Apa
yang dimaksud dengan pertempuran
Menurut
kamus Merriem-Webster, secara bahasa warfare berasal dari dua suku kata, yaitu
warre yang berarti perang dan fare yang berarti perjalanan. Secara istilah,
warfare dapat diartikan suatu operasi militer yang terjadi di antara dua pihak
yang saling bermusuhan. Kams tersebut juga mendefinisikan warfare sebagai
pertempuran di antara entitas-entitas yang saling berkompetensi. Sementara itu,
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan pertempuran sebagai perkelahian yang
hebat, peperangan, atau pun perjuangan. Sedangkan kamus Microsoft Encarta
mendefinisikan pertempuran tidak hanya sebatas peperangan, namun juga mencakup
kompetensi dan persaingan. Dari pengertian-pengertian di tersebut, kita dapat
memahamai bahwa pertempuran adalah perjuangan yang dilakukan oleh beberapa
pihak yang saling berkompetensi untuk memperebutkan suatu hal yag diinginkan
bersama, atau untuk memenangkan tujuan tertentu.
A.
PERTEMPURAN DI ABAD MILINIUM
Suatu Gambaran Umum
Bentuk pertempuran di
dunia global saat ini sudah semakin berkembang. Saat ini, pertempuran tidak
lagi semata-mata berbentuk pertempuran fisik di mana terdapat pengerahan
pasukan, penggunaan senjata-senjata pemusnah, maupun pembunuhan pimpinan musuh.
Meskipun pertempuran seperti ini masih dihadapi oleh saudara-saudara kita di
Pakistan, afganistan, dan Negara-negara yang sedanf konflik lainnya. Namun,
pertempuran yang semakin terlihat di dunia saat ini adalah pertempuran
pemikiran, keungggulan, dan pengaruh terhadap pihak lain.
Tantangan
Pertempuran di Era Global.
Secara
garis besar dalam pertarungan bisnis global, tantangan-tantangan yang dihadapi
organisasi dapat dilihat pada poin-poin berikut ini:
·
Globalisasi
Globalisasi membuat setiap organisasi secara
sukarela maupun terpaksa harus siap untuk menghadapinya. Namun, globalisasi
tidak hanya memengaruhi organisasi yang beroperasi secara internasional.
Globalisasi juga terjadi pada organisasi local yang membeli atau menggunakan
produk atau barang yang dipoduksi di luat negeri, memperkerjakan karyawan
dengan latar belakang yang berbeda, atau bersaing dengan organisasi yang
dimiliki oleh organisasi asing.
Banyak
organisasi yang mmasuki pasar internasional dengan mengekspor produk mereka ke
luar negeri, membangun fasilitas pabrik
di Negara lain, serta memanfaatkan e-commerce untuk memasarkan produknya.
Globalisasi tidak saja bergerak secara terbatas pada sector tertentu dari
ekonomi atau pasar produk. Lebih jauh lagi, pergerakan organisasi multinasional
yang mencoba untuk menguasi pasar local membuat persaingan untuk memperbutkan
manajer local bertalenta menjadi semakin sulit. Ini disebabkan todak
ekuivalennya permintaan dan penawaraan lapangan kerja. Konsekuensinya,
organisasi harus berusaha sekuat tenaga untuk menarik serta menjaga manajer
mereka dari incaran para pesaing.
·
Kebutuhan
terhadap kepemimpinan
Perkembangan dalam tekanan kerja dan globalisasi
menuntut organisasi untuk mengindentifikasi, melatih, dan mengembangkan
karyawan dengan keahlian manajerial. Hal ini dikarenakan karyawan eksklusif,
administrative, serta bagian manajerial lainnya akan menghadapi pergantian
(turnover) terbesar terhadap kematian atau penghentian kerja.
Permasalahan
yang saat ini tengah berkembang adalah banyak organisasi yang tidak memilki
karyawan dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis dalam
perekonomian global. Untuk mengelola bisnis dengan sukses dalam suatu
perekonomian global, manajer harus dapat mengenali diri dan dapat membangun
secara tim internasional, menciptakan praktik manajemen dan pemasaran secara
global, dan berinteraksi serta mengelola karyawan yang berasal dari latar
belakang budaya yang berbeda.
·
Meningkatnya
kebutuha Modal Intektual
Saat ini makin banyak organisasi tertarik dalam
mengembangkan modal intelektual sebagai cara untuk menciptakan keunggulan
terhadap competitor. Sebagai akibatnya, banyak organisasi mencoba untuk menarik,
mengembangkan, dan mempertahankan pekerja yang memiliki pengetahuan (knowledge
workers). Knowledge workers merupakan karyawan yang berkontibusi ke organisasi
bukan melalui pekerjaan manual, tetapi melalui hal-hal yang mereka ketahui
tentang konsumen atau pengetahuan yang khusus. Karyawan tidak bisa hanya
diperintahkan untuk mengerjakan sesuatu tugas tetapi mereka harus saling
berbagi pengetahuan dan berkolaborasi untuk mencari solusi masalah yang
dihadapai bersama. Knowledge workers saat ini memiliki kekuatan daya tawar yang
lebih terhadao organisasi, mereka memiliki kesempatan kerja yang banyak. Lebih
jauh lagi, mereka memilki pilihan untuk meninggalkan organisasi dan membawa
pengetahuan mereka kedapa competitor karena banyaknya permintaan terhadap mereka.
Suatu
lingkungan yang berubah memiliki konsekuesnis bahwa semua kayawan hatus
menerima filosofi dari pembelajaran. Menjadi learning organization praktis
menjadi kebutuab utama, di mana semua eleman organisasi harus menerima budaya
pembelajaran, yang berkelanjutan, menjadikan semua karyawab memperoleh dan
berbagi pengetahuan secara kontinu.
·
Talenta
yang Mumpuni
Pertumbuhan ekonomi akan membuka banyak lapangan
kerja baru yang membutuhkan banyak pekerja baru. Namun, sebagian besar pekerja
diperlukan karena adanya pergantian seperti pergantian yang disebabkan oleh
kematian, ketidakmampuan atau pensiun.
Oleh
karena itu, mempertahankan pegawai yang
bertalenta merupakan bagian yang penting dalam manajemen organisasi. Karyawan
yang bertalenta mencoba untuk mencari tantangan baru dan perkembangan karier.
Apabila organisasi tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka, maka besar
kemungkinan mereka akan mengucapkan selamat tinggal keoada organisasi mereka
dan bergabung bersama dengan competitor.
·
Meningkatnya
Tekanan Akan Kualitas dan Pelayanan terhadap Konsumen.
Organisasi yang berfokus pada konsumen pasti akan
menitikberatkan pada kualitas dan kinerja. Tidak hanya kualitas prosduk dan
jasa yang bebas cacat dan kesalahan saja yang dipentingkan, interaksi dengan
konsumen dan kemampuan untuk menciptkan “pengalaman” berkesan di benak konsumen
juga harus menjadi perhatian.
Total
Quality Management (TQM) adalah suatu usaha organisasi untuk mengembangkan
secara kontubu orang, mesin, dan system menyelesaikan pekerjaan. Nilai dasar
TQM adalah :
o
Metode ddan
proses desain untuk memenuhi kebutuhan dari konsumen.
o
Setiap karyawan
di organisasi meneriam [elatihan dalam kualitas.
o
Kualitas desain
ke produk atau jasa sehinngga errors dapat dicegah untuk terjadi daripada dapat
dideteksi dan dikoreksi.
o
Organisasi
melakukan kerja sama dengan vendors, suppliers, dan konsemen untuk meningkatkan
kualitas dan mengurangi biaya.
o
Manajer mengukur
kemajuan dengan freedback berdasarkan data.
Lebih lanjut, kualitas yang ingin dibentuk dari TQM
itu sendiri sesungguhna tidak memiliki definisi yang universal. Perbedaan utama
pada berbabagi definisi berhubungan mengenai apa yang difokuskannya.
·
Perubahan
Demografis dan Keberagaman Angkatan Kerja
Salah satu tantangan
yang dihadapi organisasi adalah adanya peningkatan keberagaman angkatan kerja.
Melalui keberagaman ini, sulit ditemui kru yang memiliki bobot kinerja yang
sama. Penelitian menyarankan bahwa untuk memaksimalkan komitmen dan motivasi
karyawan terhadap tujuan organisasi, karyawan harus diberi kesempatan untuk
mengembangkan keahliannya, memenuhi keinginannya, dan menyemimbangkan pekerjaan
dengan aktivitas kehidupan lainnya.
·
Perkembangan
Teknologi
Teknologi telah mengubah cara kita bermain,
berkomunikasi, merencanakan hidup, dan di mana kita bekerja, kita dapat
mengerjakan pekerjaan di rumah dengan menggunakan personal computer yang kecil
tetapi berfungsi secara maksimal.
Perkembangan
teknologi juga telah banyak membantu organisasi dalam menjalankan kegitan
operasionalnya. Teknologi, misalnya memungkinkan rapat, diskusi, maupaun
pelatihan dilakukan di mana saja kapan saja dengan fasiltas teleconference.
Internet dan web memungkinkan para karywan untuk mengirim dan menerima
informasi. Internet member karyawan akses instan ke para ahli, di mana mereka
dapat berkomunikasi dengan newsgroup.
Melalui
tekonologi, informasi yang dibutuhkan untuk meningatkan custumor sevice dan
kualitas produk menjadi lebih mudah untuk diaksses oleh karyawan. Ini berarti
bahwa para karywan diharapkan untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk
memuaskan konsumen dan bagaimana cara mereka melakukan pekerjaannya.
B.
PERTEMPURAN
DALAM DUNIA BISNIS
Tantangan –tantangan di
atas semakin memberi keyakinan bahwa petempuran di era global ini semakin
sengit lagi. berbicara mengenai pertempuran dalam dunia bisnis bisa diibaratkan
menembakkan peluru ke target yang terus bergerak. Saat satu dibahas, akan muncul
lima, delapan, atau lebih banyak lagi hal yang perlu dibahas. Ini disebabkan
pergerakan pola pertempuran dalam dunia bisnis yang berubah dengan luar biasa
cepatnya. Terlebih dengan kemajuan teknologi dan peningkatan pengerahuan yang
berkembang secara eksponensial, yang menurut Thomas Friedman mambuat “bumi ini
datar” melalui globalisasi.
Lebih
jauh lagi, fenomena ini berdampak pada berubahnya berbagai macam bentuk aturan
kerja tradisional, bermunculannya banyak pesaing baru yang sebelumnya sama
sekali tidak terlihat namun tiba-tiba menyerang dengan serta-merta, serta
bergeraknya invasi organisasi multinasional ke ranah local. Sekarang ini adalah
era di mana dunia selalu rusak oleh ide-ide lama menapaki kemapananya. Saat
inilah dunia tak pernah mencapai keseimbangannya karena selalu ada interupsi,
selalu ada hal baru yang membuat keseimbangan itu tidak akan terjadi lagi.
Kecepatan
perubahan dan kemelut pertempuran dalam dunia bisnis tersebut lebih menengaskan
aturan main bahwa hanya mereka yang sigap dan cerdas menanggapi perubhanlah
yang akan memenangkan pertempuran. Di masa ini, telah terbantalah perspektif
bahwa strategi diferesniasi dan keunggulan biaya adalah dua sisi mata uang.
Pertempuran
sengit di bidang telekomunikasi di Indonesia, dengan pemain seperti Telkomsel,
Indosat, Excelcomindo, Bakrie Telcom, Mobile-8, dan lain-lain sangat menarik
untuk damati.
Tidak
hanya dalam hal strategi bisnis, target pemasaran produk maupun jasa
organisasi-organisasi binis pu telah banyak bergeser. Sebelum era ini, banyak
organanisasi binsis yang memfokuskan pemasaran produk berkualitas dan
terkustomisasi pad pasar menengah ke atas untuk mendapatkan margin keuntungan
yang besar ( namun sering kali hanya sesaat).
Kembali
ke Inti Pertempuran
Bagaimana
organisasi-organisasi bisnis bersiap menghdapi tantangan-tantangan yang semakin
memuncak tadi? marilah kita kembali merenungkan kandungan firman Allah swt
berikut ini :
“sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar
berada dalam kenikmatan yang besar ( surge), mereka (duduk) di atas dipan-dipan
sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup
mareka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murniyang
dilak(tempatntya), laknya adalah kesturi, dan untuk yang demikia itu hendaknya
orang berlomba-lomba.” ( QS.83: 22-26)
Ayat
di atas membawa kita pada suatu perenungan bahwa Islam mengajak umatnya untuk
berlomba-lomba, berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Suatu keniscayaan
bahwa manusia siapa pun ia, apa pun pekerjaanya, berapa pun usianya ingin
selalu menjadi lebih baik dari orang lain dan berada pada posisi yang lebih
baik dari orang lain dan berada pada posisi yang lebih tinggi dalam
kehidupannya.
Ada
bebarapa hal inti yang dipesankan Allah swt. Melalui ayat ini yaitu bahwa the
ultimate winning, kemenangan yng paling utama, adalah surga. Menurut Ibnu
Katsir, pesan senada diturunkan Allah swt, dalam dua ya lainnya yaitu QS. 5:119
dan QS. 37:60-61.
“ini
adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.
Bagi mereka surge yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di
dalam selama-lamanya, Allah rida terhadap-Nya. (QS.5:119)
“sesunggunya
ini benar-benar kemenangan yang besar. Untuk kemenagan serupa ini hendaklag
berusaha oranf-orang yang bekerja”. (QS.37:60-61)
Kedua
ayat ini menunjukkan bahwa keberuntungan dan kemenangan yang besar adalah
dengan meraih surge Allah swt. Manusia memang diperintahkan untuk
berlomba-lomba untuk meraih penghargaan itu.
Rasullah
saw. Pun mengingtakan bahaya kebinasaanla yang akan terjadi bila manusia
bersedia untuk menjalankan segala cara dalam berlomba-lomba tersebut. Sabda
beliau:
“bukann;ah kefakiran yang sangat aku khawatirkan
terjadi pada kalian, tetapi aku sangat khawatir jika (kemeahan,kesenangan)
dunia dibentangkan luas atas kalian, kemudian karenya kalian berlomba-lomba
untuk meraihnya sebgaimana yang pernah terjadi pada orang-orang sebelum kalian.
Maka akhirnya kalian binasa seperti mereka juga binaa karenanya” (H.R. Bukhari
dan Muslim)
Dengan
demikan, jelaslah sudah bahwa jatunya kehormatan manusia-manusia yang
sebelumnya “berwibawa” dengan jabatannya disebabkan oleh korupsi, suap, maupun
skandal yang jauh dari etika yang mereka jalankan.
SOLUSI THE CELESTIAL MANAGEMENT
Dalam
kontek celestial management, pertempuran global sejatinya dapat dimenangkan
oleh organisasi mana pun yang memilki kemam[uan MIKR. MIKR di sini berarti
lebih luas daripada kata mikir dalam bahasa Jawa yang bararti befikir. MIKR di
dalam celestial management marupakan akronim dari empat sifat, yaitu Militan,
intelek, Kompetitif, dan Regeneratif. Keempat sifat inilah yang merupakan hal
lanjutan yang harus disiapkan oleh suatu komunitas yag di dalamnya terdapat
individu-individu yang telah mengamalkan ZIKR dan telah berkumpul dalam
otganisasi yang telah melakukan sharing PIKR.