Music

Thursday, 1 November 2012

ORGANISASI SEBAGAI TEMPAT BERKUMPUL DAN BERBAGI KEPERCAYAAN



            Berdasarkan pengalaman Southwest Airlines (SWA), menunjukkan bahwa sebuah perusahaan harusnya menjadi tempat berkumpulnya kesejahteraan dan berkelimpahan bagi pegawainya. Ini berarti tempat kerja jika berlandaskan filosofi yang benar serta dikelola dengan baik pula, seharusnya tidak hanya menjadi sumber penghidupan ‘materi’ bagi pekerjanya, melainkan juga sebagai sumber kebahagiaan di mana mereka bisa menunjukkan sisi humanitas dan spiritualitas mereka. Pada akhirnya, perusahaan juga akan mendapat keuntungan yang banyak, baik bersifat keuntungan materi maupun non-materi seperti loyalitas pekerja terhadap perusahaan.
A.    Apa yang dimaksud dengan kekayaan (wealth)?
Pada umumnya kekayaan diidentikkan dengan harta benda yang bersifat materi saja. Namun lebih jauh lagi kekayaan ialah sesuatu yang dapat dimiliki serta dinikmati baik bersifat materi maupun non materi. Ilmu ekonomi konvensional mengartikan kekayaan adalah keseluruhan nilai dari asset riil dan aset keuangan.
            Dalam perspektif islam, kekayaan diartikan sebagai anugrah yang berlimpah dari Allah (Q.S.Al-baqarah:29, Hud:6). Ini berarti bahwa segala pemberian-Nya merupakan kekayaan. Hal yangpaling jelas ialah kekayaan fisik (harta benda) serta segala apa yang ada di bumi seperti : air, tanah, bebatuan, mineral, pohon, dll.
            Kekayaan-kekayaan non-fisik sesugguhnya lebih banyak dikaruniakan Allah kepada manusia, seperti: melihat, mencium, mendengar, kesehatan, dan lainnya yang pada dasarnya telah diberikan Allah.
            Konsep seperti ini juga diyakini oleh sebagian kecil ahli ekonomi konvensional. Roger dan McWilliam dalam bukunya mengatakan bahwa kekayaan tidak hanya mencakup material saja melainkan juga kesehatan, kepedulian, kebahagian, keberlimpahan, kesejahteraan, peluang, kesenangan, dan keseimbangan. Judy McKenna, konsultan manajemen Colorado State juga mengatakan hal yang serupa..
            Dari uraian diatas jelaslah bahwa kekayaan tidak hanya mencakup material (fisik) saja, melainkan kekayaan-kekayaan non-materi sebenarnya lebih banyak yang digunakan manusia.

B.     Hubungan kekayaan dengan maslahah
            Dalam islam, kekayaan pada dasarnya merupakan salah satu unsur pemenuhan kebutuhan hidup yang berdasarkan maslahah. Jika dikaitkan dengan kekayaan, maslahah dapat diartikan sebagai kepemilikan dan kekuatan barang/jasa yang mengandung elemen-elemen dasar dan tujuan kehidupan umat manusia di dunia serta perolehan pahala untuk kehidupan akhirat. Oleh sebab itu, semua barang dan jasa yang memiliki maslahah dapat digolongkan sebagai kebutuhan manusia.
            Imam Shatibi membedakan maslahah menjadi tiga :
·         Esensial (daruriyah)
Merupakan komponen wajib dan menjadi kebutuhan pokok manusia
·         Pelengkap (hajiyyah)
Sesuatu yang melengkapi hal-hal esensial (daruriyah) yang jika ditinggalkan akan memberikan kesukaran pada hidup manusia.
·         Penyempurna (tahsiniyah)
Pada umumnya merupakan hal-hal yamg mengandung nilai estetika yang baik sehingga dapat menyempurnakan dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Dari ketiga kebutuhan pokok ini, pemeliharaan dharury merupakan prioritas. Sementara hajiyyi boleh ditinggalkan apabila memeliharanya dapat merusak hukum dharury, dan tahsiny boleh ditinggalkan apabila merusaknya dapat merusak hukum dharury dan hajiyyi.

C.     Mencari kekayaan menurut islam
            Dalam perspektif islam, mencari kekayaan tidak hanya diperlukan, namun lebih jauh lagi dianggap sebagai sebuah kewajiban. Dalam mencari dan mengumpulkan kekayaan, islam memberikan pedoman yang jelas :
Ø  Bekerja merupakan dari kewajiban agama yang menunjukkan ketaatan dan rasa syukur manusia kepada Allah swt sebagai Maha Pemberi Kekayaan. Allah berfirman :

ôs)s9ur öNà6»¨Z©3tB Îû ÇÚöF{$# $uZù=yèy_ur öNä3s9 $pkŽÏù |·ÍŠ»yètB 3 WxÎ=s% $¨B tbrãä3ô±s? ÇÊÉÈ  
10. Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

Ø  Bekerja harus dengan penuh kesungguhan. Allah swt berfirman :

br&ur }§øŠ©9 Ç`»|¡SM~Ï9 žwÎ) $tB 4Ótëy ÇÌÒÈ  
39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,

Ø  Bekerja merupakan sumber rezeki yang halal dan memberi keberkahan. Selain merupakan kewajiban untuk bekerja, islam melarang mencari kekayaan dengan cara-cara yang tidak halal seperti menipu, merampok, mencuri dan lainnya. Mendapatkan kekayaan dengan cara tersebut tidak akan mendatangkan keberkahan melainkan sumber dosa bagi seseorang.
Ø  Bekerja menunjukkan harga diri manusia. Islam menekankan pentingnya harga diri dan nilai-nilai pribadi seseorang. Harga diri yang paling dasar ialah bekerja keras untuk mengidupi dirinya serta keluarganya. Rasulullah menegaskan “Tidak ada makanan yang lebih baik untuk dimakan seseorang daripada (makanan) yang dihasilkannya (bekerja keras dengannya) tangannya sendiri (HR. Bukhari)”. Islam juga melarang meminta-minta sebagai sumber penghidupan dan menganjurkan untuk bekerja.
Ø  Bekerja merupakan tindakan memberi manfaat kepada masyarakat. Islam memandang manusia sebagai mahlik sosial. Oleh sebab itu bekerja dengan baik dan jujur merupakan sebuah kebaikan yang akan menjaga harmoni saling ketergantungan tersebut.

D.    Elemen apa sajakah yang terkait dengan kekayaan?
            Dalam pengelolaan organisasi , perspektif yang berbeda mengenai kekayaan akan  mempengaruhi elemen-elemen yang terkait dengan pencarian kekayaan. Lebih jauh lagi hal ini dapat ditinjau dari sudut corporate governance.
            Pandangan islam mengenai tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) ini disimpulkan bahwa terdapat lima stakeholder utana dalam sebuah organisasi yang tediri dari kru (crew), pemodal (capital provider), konsumen (consumer), komunitas (communities), control pemerintah (control of government) dengan Sang Maha Pencipta , Allah swt (creator) sebagai stakeholder utamanya. Dalam prinsip-prinsip islam, hak dan kewajiban para stakeholder dijelaskan dan dipandu oleh syariah. Dengan demikian disimpulkan bahwa islam berusaha untuk mengharmonisasikan kepentingan semua elemen yang terkait dengan didasarkan pada moral dan etika islam.

E.     Pencarian kekayaan dan pengelolan organisasi
            Berdasarkan pengalaman southwest Airlines di bagian pertama telah terlihat bahwa pandangan dan cara-cara perusahaan untuk memperoleh profit sangat memengaruhi jalannya perusahaan. SWA telah menunjukkan pentingnya menjadikan kru sebagai keluarga dan stakeholder utama dalam organisasi. Perusahaan juga menempatkan kepuasan konsumen sebagai salah satu tujuan utama mereka.