarakat.
2. economic
return bagi pemberi pinjaman modal harus dihitung brdasarkan perolehan
keuntungan yang tidak dapat dipastikan jumlahnya dan tidak bisa ditetapkan
terlebih dulu seperti sistem bunga konvesional.
3. islam
melarang semua transaksi alegotoris seperti gharar, sistem ijon dan sebagainya.
4. seseorang
yang berbuat tidak etis , tidak boleh menyalahkan tindakan itu karena atmosfir
bisnis atau kondisi karena hampir semua orang melakukan tindakan tidak etis
serupa.
5. benvolence
(kebenaran)
Kebenaran
dalam konsep ini juga meliputi kebajikan dan kejujuran. Dalam bisnis kebenaran
dimaksudkan sebagai niat,siakp dan perilaku benar yang meliputi proses
transaksi ,proses memperoleh komoditas , proses pengembangan produk,serta
proses perolehan keuntungan
Aplikasinya
dalam bisnis menurut Al-Ghazali,yaitu:
1.
memberikan zakat dan sedekah
2. memberikan kelonggaran waktu pada pihak
terutang dan jika perlu mengurangi beban utangnya.
3. menerima pengambilan barang yang telah dibeli
4. membayar utang sebelum waktu penagihan tiba.
5. adanya sikap kesukarelaan antara kedua belah pihak
yang melakukan transaksi,kerja sama ,atau perjanjian bisnis
6. adanya sikap ramah,toleran baik dalam
menjual,membeli dan menagih hutang
7. jujur dalam setiap proses transaksi bisnis (tidak
boleh menipu)
8. memenuhi perjanjian atau transaksi bisnis.