Oleh: Syafiqah Allathifah Husna RM
Keaktifan masyarakat di indonesia dalam penggunaan e-commerce semakin meningkat. Dikutip dari tribunnews.com, pada 2021 ini indonesia menjadi negara dengan persentase pengguna e-commerce tertinggi di dunia. Ketika semua yang ingin dicari bisa di temukan mulai dari pakaian, buku, makanan, dan barang-barang yang berguna sampai yang tidak pernah terpikirkan untuk barang tersebut pun ada dan bisa di temukan. Termasuk makanan import, berbeda negara bisa dilalui dengan mudah dengan adanya e-commerce. Namun, ada hal yang tidak banyak orang sadari adalah kehalalan produk makanan ringan impor. Hal ini menyebabkan orang-orang semakin jauh kepeduliannya dengan halal atau tidaknya makanan yang dikonsumsi
Beberapa orang menyukai produk import
termasuk makanan ringannya. Untuk sebagian orang, label halal tidaklah begitu
penting. Mereka akan memakan apa yang ingin mereka makan tanpa peduli label
halal. Berbeda dengan seseorang yang paham dan taat pada agama yang dianutnya,
untuk orang islam makanan halal menjadi kewajiban ketika ingin mengkonsumsi
sesuatu. Mereka akan sangat hati-hati untuk memilih makanan.
Halal sendiri cukup dalam makna dan hakikatnya.
Halal bukan hanya dari komposisinya, halal juga dilihat dari bagaimana makanan
itu dibuat. Seperti ayam contohnya, walau ayam sendiri menjadi jenis daging
yang halal dikonsumsi. Namun, ayam juga perlu dilihat bagaimana proses
pemotongannya. Seperti yang kita ketahui, islam mengajarkan umatnya untuk
selalu menyembelih dengan menyebut nama Allah, hal ini juga mempengaruhi
kehalalan ayam yang diolah. Terlepas dari itu, ketika ada keinginan dalam
mengkonsumsi makanan ringan import, sebaiknya kita cek beberapa hal terlebih
dahulu sebelum mengkonsumsi.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:
·
Perhatikan kandungan yang ada pada makanan
Beberapa makanan ringan import mengandung
hal-hal yang dilarang seperti pork atau alkohol. Dan jenis sesuatu yang
dilarang lainnya.
·
Cek tanggal kadaluarsa
Biasanya pengiriman yang dari indonesia
mereka sudah memliki stok produk yang mungkin saja mendekati tanggal
kadaluarsa, dan hal ini menjadi penting untuk diperhatikan.
·
Kenali produsen makanan
Tidak semua produsen makanan import berasal
dari luar negeri. Ada beberapa makanan yang menggunakan lisensi untuk
mendistribusikan makanan import ke indonesia.
Mempraktikan hal-hal tersebut tidaklah
sulit, namun alangkah baiknya ketika kita tidak mengkonsumsi hal yang masih
belum jelas kehalalannya. Berbeda dengan
snack import, semisal kita diharuskan untuk mengkonsumsi produk import seperti
obat yang belum ada di indonesia kita bisa memperhatikan kandungan yang
terdapat pada obat tersebut.
Namun, makanan impor bukan berarti tidaklah
sehat dan berbahaya, hanya saja sebagai orang yang beragama muslim kita sangat
memprioritaskan kehalalan makanan yang akan dikonsumsi. Lain halnya dengan
makanan ringan yang ada di indonesia, meski kita tetap harus memperhatikan
kandungan dan label halalnya, beberapa makanan ringan sudah di sesuaikan dengan
masyarakat indonesia yang mayoritasnya adalah umat islam. Ketika kita
mengkonsumsi makanan yang tidak halal atau mengandung bahan-bahan yang
diharamkan, kan berpengaruh keseluruh diri kita. Seperti lalai dengan ibadah,
akhlak yang tidak baik, dan sifat-sifat buruk yang harus kita hindari. Terakhir
arti sebuah ayat dalam Al Quran yang artinya:
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,
darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah,
yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang
disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam
(anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang
kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu
takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku
sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah
Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar,
bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.” (QS. Al
Maidah:03)
0 komentar:
Post a Comment