Music

Sunday 4 December 2016

CRITICAL JOURNAL REPORT MODEL MANAJEMEN INFORMASI UNTUK MEWUJUDKAN KONSEP CONNECTED DI PEMDA DIY

BAB 1
PENDAHULUAN

A.      Pengantar
Dalam sistem demokrasi, pemerintah mempunyai peran besar dalam memajukan negara dan bangsa. Untuk itu perlu melakukan sesuatu yang efektif dan efesien guna menjawab permasalahan dalam sistem pemerintahan. Dengan demikian, tata kelola pemerintah untuk membangun kesamaan visi dan misi serta koordinasi internal yang kuat dan terencana, dibentuklah sistem manajemen informasi dalam tubuh pemerintah.
Pembangunan sebuah negara bergantung pada sumber daya manusianya yang berkecimpung di struktur pemerintah. Apalagi proses pembangunan itu disusun sedemikian rupa untuk mengelola dan memanfaatkan teknologi informasi. Dari sisi lain, pelayanan publik memerlukan proses kebijakan yang terintegrasi dari satu bidang dengan bidang yang lain, maka dibentuklah model manajemen informasi untuk mewujudkan konsep Connected Government khususnya di Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pengembangan teknologi dewasa ini cukup menjanjikan bagi pemerintah untuk digunakan sebagai sarana efektif dalam mengatur arus informasi. Dengan upaya ini, sebuah sistem pemerintahan akan mampu berkembang dan cepat berproses untuk melaksanakan program kerja dan pelayanan publik. Tanpa disadari atau tidak, kebutuhan masyarakat tentang aparatur negara yang humanis dan peduli menuntut keterlibatan yang mendalam juga dalam konteks pemecahan masalah-masalah yang tengah dihadapi masyarakat.
Menyikapi konsep pemerintahan yang sistematis dan terorganisir dengan baik, maka hal tersebut mengacu pada pengembangan e-government. Sebab dalam komunikasi pembangunan khususnya bidang pemerintahan akan sangat diperlukan suatu metode untuk menyebarluaskan informasi maupun menyerap informasi. Pengetahuan pemerintah dalam mengelola daerah melalui pendekatan nilai-nilai kontemporer dan aspek teknologi informasi.
Berdasarkan perintah dari kepala dinas Kominfo DIY dirumuskanlah komponen dan langkah yang akan dituju guna memahami aspek pemerataan informasi dan komunikasi serta juga keamanan informasi dalam sudut pandang kerangka manajemennya. Seperti kita ketahui bahwa aktivitas manajemen data di pemerintah masih terbilang minim, ditambah lagi belum adanya manajemen dokumen dan file secara terpadu juga pemahaman seputar fungsi data dan dokumen masih lemah sehingga menuntut pelaku pembangunan (pemerintah) agar serius untuk menangani persoalan arus informasi dan dokumentasi yang menyiapkan untuk masa depan pemerintahan yang lebih baik.

B.       Ringkasan artikel/hasil penelitian
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa manajemen informasi Pemda DIY saat ini belum menunjukkan pengelolaan yang mengacu pada sebuah kerangka manajemen informasi, tetapi masih bersifat sektoral. Kontribusi penelitian ini adalah urgensi GCIO (Government Chief Information Officer) dan unit khusus manajemen informasi bagi pengelolaan informasi sektor publik.
Manajemen sumber daya informasi adalah pendekatan yang komprehensif untuk perencanaan, pengorganisasian pemantauan, dan pengendalian sumber daya orang, pendanaan, teknologi, dan aktivitas memeroleh, menyimpan, mengolah dan mendistribusikan data untuk memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan.[1]
Pemda DIY dipilih sebagai objek penelitian sebab sudah memiliki keberpihakan terhadap pengelolaan informasi secara terdigitalisasi dengan diaturnya pengembangan dan pengelolaan informasi elektronik. Selain itu, pemda DIY juga mencanangkan konsep Jogja Cyber Province sebagai model provinsi yang melakukan transformasi layanan menuju connected government berorientasi pada citizen centricity dengan berbasis bisnis, informasi dan pengetahuan dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai akselerator.
Dalam praktiknya, perubahan orientasi dalam manajemen informasi salah satunya melakukan pengembangan portal dari semula yang bersifat government centric menjadi portal dengan pendekatan citizen centric. Citizen centric merupakan pendekatan pengembangan sebuah layanan pemerintah berdasarkan sudut pandang masyarakat.[2]
Pembangunan konsep manajemen informasi di Pemda DIY dipengaruhi oleh Inpres 3 / 2003 yang melahirkan Jogja Cyber Province dan Digital Government Service dan kewajiban untuk memenuhi freedom of information yang diatur UU No.14 Tahun 2008 dengan diikuti oleh Peraturan Gubernur (Pergub) DIY nomor 30 tahun 2013 tentang manajemen informasi dan dokumentasi. Kedua hal diatas menunjukkan bahwa manajemen informasi di Pemda DIY telah didukung dengan teknologi digital dan mempunyai struktur manajemen informasi secara formal.
Dengan demikian, pokok masalah yang telah diteliti adalah “Bagaimanakah model Manajemen Informasi untuk mewujudkan konsep Connected Government yang efektif di Pemda DIY?”

























BAB 2
PEMBAHASAN

A.      Keunggulan Penelitian
1.    Kegayutan antar elemen
Setiap tulisan yang disertakan dalam penelitian mempunyai karakter tulisan yang mumpuni dalam mengkomunikan pemahamannya kepada masyarakat awam. Secara rinci Agung Harimurti, Achmad Djunaedi dan Wahyudi Kumorotomo melanjutkan pembicaraan teknologi informasi menjadi lebih menarik.
2.    Originalitas temuan
Setiap teori dan konsep yang dipakai dalam penelitian menjelaskan bahwa ide dan gagasan para peneliti yang begitu cemerlang juga mengadopsi pemikiran maju untuk menyelamatkan masyarakat dari buta informasi sehingga tidak diragukan lagi tentang keorisinilan temuannya.
Dalam strategi baru komunikasi pembangunan, jenis media alternatif diperlukan untuk mengomunikasikan suatu ide, gagasan, atau inovasi pembangunan.[3]
3.    Kemutakhiran masalah
Hal ini menjadi problematika akut di hampir seluruh daerah pemerintahan, termasuk di kota-kota besar seperti Yogyakarta. Untuk itu, pokok permasalahan yang diangkat memberitahu kita bahwa pentingnya mengelola saluran informasi dan penjagaan informasi itu sendiri.
4.    Kohesi dan koherensi isi penelitian
Diawal penulisan, peneliti telah menjelaskan tentang kenapa ia memilih Yogyakarta sebagai objek penelitiannya, diakhir tulisannya pun bercerita tentang konsep manajemen informasi yang ternyata dikelola secara independen. Secara rinci peneliti meletakkan 17 judul secara sistematis dan matang hingga mencantumkan kontribusi dan implikasi dari penelitian ini sehingga koheren dengan persoalan yang diangkat.
B.       Kelemahan Penelitian
1.    Kegayutan antar elemen
Tiap elemen informasi yang dikemukakan membuat pembaca menjadi bingung dengan istilah-istilah baru dalam sistem informasi, dan juga pengelompokan aspek sangat bervariasi.
2.    Originalitas temuan
Penelitian sering diteliti oleh orang lain, sehingga mempunyai kecenderungan untuk mengadopsi beberapa gagasan dari pakar informasi dan teknologi.
3.    Kemutakhiran masalah
Masalah ini masih terbilang cukup muda untuk diangkat kepermukaan, karena dalam melayani masyarkat dalam pembuataan Kartu Tanda Penduduk pun masih belum sempurna, namun mengutamakan pengelolaan informasi.
4.    Kohesi dan koherensi isi penelitian
Pemborosan teori dalam isi penelitian adalah bukti konkret tidak adanya arah tujuan yang jelas dalam menyikapi model manajemen informasi di dalam pemerintah.
C.      Implikasi terhadap:
1.    Teori/Konsep
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode SSM. Sementara teknik pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara, observasi dan FGD (Focus Group Discussion). Implikasi dalam teori khususnya komunikasi pembangunan sangat berpengaruh sebab mengambil dari teori manajemen informasi, konsep connected government, pemodelan konseptual dan model manajemen informasi sehingga melahirkan pemahaman baru tentang ide pembangunan yang dipelopori oleh teknologi.
2.    Program pembangunan di Indonesia
Setiap pemerintah daerah dituntut untuk maju dan terbuka dalam bidang informasi serta pelayanan publik. Untuk itu, jika persoalan ini dipecahkan dalam mengatur keran informasi, maka sangat berguna bagi pembangunan daerah di seluruh Indonesia. Hal kecil saja misalnya, informasi yang sering ingin dicapai adalah tempat wisata, makanan khas, daerah-daerah yang unik, dan bahasa dari daerah tersebut. Sistem informasi yang terintegrasi akan memudahkan masyarakat maupun warga negara asing untuk mengetahui maupun berinvestasi di daerah tersebut yang bertujuan untuk pembangunan.
3.    Analisis mahasiswa (posisi kritis mahasiswa)
Tulisan ini meyakinkan penulis akan kemajuan teknologi hari ini, walaupun masih ada catatan khusus yang ingin penulis ungkapkan, diantaranya : Pertama, masih banyak pegawai pemerintahan khususnya daerah terpencil yang belum cerdas menggunakan teknologi, sehingga terlalu cepat jika peneliti membicarakan konsep manajemen informasi yang seharusnya melatih para pegawai untuk ahli dan terbiasa dalam pemanfaatan teknologi. Kedua, wujud penelitian ini menekankan pentingnya pengelolaan keran informasi sebagai sarana pelayanan publik, namun tidak menyebutkan peralatan yang dipakai untuk menuju kesana. Ketiga, dalam dokumentasi file pemerintah peneliti tidak membahasnya secara tajam sehingga hanya terfokus pada aspek teknologinya saja.















BAB 3
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pemahaman mengenai pemanfaatan informasi bersifat e-government sangat penting untuk dikaji dewasa ini, jangan sampai orang asing lebih tahu mengenai daerah kita dari pada kita sendiri.
Kesulitan untuk mengakses informasi dalam tubuh pemerintah menjadi bukti kurangnya transparansi kepada masyarakat, sehingga butuh kerja keras untuk memperoleh informasi dari aparatur negara. Selain itu, pengurusan e-KTP, pendataan penduduk, perizinan usaha, pemungutan pajak, pengalokasian anggaran daerah masih menjadi masalah tersendiri diberbagai daerah, sekalipun pada daerah yang maju seperti Yogyakarta.
B.       Saran
Dalam menentukan tema, sebaiknya peneliti menggunakan dasar pemikiran yang utuh tentang pembangunan daerah, terlebih pada pengguna informasi tersebut. Sebelum dilanjutkan penelitian Connected Government, ada baiknya diperkaya dengan pengguna teknologi yang terampil dan ahli agar pengelolaan informasi yang tepat sasaran serta efektif.













DAFTAR PUSTAKA

Lewis, B.R. Snyder, C.A. & Rainer, R.K. “An empirical assesment of the
information resource management contruct. Journal of management
information system”. 1995
Egaravanda Sayuri, “Tranformasi Pelayanan Publik Melalui Portal Pemerintah
Daerah dengan Pendekatan Citizen Centric. Thesis”, 2009.
Sumadi Dilla, “Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu”, (Simbiosa
Rekatama Media : Bandung, 2007)




[1] Lewis, B.R. Snyder, C.A. & Rainer, R.K. “An empirical assesment of the information resource management contruct. Journal of management information system”. 1995, hlm. 31
[2] Egaravanda Sayuri, “Tranformasi Pelayanan Publik Melalui Portal Pemerintah Daerah dengan Pendekatan Citizen Centric. Thesis”, 2009. hlm. 23
[3] Sumadi Dilla, “Komunikasi Pembangunan Pendekatan Terpadu”, (Simbiosa Rekatama Media : Bandung, 2007), hlm. 135

0 komentar:

Post a Comment