Music

Thursday 15 November 2012

Etika dan Bisnis


BANGKRUTNYA LEHMAN BROTHERS
      Lehman brothers merupakan perusahaan sekuritas keempat ,terbesar diamerika serikat (AS). Perusahaan yang berusia 158 tahun inimenjadi pialang utama dalam pasar sekuritas AS, bergerak dibidang bank investasi, perdagangan ,saham dan obligasi,riset pasar ,manajemen investasi, ekuitas pribadi, serta layanan perbankan nasional.
      Menurut anthony michael Sabino, profesor bisnis dariSt John’s University AS, bangkrutnya Lehman akibat kerakusan ingin meraup untung tanpa henti dengan tidak memperhatikan risiko. Kebangkrutan Lehman dipicu oleh pembiayaan sektor perumahan AS, sekitar US $ 60 miliar. Sejak 2005, harga rumah di AS berjatuhan dan kemungkinan dana-dana yang ditanamkan tidak akan pernah kembali lagi. Akan tetapi dana yang dipercayakan oleh investor malah di alokasikan kesektor perumahan yang sebagian besar subprime mortgage.

Akhirnya tidak ada lagi yang mau memberi dana pinjaman kepada Lehman . mereka yang  meminjamkan dana, secara bersama-ssama menarik dana nya dari Lehman bukan saja yang ditanamkan disektor perumahan , tetapi juga disektor lain.
Kisah bangkrunya Lehman Brothers diatas menggambarkan dampak apabila sebuah perusahaan tidak menggunakan etika dalam setiap aktivitas bisnisnya. Ternyata penyimpangna etika bisnis juga dilakukan lembaga pemeringkat atas aset-aset Lehman uang terkait subprime mortgage. mungkin halini yang memicuivestor memborong saham terkait subprime mortgage, yang Lehman sendiri tidak banyak tahu setelah produk itu dikemas dalam bentuk CDO1 yangmelibatkan rekayasa keuangan canggih.

      Pada akhirnya praktik bisnis yang tidak jujur ,banyak memikirkan keuntungan sebesar-besarnya dan merugikan pihak lain, akan membawa perusahaan ,yang tergolong raksasa sekalipun, terperosok dalam jurang kehancuran.



PENDAHULUAN

Etika bisnis bukanlah sebuah fenomena dan kajian baru .telah banyak artikel dan buku yang membahas etika bisnis sejak manajemen memasukkannyasebagai aktivitas profesional dalam perusahaan dalam organisasi yang tumbuh dalam ukuran dan kekuatan yang telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat modern. sejumlah usaha yang telah dilakukan untukmembangun filosofi moral bagi manajemen dan merumuskanya menjadi prinsip etika sebagai panduan dalam mengambil keputusan .2
Perkebangan ini menarik para cendikiawan yang mendalami etika bisnis dan ingin mencurahkan buah dari usaha mempeljari masalah yang berhubungan dengan etika dan memperaktikannya dalam bisnis.
Sejak abad ke18 hingga kini, hubungan etika dan bisnis telah banyak memperdebatkan. Di amerika serikat ,kasus bisnis yang berhubungan dengan etika bahkan telah terjadi sebelum kemerdekaan negara ini pada 1876. bermula pada tahun 1870 , Jhon D, . Rockeffeler, pemilik standar oilompany Ohio,melakukan  kesepakatan rahasia  potongan harga dengan perusahaan kereta api yang akan mengangkut minyaknya. akibatnya kompetitor kalah bersaing sehingga memutuskan keluar dari bisnis perminyakan .3  bisnis yang prakti-praktik kecurangan ,penipuan ,dan lain-lain adalah alasan etika bisnis mendapat perhatian yang intensif  hingga menjadi bagian kajian yang berdiri sendiril. 4
Prilaku bisnis yang tidak beretika, seperti yang dilakukan Lehman Brothers pada kasus pendahuluan bab ini,nyatanya hampr semua negara. Misalnya kasus yang terjadi di asia ,Mitsubishi Electri, peerusahaan jepang yang terlambat menarik produk televisinya padahal produk tersebut bisa menyebabkan terlalu panas  (overheat) dan kebakaran.5 Di indonesia , praktik bisnis yang tidak beretika semakin terkuak setelah rezim Orde baru runtuh pada awal tahun 1998.6            
Sementar dieropa ,cotoh kasus yang terjadi adalah Volkswagen (jerman) mencuri rahasia dagang General motor7, dan CEO pendiri Alcatel Alsthom, perusahaan perancis tentang penyalahgunaan barang publik8  serta berbagai kasus lainnya.. bisa disimpulkan bahwa bangkrutnya beberapa perusahaan besar merupakan akibat dari pengelolaan perusahaan yang tidak didasari pada etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik.9
Faktor lain memperlihatkan bahwa semakin sedikit perusahaan yang memiliki katagori baik yang tercatat dibursa saham.10



  1. Pengertian Etika , bisnis dan etika bisnis
Secara etimologi ,etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos yang berarti sikap , cara berpikir ,kebiasaan,adat ,akhlak, perasaan ,watak kesusilaan. Ethos dalam bentuk jamak yaitu ta-etha mempunyai arti adat kebiasaan. Dari kata inilah terbentuk istilah etika yang telah dipakai oleh seseorang filsafat besar yunani,Aristoteles (384-322 SM) untuk menunjukkan filsafat moral. Kata ethos identik dengan kata moral (dari bahasa latin mos) yang berarti juga adat atau cara hidup. Dalam kamus besar bahasa Indonesia ,etika mempunyai arti:

Ø  Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
Ø  Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
Ø  Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.


Ahli filsafat membagi teori etka kedalam tiga bahasa umum , yaitu metaetika,etika normatif, dan etika terapan. Metaetika menjelaskan dari mana prinsip etika berasal, dan apa maksud adanya etika. Metatika fokus  pada kebenaran yang universal, kehendak tuhan ,perena reason dalam penilaian etika, dan maksud atau arti dari etika itu sendiri. Pengertian etiak normatif lebih praktikal, yaitu standar moral yang mengatur prilaku salah atau benar. Sedangkan etika terapan mengulas isu-isu kontroversial seperti aborsi, infantisida, hak hidup hewan (terutama yang langka),perusakan lingkungan, homoseksualitas, perang nuklir.
Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa prancis”etiquette” yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Etika berhubungan dengan kewajiban moral,tanggung jawab, keadilan sosial. Moralitas adalah doktrin atau sistem prilaku moral dalam berprilaku sesuai ajaran agama atau filosifi hidup. Hukum mengacu pada kode formal yang mengijinkan atau melarang prilaku berdasarkan etika dan moralitas. Sedangkan yang dimaksud norma adalah suatu pranata dan nilai mengenai baik dan buruk.
Bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud etka adalah prinsip, norma dan standar prilaku yang mengatur individu maupun kelompok yang membedakan apa yang benar dari apa yang salah. Etika merupakan apa yang anda lakukan , bukan apa yang anda katakan. Kepatuhan pada etika belum cukup, akan tetapi aplikasi dari etika itulah yang kunci utama. Contoh aktivitas sehari-hari yang bersinggungan dengan etika.
Dari uraian pengertian etika diatas ,apabila dihubungkan dengan praktik bisnis (aktivitas guna meningkatkan nilai tambah barang dan jasa) maka yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara atau prilaku etika dalam bisnis yang dilakukan oleh manajer/kru. Semua ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness),sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak bergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan dimasyarakat.





EVOLUSI PERKEMBANGAN ILMU ETIKA BISNIS
            Etika bisnis dari segi keilmuan mengalami perkembangan , hal ini bisa dilihat dari beberpa tahapan masa sebagai berikut:
Ø  Masa peralihan . pada tahun 1960-an, di AS muncul perdebatan mengenai tanggung jawab sosial yang berhubungan dengan etika. Terjadi perubahan sosial yang mempengaruhi organisasi bisnis dan manajemennya.
Ø  Masa Lahirnya Etika Bisnis. Pada tahun 1970-an , terdapat dua faktor yang mendorong kelahiran etika bisnis. Pertama sejumlah ahli filsafat mulai memikirkan masalah ethis dalam bisnis. Kedua ,terjadinya krisis moral yang dialami oleh dunia bisnis di AS
Ø  Masa etika bisnis meluas ke eropa. Etika bisnis mulai berkembang sepuluh tahun kemudian. Di tandai dengan banyaknya perguruan tinggi di eropa barat yang memasukkan etika bisnis sebagai mata kulih. Tahun 1987 didirikan European Ethics Network yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademis dari universitas ,sekolah bisnis ,para pengusaha dan wakil-wakil dari organisasi nasional dan Internasional.
Ø  Masa etika bisnis menjadi fenomena global. Pada tahun 1990-an ,seperti bisnis itu sendiri,etika bisnis telah menjadi fenomena global dari amerika Latin, asia ,Eropa Timur, dan kawasan dunia lainnya.

PERAN ETIKA DALAM BISNIS
Secara umum ,etika adalah ilmu normatif penuntun hidup manusia, yang memberi perintah apa yang seharusnya kita kerjakan. Maka etika mengarahkan manusia menuju aktualisasi kapasitas terbaiknya.
Pada dasarnya praktik etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengnah maupun jangka panjang. Misalnya dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik internal perusahaan maupun dengan eksternal.
Dengan demikian ,menjadi jelas bahwa tanpa suatu etika yang menjadi acuan ,para pebisnis akan lepas tidak terkendali, mengupayakan segala cara, mengorbankan apa saja untuk mencapai tujuannya. Pada umumnya filosofi yang mendominasi para pebisnis adalah bagaimana cara memaksimalkan keuntungan. Pebisnis seperti ini , seperti yang dikatakan oleh Charles Diskens:”semua perhatian, harapan,dorongan ,pandangan, dan rekanan mereka meleleh dalam dolar.manusia dinilai dari dolarnya”. Theodore Levitt mengatakan bahwa para pebisnis ada hanya untuk satu tujuan ,yaitu untuk menciptakan dan mengalirkan nilai kepuasan dari suatu keuntungan hanya pada dirinya dan nilai budaya,nilai spiritual dan moral tidak menjadi pertimbangan dan pekerjaannya. Akibatnya sungguh mengerikan. Mereka dapat menyebabkan perang antarbangsa, antarlembaga ,atau antarperusahaan. Mereka menganggap dan membuat bisnis seperti medan perang.
Perumusan dan penetapan etika merupakan salah satu dari sekian banyak upaya pemersatu  (internal integration) yang diusahakan oleh pemimpin perusahaan untuk meningkatkan daya tahan bisnisnya. Itu dilakukan dengan mengindahkan prinsip-prinsip pengelolaan  usaha yang baik(good corporate governance) sekaligus memenuhi kewajibannya sebagai warga masyarakat yang bertanggung jawab (corporate sosial responsibility).
Etika bisnis juga berhubungan dengan nilai merek (brand value). Prilaku bisnis yang beretika berkontribusi pada pembangunan citra dari nilai sebuah produk. Salah satu caranya dengan membrikan pelatihan mengenai etika pada kru. Hasilnya sungguh luar biasa ,misalnya menurunnya biaya , menurunnya pelanggaran dan perusakan pada merek atau reputasi ,dan pada akhirnya menurunnya penalti atau hukuman akibat melanggar aturan yang telah ditentukan. Sehingga diperlukan kemampuan untuk menghasilkan ‘brand value’ dan reputasi dengan standar integrasi bisnis dan tanggung jawab sosial (social responsibility) yang tinggi. CRS tidak hanya sebuah pilihan, CSR merupakan prasyarat integral dan mutlakuntuk kesuksesan bisnis dalam jangka panjang. Meningkatnya CSR berarti meningkatnya manajemen kualitas.
           
BISNIS YANG BERETIKA VERSUS BISNIS YANG MENGUNTUNGKAN
Para pelaku bisnis kapitalis menganggap bahwa hubungan antara bisnis dan etika adalah kontradiktif karena ada konflik kepentingan antara etika dan kepentingan perusahaan dalam mengejar keuntungan semaksimal mungkin. ketika etika berlawanan arah  dengan keuntungan perusahaan, pebisnis kapitalis lebih memilih keuntungan dan meninggalkan etika berbisnisnya dengan menghalalkan segala cara. Akan tetapi,bagi perusahaan yang menerapkan etika dalam bisnisnya , perusahaan tersebut akan terus hidup dalam jangka panjang dengan timgkat pertumbuhan yang tinggi
Pada kenyataannya bisnis memang sering kali dikaitkan dengan sebuah permainan. Bisnis dimisalkan seperti sebuah permainan pokera, dimana suatu tindakan kecurangan bisa dibenarkan dengan dengan tujuan untuk memenangkan permainan tersebut. Adapun pendapat lain mengatakan bahwa tujuan dari bisnis adalah untuk membuat keuntungan seraya tetap berada dalam pada aturan permainan. Apakah bisnis beretika merupakan bisnis yang bagus?.
Jika seseorang secara sepintas melihat pada tujuan dari etika dan konsepsi umum dari tujuan bisnis seseorang mungkin melinai bahwa etika bisnis merupakan suatu kebodohan. Pendapat secara ini berangkat dari pemahaman bahwa bisnis menekankan satu hal, dan etika menekankan hal lainnya. Jika meningkatkan laba merupakan tujuan dasar dan prinsip bisnis, dan keuntungan ekonomis merupakan faktor utama dalam keputusan strategis bisnis, perilaku etis dan perilaku bisnis pada akhirnya pasti akan bertentangan ( menyebabkan konflik). Tentu saja, untuk membuat argumen seperti itu pertama kali kita harus menunjukkan karakteristik dari bisnis dan karakteristik dari etika dan kemudian menunjukkan ketidakcocokan antara keduanya.
Bagi individu atau organisasi bisnis yang menganggap keuntungan financial merupakan sesuatu yang paling penting dan segala-galanya, bisnis merupakan suatu alat untuk mengejar kepentingan pribadi (self-interest) yakni keuntungan. Perspektif semacam ini menganggap bahwa moralitas atau etika tidak cocok dengan bsnis jika mengikuti aturan dari praktik bisnis,dimana tidak dapat dihindari lagi,adalah untuk mengejar kepentingan pribadi. Jika praktik bisnis hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi ,maka persoalan melanggar tuntutan akan keadilan bukanlah suatu masalah. Oleh karena itu dengan diskripsi seperti ini orang dapat menjustifikasi “itu hanyalah bisnis” dan karenanya tanggung jawab sosial bisnis hanyalah menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan keuntungan.



Apabila bisnis masih berparadigma bahwa tanggung jawab sosial perusahaan hanyalah untuk meningkatkan keuntungan ,cukup masuk akal untuk mengklaim bahwa etiak bisnis bukanlah apa-apa. Lebih jauh lagi , apabila perusahaan misalnya berada dalam kondisi tekanan persaingan pasar yang ketat ,salah satu jalan untuk meningkatkan keuntungan bisnisnya adalah dengan mengorbankan yang lainnya. Apakah itu melalui perampingan perusahaan ,pemecatan kru,atau bahkan tindakan yang mungkin melakukan atau membahayakan orang lain akn diambil demi kesejahteraan perusahaan .
Memasuki era globalisasi , isu mengenai etika bisnis menjadi begitu penting. Ada yang berpendapat bahwa globalisasi mungkin akan mengurangi sejumlah kebebasan bagi individu dan organisasi bisnis dalam hal pembuatan keputusan bisnis. Hal ini membuat perusahaan tidak akan bisa menggunakan kebebasab manajerialnya dalam cara apa pun yang akan menempatkan  mereka pada ketidakunggulan kompetitif.
Dengan demikian , ketika perusahaan mencoba untuk mengambil resiko dan mengabaikan etika bisnis dengan tujuan menghasilkan keuntungan ,maka mereka akan berpeluang kehilangan reputasi dan prestasi yang telah mereka capai..
ETIKA BISNIS DAN KINERJA PERUSAHAAN
            Beberapa orang masih menganggap bahwa kriteria dari kinerja adalah untung rugi dalam bentuk uang. Beberapa praktisi bisnis dan ahli ekonomi lainnya menyatakan bahwa angka-angka merupakan cara yang tepat untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja. Mereka memandang bisnis adalah bagaimana mencetak laba yang besar dan meningkatkan pendapatan setiap tahun. Laba yan tinggi nerupakan sebuah kesuksesan ; dan sebaliknya laba yang rendah mengindikasikan kinerja yang buruk.
            Perdebatan mengenai hubungan antara etika dan bisnis merupakan suatu dinamika yang menarik bagi dunia bisnis maupun masyarakat secara umum. Carr misalnya ,membandingkan bisnis itu sebuah permainan poker dimana semua pemain mengtahui kalau peraturan mengizinkan sejumlah tindakan tidak jujur. Ia berpendapat bahwa bisnis merupkan sebuah permainan dimana semua pemain memahami bahwa untuk mengejar suatu kemenangan ,segala sesautu diizinkan meskipun dengan melakukan kecurangan. Atau dengan kata lain keuntungan bisnis secara jelas merupakan “the name of the game”,sedangkan standar moral tidak penting.

            Dalam kurun waktu belakangan , isu mengenai etika bisnis telah menggugah kesadaran banyak pihak, teritama para pelaku bisnis ,untuk tidak mengabaikan permasalahan etika dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Fred R. David (2006), menytakan bahwa etika yang baik akan menghasilkan bisnis yang baik. Hal ini bisa dipahami bahwa salah satu tujuan etika adalah untuk membangun kepercayaan (trust) diantara para stakeholder. Kepercayaan (trust) akan menghasilkan komitmen. Komitmen memastikan adanya usaha yang dikeluarkan ,atau dengan kata lain bisnis yang baik merupakan dampak dari kinerja perusahaan yang  baik,dimana kinerja yang baik itu sendiri merupkan dari penerapan etika yang baik oleh organisasi perusahaan.
            Salah satu tantangan perusahaan adalah bagaimana menciptakan sebuah lingkungan kerja dimana orang merasa bahwa nilai-nilai dan prinsip-prinsip kerja didalam perusahaan itu nyata. Perusahaan yang visioner tidak hanya mengejar satu tujuan saja seperti hanya mencari keuntungan financial .lebih jauh lagi, mereka juga mencoba untuk mencapai sekelompok tujuan , dimana menghasilkan uang atau keuntungan finansial hanyalah salah satu dari tujuan tersebut yang tidak selalu menjadi tujuan utama. Mereka digerakkan oleh ideologi dasar dan kesadaran akan tujuan melebihi hanya sekedar menghasilkan uang.
            Reginald Jones,pendiri General Electric , menyatakan bahwa kinerja organisasi dengan etika sangat berhubungan. Sealain mempengaruhi kinerja finansial perusahaan , etiak disuatu perusahaan juga memengaruhi kehidupan sosial dilingkungan perusahaan yang bisa berdampak pada kinerja perusahaan secara umum. Schwepker , Scott .J. Vittel dan Anusorn menemukan bahwa terdapat hubungan positiv antara penerapan etika dan kepuasan kerja.
            Dengan demikian agar perusahaan dapat bertahan lama, strategi yang perlu dijalankan adalah berbisnis secara etis. Dilihat dari sisi pelanggan ,mereka lebih menyukai bertransaksi dengan perusahaan yang jujur dan terpercaya dari pada bertransaksi dengan perusahaan yang reputasinya buruk ,tidak bisa dipercaya ,dan menghalalkan segala cara. Dari sisi kru,mereka lebih memilih setiap bekerja malayani perusahaan yang berlaku adil dan menghargai krunya  daripada bekerja pada perusahaan yang hanya “memeras keringat” tanpa memenuhi hak krunya. Intinya, semua perusahaan yang menerapkan etika dalam bisnisnya akan mempunyai keunggulan kompetitif dalam hal pelanggan dan kru dari pada perusahaan yang tidak menggunakan etika dalam bisnisnya.
            Pelnaggaran etika bisnis selalu dipicu oleh godaan terhadap  keuntungan jangka pendek yagn menggiurkan. Pelanggaran terhadap etika sering kali baru terbukti dalam jangka waktu yang cukup panjang. Sejarah telah menunjukkan bahwa ketidak perdulian perusahaan terhadap etika bisnis dapat mengakibatkan kehancuran dalam waktu yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan kehancuran perusahaan akibat kesalahan dalam penilain dan kebijakan bisnis,namun tetap memperhatikan etika bisnis. Perilaku bisnis yang tidak etis akan menibulkan berbagai dampak negatif.
            Penerapan etika disuatu perusahaan akan mempengaruhi perilaku kru ditempat kerja , apakah kru berperilaku dengan benar atau tidak. Verdi mengemukakan bahwa terdapat hubungan negativ anatara penerapan etika dan penyimpangan perilaku kru. Penyimpangan perilaku kru muncul akibat buruknya penerapan etika ditempat kerja , yang kemudian akan mengakibatkan kerugian bagi organisasi. Hal ini diperkuat oleh Murphy,ia menjelaskan adanya kerugian besar sebanyak US $6 miliar samapai dengan US$ 200 miliar setiap tahunnya atas penyimpangan perilaku dan kejahatan kru. Selanjutnya Harper juga menjelaskan bahwa sebesar 33%-75% terlibat dalam pencurian , penipuan komputer , perusakan,sabotase ,dan ketidakhadiran kerja. Akibat buruk dari perilaku bisnis yang tidak etis bukan hanya akan menimpa masyarakat secara umum. Selain malahirkan persepsi yang buruk dimata masyarakat ,dampak negativ lainnya adalah menurunnya moral kru akibat beban psikologis karena bekerja pada perusahaan yang memiliki citra buruk, terpaksa dikeluarkannya biaya untuk mengatasi citra buruk yang ada,dan ketidakpercayaan publik terhadap segala tindakan yang dilakukan perusahaan dimasa depan.
            Sebauh review yang dikeluarkan oleh DePaul University pada tahun1997 menunjukkan bahwa hanya sekedar memiliki sebuah kebijakan etika perusahaan saja tidak cukup. Curtis  C. Verschoor berkomentar bahwa perusahaan juga harus memiliki program internal yang kuat untuk menguatkan etika perusahaannya dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan finansial.


            Selanjutnya yang juga perlu kita sadari adalah bahwa setiap sistem etika bisnis harus mengakui adanya keterkaitan antara aktvitas bisnis dan kehidupan diluar bisnis yang akan mempengaruhi bukan hanya , namun juga teman , keluarga dan masyarakat secara umum. Keputusan bisnis juga merupakan bagian dari keputusan dalam kehidupan secara keseluruhan yang memiliki dampak melewati batas-batas ruang kerja. Jadi perilaku bisnis yang etis bukan hanya bagian dari norma perusahaan ,tetapi juga norma masyarakat secara keseluruhan.

BAGAIMANA MENJALANKAN BISNIS DENGAN ETIKA?
            Impelementasi etika bisnis dalam sebauh perusahaan memang sangat penting, untuk membentuk perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi ini diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategi , struktur organisasi yang baik,sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
            Upaya penegakan etika bisnis bisa dimulai dengan menerapkannya diperusahaan. Pemimpin  perusahaan dapat memulai langkah ini karena mereka jadi panutan bagi krunya. Selain itu , etika bisnis harus dilaksanakan secara transaparan. Dalam operasionalnya, perusahaan mengikuti aturan berbisnis yang diatur oleh tata cara undang-undang. Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sangsi yang tegas dari perusahaan maupun pemerintah.
A.                BENTUK-BENTUK ETIAK BERBISNIS
Etika dalam perusahaan atau organisasi bisnis bisa diimplementasikan melalui budaya perusahaan , tata kelola perusahaan yang baik , manual kode etik perilaku ,serta tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakt.
  1. budaya organisasi
budaya bagi perusahaan sangatlah penting , karena keputusan yang dibuat tanpa memperhatikan budaya bisa berakibat yang tidak bisa diantisipasi. Yang dimaksud budaya organisasi (organization culture) adalah nilai-nilai luhur,norma , standar prilaku yang mempengaruhi individu , grup , dan tim yang berhubungan satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
      Budaya organisasi bisa menjadi warna perusahaan yang harus diaplikasikan pada seluruh anggota organisasi, stakeholder ,dan bahkan masyarakat laus.
  1. good Corporate Governance( GCG)
tata kelola perusahaan Corporate Governance adalah rangkaian peroses ,kebiasaan ,kebijakan ,aturan , dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau koperasi. Pihak-pihak dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham ,manajemen ,dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk kru, pemasok , pelanggan, bank,dan kreditur lain, regulator, lingkungan serta masyarakat luas. GCG merupakan suatu mekanisme dimana stakeholder dari suatu badan usaha melaksanakan pengendalian atau pengurus dan/atau pihak lain didalam perusahaan sedemikian rupa sehingga seluruh kepentingan dapat dilindungi. Dalam hal ini sebenarnya target GCG adalah pengembangan perusahaan agar semakin menguntungkan , semakin rendah resikonya,dan semakin sesuai dengan kebutuhan seluruh pemangku kepentingan.
      Tata kelola yang baik menentukan reputasi perusahaan yang menghindarkan dari kerugian dan biaya yang timbul akibat mengabaikan prinsip tata kelola perusahaan. Menurut mantan Presiden World Bank 1999, James D. Wolfensohn pelaksanaan GCG akan mendukung perkembangan sosial yang bagus.
      Penerapan GCG secara konsisten juga menciptakan nilai atau budaya kerja yang harmonis di antara seluruh direksi, kru maupun semua yang terkait dengan pekerjaan. Secara langsung perusahaan akan menikmati citra (image)  baik. Kalau citarnya dan sentimen pasar yang positiv tercipta dan dikomunikasikan terhadap pemangku kepentingan pasti akan membuat harga saham meningkat bagi perusahaan yang go public. Hasil survei Corporate Govenance Watch tahun 2003 yang dilakukan oleh ACGE, menyimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan GCG akan memperoleh cost of equity yang rendah. Perusahaan yang mengimplementasikan GCG menjadi  incaran calon kru, contohnya hewitt Associates. GCG  dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan dan sejenisnya , contoh: Li& Fung di Hongkong dan IMC pan Asia Allliance di singapura.
      Dalam penerapannya ,GCG mempunyai lima prinsip sebagai berikut. Prinsip transparansi (tranparency)adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan mengungkapkan material dan relevan mengenai perseroan. Prinsip kemandirian (independency) berarti bahwa perseroan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak mana pun, sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku. Prinsip akuntabilitas (accountability) berarti adanya kejelasan fungsi , pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ perseroan sehingga pengelolaan perseroan terlaksana secara efektif. Prinsip pertanggungjawaban (responsibility) merupakan kesesuaian prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan perusahaan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip keadilan(fairness) yaitu kesetaraan di dalam memenuhi  hak-hak para stakeholder bedasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  1. corporate Cade of Conduct ( COC)
manual kode etik perilaku korporat(corporate Cade of Conduct) merupakan dokumen yang berisi filosofi perusahaan dan aturan prilaku yang beretika. Beberapa tujuan dari dibuatnya kode etik tersebut, misalnya untuk menjelaskan filosofi etis dari perusahaan , menyediakan informasi yang berhubungan dengan isu legal dan etika,serta memberikan petunjuk dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah kompleks yang berhubungan dengan etika. Hal yang terpenting adalah untuk memberikan pedoman kepada kru agar berperilaku sesuai etika dan nilai budaya yang dianut oleh perusahaan , profesional , bertanggung jawab, wajar,patut,dan dapat dipercaya baik dalam melakukan hubungan dengan rekan bisnis maupun hubungan dengan rekan kerja.
      Menurut Drucker, adalah penting bahwa sebuah kode etik organisasi memberi defenisi yang jelas dari hubungan fundamental, menggambarkan aturan perilaku yang umum dan universal, fokus pada perilaku yang baik dibandingkan hanya menghindari perbautan yang salah, baik perilaku bahkan niat dan motifnya. Kode tersebut membuat hubungan yang harmonis , konstruktif,dan saling menguntungkan. Hal –hal yang sering disebutkan dalam kode etik perusahaan , misalnya: (1) fundamental dari kebenaran dan kejujuran ; (2) kepercayaan dalam hubungan diantara mitra bisnis; (3) adil dalam setaip transaksi dan dalam hubungannya dengan konsumen ; (4) tanggung jawab kru dalam bekerja; (5) keamanan dalam pengguanaan aset dan sumber daya perusahaan; (6) kualitas dan keamanan produk (7) kesehatan dan keselamatan ditempat kerja ; (8) laporan keuangan ;(9) pembayaran ilegal dan penyuapan sesuai dengan UU anti korupsi; (10) konservasi lingkungan; (11) praktik kru dalam suasana kerja ; dan (12) praktik penjualan dan pemasaran.
  1. corporate Social Resposibilty ( CSR)
CSR atau tanggung jawab sosial dalaam hal ini mengacu kepada kewajiban organisasi untuk melindungi dan memberikan kontribusi kepada masyarakat, terutama kepada pihak yang berkepentingan (stakeholder),lingkungan alam, serta kesejahteraan sosial secara umum. Kesadaran perusahaan bahwa nasib dirinya tergantung juga pada kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar semakin meningkat.
      Michael Porter, lyton Christensen,dan Rosabeth Moss Kanter (ketiganya dari Harvard Busines sschool) telah berhasil membuktikan program-program CSR yang disinergikan dengan strategi perusahaan akan memberikan dampak yang jauh lebih besar kepada masyarakat dan perusahaan itu sendiri. Menrut mereka, hanya dengan menjadikan CSR sebagai bagian dari strategi perusahaan , program-program CSR tersebut bisa langgeng.

SISTEM ETIKA KONTEMPORER VS SISTEM ETIKA ISLAM
Meskipun banyak ahli dari barat berusaha mengembangkan teori serta kode etika bisnis ,mereka belum mampu menyusun kode moral perilaku yang efektif untuk bisnis. Sebagian besar moralitas dan etika merupakan sistem utilitarian dan materialistik. Hal ini mudah dipahami karena konsep sekularisasi dalam kehidupan serta kurangnya sumber petunjuk yang otentik didunia barat. Etika kontemporer sebagaian besar merupakan buatan manusia, yang sifatnya relatif dan situasional serta kurang “legitimate” dukungan otoritas dibelakangnya.
      Ahli manajemen , Harold Koontz mengakui bahwa dibarat ,” tidak ada sumber standar etika. Perspektif barat pada etika bisnis umumnya seperti yang diungkapkan oleh Drucker berikut ini : “ banyak khotbah yang diajarkan pada etika bisnis dan pebisnis. Kebanyakan tidak ada yang bisa dilakukan terkait bisnis serta sedikit saja terkait etika. Hal ini seperti mempekerjakan gadis panggilan untuk menghibur pelanggan, buaknlah masalah etika namun estetika”. Bisa disimpulkan bahwa dunia barat memandang bisnis dan etika merupakan perilaku yang terpisah.
ETIKA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Islam merupakan nilai etika dalam hidup manusia ditempat yang paling tinggi. Pada dasarnya, agama islam diturunkan sebagai kode prilaku moral dan etika bagi kehidupan manusia. Seperti hadis: “aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Terminologi yang paling dekat dengan pengertian etika dalam islam adalah akhlak (bentuk jamaknya khuluq). Akhlak adalah kebiasaan kehendak. Akhlak dalam Alqur’an terdapat dalam ayat berikut:
      “ dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti (akhlak)yang luhur “. (QS .68:4).dan juga (QS.3:159)
      Menurut pandangan islam , etika merupakan pedoman yang digunakan umat islam untuk berprilaku dalam segala aspek kehidupan. Dalam hukum ekonomi islam (muamalat) etika bisnis merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Etika bisnis islami merupakan nilai-nilai etika islam dalam aktivitas bisnis yang telah disajikan dari perspektif Alqur’an dan hadis, yang bertumpu pada enam prinsip ,terdiri atas: kebenaran,kepercayaan, ketulusan ,persaudaraan, pengetahuan dan spiritualitas kedalam dunia bisnis.
    A.            Terminologi Etika dalam Alqur’an
Selain akhlak,terminologi etika dalam Alqur’an ,bisa dihubungakan dengan istilah berikut ini:
1.      khayr (kebaikan)
kata khayr muncul dalam Alqur’an sampai 176 kali dan tidak termasuk kata derevatifnya. Lawan kata dari khayr adalah sharr (keburukan)yang munculnya lebih sedikit, sekitar 31 kali dalam Alqur’an.
2.      birr (kebajikan)
dasar dari konsep ini adalah “kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai”(QS. 3: 92). Jadi, perbedaan antara khayr dan birr,adalah kalau al birri adalah segala sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi orang lain, sedangkan al kahyr adalah seluruh kebaikan.
3.   qist (persamaan)
Qist dalam konteks Al qur’an merujuk pengertian berikut : jalan yang lurus ( QS . 16:9;QS .31 :32) dan pertengahan/golongan pertengahan (QS.35 :32 :QS .5:66).
4.   adl (keseimbangan dan keadilan)
“dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar ,dan timbanglah dengan timbangan yang benar “( QS 17:35;lihat juga QS ,6:152).
  1. haqq( kebenaran)
“dan janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran (haqq) dan kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran , sedang kamu mengetahuinya “(QS .2:42):lihat juga (QS ,86:13)
  1. ma’ruf (yang diperintahkan)
“dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,menyuruh(berbuat) yang ma’ruf  dan mencegah dari yang mungkar. Dan merekalah yang beruntung”(QS,3:104)

Faktor yang Membentuk Etika Individu Perspektif Umum dan Islam
Ada tiga hal yang mempengaruhi terbentuknya etika individu.

  1. interpretasi terhadap hukum
dalam masyarakat sekuler ,interprestasi legal berdasarkan kontemporer dan standar serta nilainya bersifat sementara, sedangkan dalam masyarakat islam niali dan standar yang didasarkan pada prinsip syariah dan kaidah fiqih. Hasil dari perbedaan metode ini sangat laur biasa.
            Contohnya,Abu dzar mengatakan bahwa nabi Muhammad pernah bersabda padanya :”kamu itdak boleh lebih baik dari pada orang yang berkulit hitam ataupun merah, kecuali kamu mengungguli mereka dalam hal keimanan.
  1. faktor organisasi.
Salah satu sukses pengaruh organisasi adalah komitmen dari pimpinan organisasi dalam menjalankan etika. Komitmen ini dapat dikomunikasikan melalui kode etik , kebijakan organisasi ,pidato publikasi ,dan sebagainya
  1. faktor Individu
individu mempengaruhi etika etika melalui:
1.      tahapan perkembangan moral :masa anak-anak sebelum pubertas dan masa dewasa.
2.      kepribadian dan nilai personal:seseorang yang jujur akan berperilaku sangat berbeda dengan orang yang tidak menghargai kepemilikan orang lain.
3.      pengaruh keluarga: pembentukan standar etika seseorang dimulai sejak anak-anak
4.      pengaruh peer (kelompok) : saat anak tumbuh besar dan sekolah maka kelompok atau orang yang berinteraksi dengannya akan mempengaruhi perilaku anak.
5.      pengalaman hidup baik negatif maupun positif , pristiwa yang terjadi akan mempengaruhi hidup seseorang dan menetukan nilai etika yang dimiliki serta pengaruhnya.
6.      faktor situasional: orang bisa berprilaku tidak etis dalam situasi tertentu karena mereka melihat tidak ada jalan keluar.

KEUNIKAN ETIKA ISLAM
Islam memandang etika (akhlak) sebagai cerminan keperayaan Ialam(iman). Etika islam memberi sangsi internal yang kuat suatu otoritas pelaksana dalam menjalankan standar etika. Konsep etika dalam islam tidak utillitarian dan relatif, akan tetapi mutlak dan abadi.
      Dalaam islam ,etika mendominasi ekonomi dan keduanya the ends dan the means dari aktivitas ekonomi harus disahkan/diakui secara islam. Penulis membuat sebuah model etika islam berdasarkan empat aksimo ;tauhid, keadilan ,kebebasan berkehendak, dan tanggung jawab.
      Dalam bukunya yang berjudul towards islamic Foundation of Strategic Business Mnagement,khalifa (2001) menunjukkan dua aksimo: tauhid dan istikahmah. Khalifa (2001) mendukung argumennya dengan ayat suci Alquran dan sunnah sebagai berikut.
      Allah berfirman didalam Alquran ;”sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: tuhan ialah Allah” kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.”(QS.46:13).
      Dalam HR. Muslim dari Abu Amr atau Abu ‘ Amrah Sufyan bin Abdillah Rodialllhu’anhu,aku berkata: wahai Rasulullah salaullahualaihi wassalam ajarkan lah kepadaku dalam (agama)islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain selain engkau., (maka) Rasulullah besabda:ucapkanlah :”aku beriman kepada Allah”, kemudian beristikhomalah dalam ucapan itu “(HR.Muslim hadis No38)
      Khalifa menyimpulkan bahwa keikhlasan karena Allah merupakan hasil dari tauhid yang sebenar-benarnya. Wujud yang paling nyata dari kualitas ini adalah Zuhud. Zuhud bagi orang muslim adalah menjadi tuan bagi dirinya sendiri ,mengontrol dan tidak perbudak oleh hawa nafsu, baik berupa kebutuhan maupun keinginan. Zuhud bermakna bahwa dunia haruslah sejalan dengan akhirat, atau meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat. Dengan demikian , kekayaan dan segala aktivitas ekonomi hanya ditujukan untuk kepentingan akhirat ,yang mana akan memperoleh falah (kesuksesan ,kebahagiaan dan kesejahteraan)dengan mematuhi perintah –perintah dan etika didalam islam. Tauhid dan istikhamah merupakan jalan untuk mencapai falah.

PANDANGAN ALQURAN TENTANG BISNIS
Bisnis dalam pandangan Alquran mempunyai visi misi depan yang tidak semata-mata mencari keuntungan sesaat, melainkan mencari keuntungan yang hakiki;baik berakibat baik pula bagi sesudahnya. Dasarnya adalah QS,9 :111 yang intinya adalah orang yang hanya bertujuan mencari keuntungan semata dalam hidupnya, ditantang oleh Allah dengan tawaran suatu bursa yang tidak mengenal kerugian dan penipuan.
            Pebisnis yang menjalankan usahanya dengan kejujuran dan sesuai dengan perintah Allah akan mendapat reward (pahala) diakhirat nanti. Oleh karena itu aktivitas bisnis merupakan salah satu bentuk ibadah (pengabdian dan kepatuhan terhadap Allah). Bisnis bisa dilakukan setelah melakukan ibadah (salat) dengan tidak mengesampingkan tujuan yang hakiki yaitu keuntungan yang dijanjikan Allah.Manusia didorong untuk bekerja keras termasuk dalam berbisnis, akan tetapi dorongan tersebut diarahkan kepada hal yang lebih besar, memperoleh apa yang berada disisi Allah yaitu keridhoan Allah. Keuntungan berbisnis bukan hanya semata-mata bersifat material tetapi sekaligus bersifat imaterial, bahkan lebih mengutamakan yang bersifat imaterial yaitu kualitas. Bisnis bukan hanya behubungan dengan manusia tetapi juga berhubungan dengan Allah. Dengan demikian ,tidak ada konflik antara bisnis yang fair dengan islam karena etika bisnis dalam Alquran berada dalam kesatuan pandangan dalam hakikat bsinis itu sendiri.

Pedoman bisnis yang beretika Menurut Ibnu Taymiyyah
Imam ibn Taymiyyah dalam kiyab Al Hisbah. Memberikan pedoman bagaimana menentukan cara bisnis yang beretika, antara lain:
    1. sempurna dalam timbangan
    2. hindari penipuan /kecurangan
    3. hindari kontrak bisnis yang tidak sah (ilegal)
    4. kondisi ketidak sempurnaan pasar
    5. hindari penimbunan(iktikar).
Pemegang otoritas diberika hak untuk memaksa pemilik komoditas menjual barangnya dengan harga yang fair dan pantas.

Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Alquran:
  1. melarang bisnisyang dilakukan dengan proses kebatilan( QS.4 :29)  bisnis harus didasari oleh kerelaan dan keterbkaan antara kedua belahpihak dan tanpa ada pihak yang dirugikan
  2. bisnis tidak boleh mengandung unsur riba (QS,2 ;275)
  3. kegaitan bisnis juga memiliki fungsi sosial baik melalui zakat dan sedekah (QS,9 :34). Pengembangan harta tidakakan tewujud kecuali melalui interaksi antarsesama dalam berbagai bentuknya.
  4. melarang pengurangan hak atas suatu barang atau komoditas yang didapat atau diperoses dengan media takaran atau timbangan karena merupakan bentuk kezaliman (QS. 1185) ,sehingga dalam praktik bisnis , timbangan harus disempurnakan (QS,7 :85 ,QS.2:205).
  5. menjunjung tinggi nilai-nilai kesetimbangan baik ekonomi maupun sosial , keselamatan dan kebaikan, serta tidak menyetujui kerusakan dan ketidak adailan.
  6. perilaku bisnis dilarang berbuat zalim (curang)baik bagi dirinya sendiri maupun juga kepada pelaku bisnis yang lain (QS. 7:85,QS,2:205)

kode etik moral dalam islam untuk menentuka apakah sebuah tindakan boleh dilakukan (lawfulness/halal) atau tidak boleh dilakukan (unlawfulness/haram) , bergantung bagaimana kasus itu dilihat dari posisi hukum ketika dihadapkan pada teks (ayat Alquran dan hadis)

PRINSIP DASAR ETIKA DALAM ISALAM DAN PRAKTIKNYA DALAM BISNIS
Terdapat lima prinsip yang mendasari etika Islam:
1.      unity (kesatuan)
merupakan refleksi konsep tauhid yang memadukan seluruh aspek kehidupan ,baik dalam bidang ekonomi, politik ,sosial ,budaya, menjadi keseluruhan yang homogen, konsisten dan teratur
      bentuk praktik dalam etika bisnis,misalnya:
Ø  tidak adanya deskriminasi terhadap kru,penjual ,pembeli,serta mitra kerja lainnya berdasarkan suku,ras,warna kulit,jenis kelamin,bahkan agama (QS.49:13)
Ø  terpaksa atau dipaksa untuk manaati Allah (QS.6.163).
Ø  meninggalkan perbuatan yang tidak beretika seperti menimbun kekayaan serta mendorong setiap individu untuk amanah karena pada hakikatnya kekayaan merupakan amanah Allah(QS.18:46).
2.      equilibrium (keseimbangan)
konsep ini hampir sama dengan konsep adil ,berdimensi horizontal yang berhubungan dengan keseluruhan harmoni pada lama semesta
3.      free will (kebebasan berkehendak)
konsep ini berarti bebas memilih atau bertindak sesuai  etika atau sebaliknya. Ayat Alquran merupakan dasar dari konsep ini adalah “dan katakanlah ( Muahammad) kebenaran itu datnya dari Tuhanmu;barang siapa yang menghendaki (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang menghendaki (kafir) biarlah ia kafir’(Qs.18:29). Jadi ,saat seseorang menjadi muslim , ia harus menyerahkan kehendaknya kepada Allah.
      Aplikasinya dalam bisnis yaitu:
1.   menepati kontrak
2.   dalam sistem ekonomi ,islam menolak konsep laissez faire dan invisible hands.
4.   responsibility(bertanggung jawab)
      Adalah bentuk pertanggungjawaban kepada setiap tindakan. Menurut Sayid Quthb, prinsip pertanggungjawaban islam adalah tanggungjawab yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan raga,antara orang dan keluarga, antara individu dan masyarakat, serta antara masyarakat dengan masyarakat lainnya. Seperti yang dijelaskan dalam QS. 17:15.
            Aplikasi konsep ini dalam bisnis, yaitu:
1.   dalam penghitungan margin keuntungan , niali upah harus sesuai dengan UMR(upah minimum regional) yang secara sosial diterima oleh masyarakat.
2.   economic return bagi pemberi pinjaman modal harus dihitung brdasarkan perolehan keuntungan yang tidak dapat dipastikan jumlahnya dan tidak bisa ditetapkan terlebih dulu seperti sistem bunga konvesional.
3.   islam melarang semua transaksi alegotoris seperti gharar, sistem ijon dan sebagainya.
4.   seseorang yang berbuat tidak etis , tidak boleh menyalahkan tindakan itu karena atmosfir bisnis atau kondisi karena hampir semua orang melakukan tindakan tidak etis serupa.
5.   benvolence (kebenaran)
      Kebenaran dalam konsep ini juga meliputi kebajikan dan kejujuran. Dalam bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat,siakp dan perilaku benar yang meliputi proses transaksi ,proses memperoleh komoditas , proses pengembangan produk,serta proses perolehan keuntungan
            Aplikasinya dalam bisnis menurut Al-Ghazali,yaitu:
      1. memberikan zakat dan sedekah
2. memberikan kelonggaran waktu pada pihak terutang  dan jika perlu  mengurangi beban utangnya.
3. menerima pengambilan barang yang telah dibeli
4. membayar utang sebelum waktu penagihan tiba.
5. adanya sikap kesukarelaan antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi,kerja sama ,atau perjanjian bisnis
6. adanya sikap ramah,toleran baik dalam menjual,membeli dan menagih hutang
7. jujur dalam setiap proses transaksi bisnis (tidak boleh menipu)
8. memenuhi perjanjian atau transaksi bisnis.